Sudah tiga hari sejak Agatha pingsan di sekolah dan Alwan yang membawa cewek itu ke UKS, dia tidak masuk sekolah. Saat Alwan menanyakan kabar cewek itu pada Bu Hera, beliau mengatakan bahwa Agatha tidak masuk sekolah karena sakit. Saat Alwan ingin bertanya lebih lanjut, Bu Hera mengatakan lagi bahwa Agatha sakit karena bawaan cewek itu yang sedang datang bulan. Pada saat itu Alwan hanya mengangguk mengerti, dan sempat terbersit di pikirannya bahwa saat Agatha pingsan waktu itu juga karena cewek itu sedang datang bulan.
Hidup Alwan seakan bebas selama tiga hari itu tanpa adanya Agatha di sampingnya. Memang Agatha tidak setiap saat setiap waktu berada di samping Alwan. Tapi menurut Alwan, dengan adanya Agatha yang walaupun hanya kadang-kadang berada di sisinya sangatlah mengganggu. Atau ini hanya perasaan Alwan saja yang memang tidak suka jika ada orang baru di sekitarnya?
Sudah tiga hari juga sejak Alwan menemukan surat kaleng di lokernya, dan sampai saat ini belum ada tanda-tanda kehadiran si pengirim surat. Tidak, bukannya Alwan menunggu kehadiran orang itu, hanya saja Alwan sedikit penasaran. Penasaran mengenai apa maksud dari isi surat tersebut.
Ini adalah kali pertamanya bagi Alwan mendapat surat semacam itu, maka dari itu dia tidak tahu harus mengambil tindakan seperti apa untuk menanggapi surat tersebut. Apakah Alwan harus mencari tahu siapa pengirim surat itu? Atau Alwan hanya perlu mengabaikannya?
Mungkin opsi kedua lebih cocok untuk Alwan yang notaben adalah tipikal orang yang cuek.
Lebih baik untuk saat ini Alwan tidak ambil pusing mengenai hal ini. Seperti yang sudah Alwan katakan, selagi orang itu tidak menyakiti atau mengganggu dirinya dan orang-orang terdekatnya, ia tidak akan—
Panjang umur.
Baru saja dibicarakan dan surat kaleng itu datang lagi. Seperti tiga hari yang lalu, surat itu berada di loker Alwan.
Kali ini isi dari surat itu lebih ambigu dari surat yang Alwan temukan tiga hari lalu. Begini isinya:
Kayaknya lo emang nggak mau cari ribut ya, makanya lo mulai jauhin dia? Tapi nggak apa-apa, gue seneng kalo lo mulai jaga jarak sama dia.
-V.
Apa maksud dari surat itu? Semua ini benar-benar membuat Alwan bingung.
Karena tidak tahu harus apa, Alwan hanya mengambil surat itu dan memasukkannya ke selipan buku Fisika yang baru saja dia ambil. Dan betapa terkejutnya Alwan ketika dia baru saja menutup lokernya dan ada orang yang sepertinya sudah berdiri di sampingnya sejak tadi.
"Astaghfirullah," kaget Alwan sambil memegang dadanya. "Lo buat gue kaget, Ab"
"Seseram itukah gue sampai-sampai lo kagetnya berlebihan kayak gitu?" Ucap Abby—orang yang tadi mengageti Alwan—sambil bersungut.
Alwan hanya terkekeh sebagai respon dari pertanyaan Abby, lalu setelahnya dia berjalan meninggalkan Abby yang masih mendumel di tempatnya.
"Ye, ditanya malah pergi," ujar Abby yang kini telah berjalan di samping Alwan. Saat ini keduanya sedang berjalan menuju kelas mereka. "Eh, tadi lo baca apaan, Al?"
"Lo liat?" Tanya Alwan terlalu cepat, bahkan tidak ada jeda dengan pertanyaan yang Abby ajukan padanya, membuat Abby sedikit curiga dengan sikap sahabatnya itu.
"Liat, dikit," gumam Abby. Mendengar itu Alwan langsung menoleh ke arah Abby dengan cepat, dan itu berhasil membuat Abby semakin curiga. "Kenapa, sih? Lagipula gue cuma liat, nggak baca."
"Maksudnya?"
Abby mendengus pelan. "Iya, gue cuma liat lo baca tulisan di kertas itu—walaupun gue nggak tau isinya itu tulisan atau gambar. Waktu gue mau liat isinya, lo udah masukin kertas itu ke kantong lo duluan." Jeda, "emang isinya apaan, Al?"
KAMU SEDANG MEMBACA
STS[1] - Too Late
Teen FictionSeperti pelajar pada umumnya, hari-hari gue diisi dengan belajar, belajar, dan belajar. Bukannya apa-apa, saat ini gue sudah kelas duabelas yang artinya tinggal menghitung bulan hingga akhirnya gue akan menghadapi Ujian Nasional. Mungkin karena terl...