Farel datang dari belakang Chika dengan berlarian kecil. "Loh? Chika sayang, Kamu ngapain disini?" tanyanya dengan dahi mengernyit.
Chika Point Of View.
Aku semakin kesal dipanggil demikian sama si Farel. Dengan alis mengernyit, aku teriak. "Sayang sayang, pala lo gue peangin lama lama!!" Aku menggertakkan gigiku.
Farel memundurkan kepalanya, memandangku tak percaya. "Kamu kenapa sih?" tanya dia.
Aku mencubit tangan dia keras, sampai dia terlonjak. "Tanggung jawab lo!" ah, persetanan dengan tata kerama.
Farel mengangkat salah satu alisnya. "Tanggung jawab apa?" tanyanya.
Aku meremas kedua tanganku, sampai buku buku tanganku memutih.
Aku bertolak pinggang. "Gue di keluarin dari kelas karena lo Farel--dihukum pula" aku merendahkan suaraku pada akhirnya. Aku tak percaya, dihari pertamaku menginjakkan kakiku di sekolah ini, aku sudah dihukum.
Farel geleng geleng kepalanya. "Bilang dong--dan kamu harus sopan, sayang" Aku berteriak pelan saat Farel mencubit pipi kiriku.
Aku merasa jijik sendiri saat Farel memanggilku dengan sebutan sayang sayang kaya gitu. Farel tampan--oh ralat, terlalu tampan. Namun, seluruh pesonanya seakan pudar dimataku semenjak dia melukai tanganku.
Karena Farel tidak melepaskan tangannya dari pipiku, maka aku menghentakkan tangannya kasar. Hm, semenjak bertemu dengab Farel, aku berubah menjadi gadis bar bar.
Aku menatapnya marah, "Nama gue Chika, bukan sayang. Please deh!!" aku memutarkan kedua bola mataku malas.
Farel nyengir lebar, "Kedengeran sama ditelinga gue".
Aku meliriknya sinis, "Najis" gumamku. Aku menatapnya dengan sorot marah, "Kalau lo manggil gue dengan sebutan sayang sayang aneh itu lagi, jangan harap lo masih punya batang hidung" Aku mengepalkan tanganku, lalu menunjukkannya tepat di depan mata Farel.
Aku hampir terkekeh saat melihat wajah terkejutnya. Namun, aku menggigit bibir bawahku agar suaraku teredam.
Aku berjalan meninggalkannya. Awalnya aku kira Farel akan kembali ke gugus dan berhenti menggangguku. Namun, aku salah saat aku mendengar Farel berteriak memanggilku.
"Chika! Tunggu!" Farel berteriak.
Aku kesal, sungguh. Hari pertamaku disekolah ini sudah medapat kesan buruk. Bagaimana kedepannya. Aku tidak akan tahan diganggu selama setahun oleh Farel.
Aku mencoba menghentakkan tanganku saat Farel menggenggamnya erat. Ia memberi sedikit hentakan agar aku melihat kearahnya.
Aku berbalik, lalu menatapnya dengan berani.
Aku memejamkan mataku sebelum memutuskan untuk melanjutkan berucap, "Apaan sih!?" Aku berteriak.
Keberanianku menguap saat Farel menatapku dengan sorot mata dingin, "Lo dikeluarin dari kelas gara gara gue--" Farel menekan kedua pundakku, "---Gue anter ke kelas, dan masalah beres" Farel berucap yakin. Nada suaranya mulai kembali dingin. Aku sedikit yakin, kalau Farel mempunya gangguan kejiwaan semacam alter ego. Tadi dia berkata manis, namun sekarang ia berkata dingin.
Aku melepaskan tangannya dari kedua pundakku, "Gak usah, makasih" dengan sisa keberanianku, aku berjalan meninggalkan Farel.
Dalam hati, aku berdoa agar Farel memanggilku dan kembali mengajakku ke kelas. Bagaimanapun, tawarannya itu sungguh menarik. Lima putaran, lapangannya juga lebar naudzubillah. Kan lumayan, kalau gak jadi di hukum.
Tapi, tiba tiba saja---
•••
Update terakhir ni di 2018..hehe
Punya instagram?
Follow aku ya, (at: sherina.mp)LOVE YOU
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me! [ New Version ]
Teen Fiction[Completed]√ Chika Bramasta Rogiliur. Gadis manis yang terlahir dalam keluarga yang serba ada, menjadikan Chika sosok yang cerewet namun juga cengeng. Menurut Chika, perasaan adalah urusan belakangan, ia membiarkan semuanya berlalu seperti aliran s...