chapter 13 : pengakuan Farel

7.5K 430 3
                                    

Chika selesai berpakaian tepat saat jarum jam menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Ragu ragu, Chika menuruni anak tangga rumahnya.

Rasanya sungguh sangat malas harus menghadiri Mos hari kedua. Pertama, tentu karena Farel. Yang kedua, karena nametag OrangUtan yang Chika kenakan. Yang ketiga, karena coretan arang di mukanya, menjadikannya terlihat seperti tentara cantik yang siap berperang.

Chika menuruni anak tangganya dengan cepat saat Vany mulai berteriak. "Chika! Ayo lekas, abang kamu udah nungguin!"

Sampai di anak tangga terkahir, Chika mulai berjalan normal. Rasanya, Chika malu menunjukkan mukanya yang amburadul di depan Vany dam Bram.

Bram menggeleng geleng, "Mang Uben liat lo. Bisa jatuh cinta, Chik" Bram memasukkan satu potong roti tawar kedalam mulutnya, "Soalnya lo tipenya dia banget"

Chika mencibir. "Itu muka Abang, masih kepake gak? Kalo ngga niatnya mau Chika cabik cabik" Chika berkacak pinggang.

***

Bram dan Chika berpisah di lobby. Bram harus pergi ke ruang osis, sedangkan Chika langsung menuju gugusnya.

Chika berhenti melangkah saat suara Adela terdengar menyerukan namanya. "Chika!"

Chika memutar tubuhnya 180 derajat menghadap Adela. Kondisi Adela sedikit lebih baik darinya karena didukung nametag yang bertuliskan Kambing.

Adela menekuk lututnya saat ia sudah berada di sisi Chika. "Gila lo,Chik!"

Chika mendelik tajam. "Lo goblok"

Adela mencibir kesal. "Lo kemaren kemana!! Bilang mau neraktir, malah ngilang! Mana lo make mesen lagi. Sialan banget emang lo!" Adela menyentil dahi Chika pelan.

Chika menggaruk dahinya yang menjadi korban keganasan Adela. "Kemaren, ada orang gila, Del narik narik gue. Hehe" Chika tertawa hambar.

Adela cemberut. "Hehe!!" Adela menirukan tawa Chika dengan nada mencibir, "Orang gila-Orang gila.. Lo orang utan!"

Chika melotot, lalu ia menoyor kepala Adela dengan kesal.

***

Pukul tujuh tepat, Bel masuk sudah berbunyi nyaring. Jantung Chika semakin berdetak kencang. Ia takut Farel kembali membuat ulah hari ini.


Saat seluruh osis pembimbing memasuki gugus 7, Chika menundukkan kepalanya.


Di depan sana, Farel mengedarkan pandangannya. Lalu matanya terpaku kepada Chika. Ia terus memperhatikan, walau Chika mengabaikan keberadaanya.

Osis pembimbing mulai menyapa yang lantas seluruh murid jawab.


Farel tersenyum miring, "Pagi, Chika sayang!"

Suasana kelas mendadak hening. Mereka merasa heran sekaligus kepo ingin tahu yang mana orang beruntung bernama Chika.

Chika mengangkat kepalanya. Ia menatap Farel dengan tajam. Namun, tak beberapa lama. Air mata mulai keluar. Membasahi pipi Chika.

Clara memperhatikan Chika, "Kamu.. Pacaran sama kak Farel?"

Chika menggeleng. Lalu berucap "Ngga!! " berkali kali.

Clara mengusap bahu Chika, "Udah jangan nangis"

Chika akan berlari menjauh dari Farel sejauh yang Chika bisa. Ia tak akan berhenti berlari sebelum Farel yang memutuskan untuk berhenti.

Namun, Farel juga akan terus mengejar Chika. Sampai kapanpun. Sampai Chika lelah, lalu memutuskan untuk berbalik badan untuk melihatnya. Untuk melihatnya sebagai Farel. Sosok pelengkap dirinya.

Namun, bagaimana Farel bisa menggapai Chika kalau Chika terus berlari. Salah satu dari mereka harus mengalah, jika tidak ingin merasa lelah.

***

Punya Instagram? Follow ya!
@sherina.mp

Look at Me! [ New Version ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang