chapter 17 : bang Bram pengertian

5.7K 372 6
                                    

Setelah melakukan aktivitas rutin di sore hari, Bram menaiki kasurnya, dan melamun.

Farel itu kasar, terlalu kasar. Bram takut, teman satu angkatannya itu melukai mental Chika.

Bram kembali mengangkat pantatnya dan berjalan menghampiri kamar Chika.

Setelah mengetuk pintu di depannya sebanyak tiga kali, Bram berseru "Chika! Buka pintunya.

Bram mencoba membuka pintu kamar Chika, namun pintunya itu terkunci dari dalam.

Bram kembali mengetuk pintu. "CHIKA!"

bram menoleh saat mendengar suara langkah kaki mendekat. "Ada apa Bram, teriak teriak?" Vany menegur.

Bram melirik pintu di samping kanannya, "Chika mana?" katanya.

Vany menggeleng, "Kurang tau Bang, tidur kali".

Bram berdecak, tidak mungkin Chika tidur di waktu maghrib. Bram kembali mengetuk pintu kamar Chika yang kali ini lebih keras. "CHIKA BUKA!"

Dengan kesal, Vany menjewer telinga Bram. Bram meringis kecil, namun ia tidak melepaskan tangan bundanya. "Jangan teriak teriak. Nanti mamah yang bangunin"

Bram mengangguk, "Iya-Iya.. Yaudah Bram ke bawah" Bram melangkah saat telinganya sudah Vany lepaskan.

Vany melirik Bram yang berjalan menjauh, lalu ia mengetuk pintu kamar Chika pelan pelan. "Chik? Abang kamu udah turun" katanya pelan.

Pintu kamar Chika perlahan terbuka. Memunculkan sosok Chika yang melirik was was. "Serius kan mah?" Chika berbisik.

Tiba tiba, suara deheman Bram memasuki gendang telinga milik Chika dan Vany.

Chika meringis melihat Bram melotot.

***

Chika duduk di atas kasurnya sambil menunduk. Di depannya, Bram terus memperhatikan dirinya.

Bram membuang napas kasar. "tangan lo masih sakit?" katanya.

Chika mengangkat kepalanya. "Ngga kok" Lalu Chika bergumam, "orang udah biasa"

Bram mengumpat, "Udah biasa lo bilang?! Goblok"

Chika berkedip kedip. "Abang salah denger tuh!"

Bram geleng geleng, "Farel siapa lo?" Bram kembali ke topik.

Chika menggaruk pipinya, "Kakak kelas"

Bram menyentil dahi Chika, "Jangan boong! "

Chika geleng geleng, "beneran deh" katanya sambil mengangkat dua jarinya.

Bram bersidekap, "Bohong, gue sumpahin kamar lo penuh sama kecoa" katanya mengancam.

Chika melotot, "iya iya.. Bohong nih Chika"


Bram mencengkam pelan rahang Chika, "Farel siapa lo?" Bram bertanya gemas.

Chika memukul mukul pelan lengan Bram agar melepaskan rahangnya, "Bener deh, itu kakak kelas" Chika mencegah tangan Bram agar tidak menyentuh atau menyakitinya, "tapi dia maksa aku biar jadi pacarnya" lanjut Chika.

Chika memperhatikan Bram yang masih bungkam saat ini, "Bang, tanyain dong aku kelas berapa?"


Bram memperhatikan Chika, "Trus lo mau aja gitu di siksa?" Bram mencemooh.

Chika menghela napasnya kesal, "Ngga gitu juga" katanya.

Bram mencubit pipi Chika, "Mulai besok bareng gue terus ya" katanya.


Chika mengangguk, "Kelas Chika, gimana?!" tanyanya.

Bram bernajak dari kasur Chika, "Lo kelas 10 ipa 3"

Chika berseru saat Bram mulai membuka pintu kamar Chika, "Bang!"

Bram berdehem untuk menjawab. "Thank you" kata Chika


***

Punya Instagram?  Follow ya
sherina.mp

Look at Me! [ New Version ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang