25 menit berlalu mereka membiarkan tubuh mereka terkena pancaran sinar matahari pagi hanya untuk menunggu pengurus osis yang tidak datang datang.
Salah satu cewek yang di perkirakan pengurus osis berlari kearah tengah lapangan dengan diikuti beberapa orang di belakangnya. Cewek tersebut segera melepaskan mikrofon dan berjalan lebih dekat. "Hai..Selamat pagi adik adik!" serunya.
Seluruh murid calon kelas sepuluh menjawab bersama. "Selamat pagi, kak"
Cewek tersebut tersenyum manis. "Oke langsung aja. Kakak disini akan memperkenalkan kalian dengan pengurus osis yang akan berperan penting di masa MOS kalian" cewek itu berjalan kearah sebelah kiri. Menuju seorang siswa yang hanya diam mematung. Tanpa ekspresi.
Perempuan itu berhenti melangkah tepat di samping cowok tanpa ekspresi itu. "Oke, pertama adalah ketua osis sekolah kita" katanya sambil memberikan mikrofon kepada ketua osis tersebut.
Chika menggeleng gelengkan kepalanya tak acuh. Chika lebih memilih menunduk saat merasa penglihatannya sedikit berkunang.
Di depan sana, ketua Osis mulai berbicara. "Pagi.. Nama gua Farel Gustavo. Panggil Farel. Thanks" ucap Farel diakhiri senyuman tipis sebagai formalitas.
Osis perempuan itu mengambil mikrofon yang Farel berikan. "Oke.. Selanjutnya wakil ketua osis kita" Ia kembali memberikan mikrofon kepada wakil ketua osis.
Bram, yang merupakan wakil ketua osis mengambilnya. "Selamat pagi semua.. Nama gua Bramasta Rogiliur, dan panggil gua Bram" ucap Bram.
Adela berkedip berkali kali. Ia mengingat ingat nama teman baru di sampingnya. "Lo satu keluarga ama kak Bram, Chik?" tanya Adela.
Chika menoleh dengan lemas, ia mengangkat bahu tak acuh. "Nanti aja deh nanya nanyanya".
Chika menggerakkan sepatunya tak tentu. Ia mencoba membuat dirinya lebih baikkan. Ia tak ingin mendapatkan sorot perhatian di hari pertamanya sekolah jika ia pingsan.
Chika sungguh tidak tertarik, walaupun di sekitarnya terdengar suara tawa.
Beberapa anak cowok berteriak menggoda saat osis perempuan yang selanjutnya akan memperkenalkan diri mulai mengambil mikrofon. "Hallo ade ade.. Nama kakak Gabriella Joenathan. Kalian boleh panggil kakak Gabriel, atau Ariel. Thankyou" kata Gabriel a.k.a Ariel sambil tersenyum.
Gabriel memberikan mikrofon ke sampingnya. "Selamat pagi dedek dedek gue.. " sapanya. "Nama gue Arka Karisma. Panggil gue Arka yaaa" Katanya sambil tersenyum dua belas jari.
Beberapa anak perempuan mengibaskan wajah mereka ketika Arka tersenyum, dan memanggil mereka dedek.
Adela bergidik ngeri. "Kenapa dah ya, cewek itu di lahirkan dengan kebaperan diatas rata rata?" Adela memberikan pernyataan. Ia menoleh kearah Chika saat tidak mendapati Chika menjawab pertanyaannya. "Ya kan, Chik?".
Chika menoleh dengan wajah pucat. "Iya, Del" jawabnya.
Adela mengernyit. Chika sakit?
Akhirnya, Chika memutuskan untuk memperhatikan kedepan. "Oke, yang terakhir adalah kakak" kata cewek tersebut. "nama kakak Rachel Marchela. Panggil kakak Rachel" kata Rachel.
Chika berkedip dua kali, menurut Chika ia memang sudah melewatkan begitu banyak perkenalan. Karena, dari sekian banyaknya osis yang sudah menyebutkan nama, yang Chika ingat hanya Rachel dan Bram.
Rachel berjalan mendekati ketua osis. "Oke, selanjutnya adalah--"
•••
Edisi Revisi
Follow me on instagram (at: sherina.mp)

KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me! [ New Version ]
Teen Fiction[Completed]√ Chika Bramasta Rogiliur. Gadis manis yang terlahir dalam keluarga yang serba ada, menjadikan Chika sosok yang cerewet namun juga cengeng. Menurut Chika, perasaan adalah urusan belakangan, ia membiarkan semuanya berlalu seperti aliran s...