"Terkadang lucu ketika mengetahui dunia sesempit itu"
"Pergi"Setidaknya itu adalah satu kata yang keluar dari mulut Alina setelah Edgar berkunjung ke rumahnya. Kata itu mampu membuat Edgar bergeming diam. Alih – alih pergi, Edgar malah diam di situ. Mematung, menatap Alina lekat – lekat.
"Gue bilang pergi!"Bentak Alina lagi. Tapi, sama, Edgar masih diam menatap Alina dengan tatapan yang entah artinya apa.
Bukan, bukan ini yang Alina mau. Bukan meminta Edgar pergi, tetapi Alina ingin Edgar memeluknya, sama seperti semalam. Dia ingin Edgar memberikan kekuatan untuknya melalui pelukan itu. Tapi, Alina rasa Edgar sudah terlalu jauh. Dia tidak mau Edgar semakin mengenal sisi kelamnya. Dia mau .. terlihat sempurna di mata Edgar. Sama hal nya seperti Zoe, dan mantan – mantan Edgar yang kelihata begitu 'sangat baik – baik saja'.
"Oma lagi sakit, lo ngga mau jenguk dia?"Setelah berpikir panjang, Edgar menemukan cara yang ia pikir mungkin dapat meluluhkan Alina.
Tapi, Alina mengernyitkan alisnya. Tidak mengerti apa maksud Edgar tentang oma. Oma siapa? Batin Alina.
"Eh, lupa. Sorry, maksudnya umm .. itu .. Nenek Arla, yang tinggal dekat dari sini. Lo kenal dia kan?"Tanya Edgar.
"Oma Arla sakit?!"Alina terbelak. Wanita itu adalah orang yang baik, Alina menganggap dia seperti neneknya sendiri. Sudah lama dia tidak berkunjung, jadi, tentu dia tidak mengetahui hal ini.
Tapi, rasa penasaran masih meggelayut di hati nya mengapa Edgar kenal dengan Oma Arla. Tanpa memperdulikannya, ia berjalan bersama Edgar secepat kilat menuju rumah Oma Arla.
Sesuai dengan dugaan Edgar, perempuan itu luluh juga jika mengenai oma nya. Senyum Edgar mengembang tipis, puas dengan hal yang dia lakukan barusan. Tapi, dari gerak – gerik Alina, Edgar memperhatikan bahwa Alina sangat khawatir, dia terlihat sangat gelisah dan berjalan dengan cepat.
Apa jadinya dia jika Alina mengetahui sebenarnya Oma Arla sudah baik – baik saja? Mungkin dia akan di seret Alina lalu diceburkan ke kolam di taman komplek. Edgar cekikikan membayangkannya.
"Oma .. oma Arla .."Alina mengetuk pintu rumah oma sambil memanggil namanya.
"Masuk aja, ngga usah di ketuk"Edgar langsung membuka pintu rumah oma dan melangkah masuk. Dia lupa bahwa Alina belum mengetahui dirinya adalah cucu oma Arla.
"Heh! Lo enak aja main masuk ke rumah orang!"Samar – samar Edgar mendengar perkataan Alina dan dengan cepat lengan baju nya di tarik oleh Alina menuju keluar lagi.
"Al ... Lo kenapa?"Edgar memberikan jeda dalam perkataanya. Masih bingung dengan kelakuan Alina. Oh, Edgar yang bodoh.
"Ketuk dulu lah rumah nya! Ngga sopan lo!"Alina memarahi Edgar. Namun, seperdetik kemudian Edgar langsung tertawa pelan membuat Alina semakin bingung.
"Masuk aja. Gue ceritain nanti"Edgar menarik tangan Alina dengan lembut dan memasuki rumah. Sungguh, Edgar adalah orang yang aneh bagi Alina sekarang.
"Mile, oma mana?"Tanya Edgar sambil masih memegang tangan Alina saat bertemu dengan Mile di ruang TV
"Lagi di ruang makan"Jawab Mile dengan santai. Namun, tetap saja dia melemparkan tatapan penasaran kepada abang dan perempuan di belakangnya itu.
Alina melemparkan senyum kepada Mile dan berangsur pergi ketika tangannya yang digeggam oleh Edgar di tarik. Mereka berdua menyusuri rumah ini sampai memasuki ruang makan dan melihat oma Arla sedang menyeruput teh yang sepertinya di buatkan oleh Mile tadi.
"Oma"Panggil Edgar. Dan sejurus kemudian orang yang di panggil itu menengok dan senyum merekah di wajah nya.
"Eh, ada Alina"Oma Arla menyambut Alina dengan hangat. Tapi pandangan Oma Arla menuju kepada genggaman tangan mereka berdua dan langsung tersenyum lebih lebar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alina Untuk Edgar
Teen FictionKetika dunia hanya menyediakan kepahitan setiap harinya, Alina Catherine tidak pernah menyerah. Dia terus berjuang dalam hidupnya yang menyedihkan. Sampai satu kejadian membawa Alina bertemu dengan seseorang yang menjadi alasan dia hidup, alasan dia...