Extra Part I

6.5K 309 10
                                    

Gadis yang sedari tadi asik memelintir rambutnya mulai membuka suara. "Lo gila" katanya sambil menunjuk lawan bicaranya menggunakan sedotan.

Gadis dengan rambut dikuncir kuda mengernyit, "Lo sinting. Tiba tiba ngatain gue" katanya sambil menyeruput es teh manis yang tinggal tersisa es batunya.

Adela, gadis yang sedari tadi memelintir rambut berdecih, "Pacar lo di negeri orang loh. Gak khawatir apa?" Adela melipat kedua tangannya, memperhatikan Chika yang berlaga acuh tak acuh. "Cewek disana cantik cantik, Seksi. lo kaya tusuk gigi kalo dibandingin sama mereka" Adela memperhatikan temannya ini.

Chika mengangkat bahunya acuh, "Come on, Del. Ini baru satu tahun. Kalo bisa, dia selamanya aja disana. Sekalian kecantol sama bule Singapura" katanya.

Namun, tak bisa Chika abaikan. Ada perasaan lain dalam dirinya. Seperti merasa tak rela. Atau, rasa rindu yang tak bisa Chika utarakan.

Adela menghela napasnya kasar, "Kalau Farel emang kepincut sama bule sana, jangan nangis nangis ke gue" katanya.

Ragu ragu, Chika mengangguk. "Lagian, bentar lagi juga dia balik" pasti.

***

Chika mengambil beberapa camilan dari dalam kulkas, lalu membawanya masuk kedalam kamar.

Chika membuka folder berisi film film hollywood yang sudah ia download tadi malam.

Chika mulai membuka satu persatu camilannya tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop di depannya.

Beberapa jam kemudian, keasikan Chika terganggu karena pekikan nyaring yang berasal dari ponselnya.

Chika menekan tombol pause sebelum beralih ke ponselnya. Mata Chika melebar saat melihat nama seseorang yang satu tahun ini tidak pernah di temuinya secara langsung.

Farel is calling....

Tangan Chika gemetar. Ia tidak tau kenapa tubuhnya bereaksi sedemikian rupa. Bimbang. Harus menjawab, atau mengabaikan.

Karena terlalu lama berpikir, saat Chika memutuskan untuk menjawab, telfonnya lebih dulu Farel matikan.

Ada rasa menyesal dari dalam hati Chika. Chika mencoba mengabaikannya. Tapi tak dapat dielakkan, itu memang benar benar rasa menyesal.

Saat ponselnya kembali bergetar, Chika langsung mengangkatnya dalam detik pertama -ia tak mau merasa menyesal kembali.

Chika berdehem sebelum memutuskan untuk menyapa dengan sinis -oh sengaja disiniskan maksud Chika.

"Hmmm... "

Disebrang sana, Farel tersenyum.

"do you hear me?"

Tanpa Chika sadari, bibirnya melengkung sempurna mendengar suara itu lagi. Walau mereka sepasang kekasih, namun Chika dan Farel tidak pernah saling menghubungi layaknya sepasang kekasih normal diluar sana.

Dalam satu tahun ini, mereka hanya saling bertukar pesan secara singkat. Dalam satu bulan, acara tukar menukar pesan hanya bisa terjadi 3 kali. Setelah itu, mereka berlagak tidak saling mengenal.

"Yaaa.. "

Jawab Chika sambil berusaha untuk tidak terdengar senang.

Look at Me! [ New Version ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang