"---Selanjutnya adalaah...." Rachel menggantung ucapannya. Ia menyenggol lengan Farel menggunakan sikunya.
Farel menoleh, lalu mendengus. "Hm...selanjutnya adalah pembagian gugus" ucap Farel disertai senyuman tipis.
Beberapa siswi memekik tertahan. Chika mendengus. Chika melirik kesal kearah para perempuan yang saling berpegangan, dan memuji Farel secara terang terangan.
Chika kembali menunduk. Ia hanya akan mengadahkan kepalanya jika namanya sudah di panggil nanti.
Farel melirik Rachel kesal saat dirinya di perintahkan untuk menjelaskan. "Oke, kita sudah menyiapkan 18 gugus, yang setiap gugus akan terdiri dari 40 murid. Dan setiap gugus akan ada 4 osis pembimbing"
Arin membagikan beberapa kertas yang langsung di buka oleh para pengurus osis.
Rachel manggut manggut, ia langsung merebut mikrofon dari tangan Farel. "Oke, kakak akan bacakan mereka yang ada di gugus satu". Rachel mulai membacakan nama nama yang ada di gugus 1 sampai gugus 4.
Selanjutnya, Arka yang menyebutkan murid dari gugus 5 sampai 8.
Lalu, Bram menyebutkan siswa dari gugus 9 sampai 12.
Yang menyebutkan murid gugus 13 sampai 15 adalah Gabriel.
Dan terkahir, Farel yang menyebutkan murid dari gugus 16 sampai 18.
***
Chika langsung menuju bangku paling ujung saat ia sudah memasuki gugusnya. Chika menjatuhkan bokongnya dengan sekali hentakan di kursi barunya. Ia memijat pangkal hidungnya agar rasa pusingnya sedikit hilang.
Chika tidak berbincang dengan siapapun -karena ia tidak mengenal siapapun dan malas berkenalan dengan siapapun. Ia dan Adela berbeda gugus.Chika mengangkat kepalanya saat merasa ada yang berbicara dengan dirinya. "Boleh gue duduk bareng lo?" kata siswi berparas cantik yang berdiri di samping meja tempat Chika saat ini.
Chika mengangguk sambil tersenyum. "tentu" katanya.
Gadis itu tersenyum. Ia segera menempatkan bokongnya ke kursi samping Chika. Ia melepaskan tasnya, lalu menoleh kearah Chika yang masih memperhatikannya. "Thankyou. Gue Claria. Panggil Clara" Clara mengulurkan tangannya.
Chika menyambut uluran tangan Clara sambil tersenyum ramah. "Gue Chika."
Clara menangguk anggukkan kepalanya paham.
***
Ariel berjalan memasuki gugus tujuh sendirian. Ia berhenti di tengah ruangan tersebut. "Pagi adek adek. Perhatiannya sebentar, bisa?" Ariel sedikit berteriak.
Ariel kembali melanjutkan perkataannya saat keadaan kelas telah hening. "Kakak akan memperkenalkan kalian dengan osis pembimbing kalian selama masa Orientasi"
Setelah Ariel berhenti berucap, 4 orang dengan almamater osis memasuki ruang gugus 7. "Mereka osis pembimbing kalian. Ada Tara, Farel, Arin, dan Aca" Ariel menyebutkan nama nama sesuai dengan urutan.
Ariel tersenyum, "Cukup sekian dari kakak. Lanjutkan dengan osis pembimbing kalian, ya. Permisi" Ariel meninggalkan ruangan.
Chika berkedip berkali kali. Ia memaksakan matanya agar terbuka lebar. Ia tidak ingin salah menilai, kalau ternyata salah satu osis pembimbingnya memiliki wajah diatas rata rata.
Chika sedikit menyerongkan badannya kearah Clara, tanpa melepaskan pandangannya dari kumpulan osis pembimbing gugusnya yang sedang berdiskusi. "Ra, osis yang itu, namanya siapa? Gue lupa" Chika berdusta. Ia bukannya lupa, tapi tidak tau.
Clara menoleh, "Yang mana, Chik?" Clara memperhatikan wajah osis pembimbingnya satu persatu.
Chika menunjuk salah satu Osis. "Yang tinggi, terus yang batang idungnya kelebihan, sama yang kulitnya mulus kaya pantat bayi" Chika terkekeh atas ucapannya sendiri.
Clara mengangguk saat tau orang yang Chika maksud. "Itu kak Farel Chika. Ketua osis loh."
Chika menggaruk kepalanya yang tak gatal. "oh, gitu ya"
Clara mengangguk semangat. "Dia ketua Osis sekaligus ketua tim basket" Clara berkata dengan berapi api.
Chika mengangguk. Ia masih memperhatikan Farel.
Clara menoleh dengan mata menyipit. "Lo terpesona?"
Chika menganga. Lalu tersenyum malu malu tanpa menjawab pertanyaan Clara.
Osis berjenis kelamin perempuan mulai maju, lebih depan dari ketiga osis yang lainnya. "Oke. Selamat pagi semua!" seru osis tersebut.
Murid gugus tujuh menjawab kompak. "Pagi kak"
Osis itu tersenyum. "Sebelumnya, kalian udah tau kan nama kakak, dan temen temen kakak siapa?" osis tersebut menunjuk dirinya sendiri, bergantian dengan ketiga orang di belakangnya.
Saat tidak mendapat jawaban, Osis tersebut kembali berkata. "Oke, kita akan mengulang perke-" perkataannya terpotong saat salah satu siswa menyela ucapannya.
"Gak usah deh, kak. Gak penting juga" katanya. Dipastikan, dia akan menjadi pentolan sekolah suatu saat nanti.
Osis tersebut menutup mulutnya yang sudah terlanjur terbuka tadi. Ia menghela napasnya kesal. "Oke, kalau gitu kamu kenalin diri kamu sendiri" katanya ketus.
Siswa tersebut mengangkat kedua ibu jarinya. "Siaaap" ia keluar dari bangkunya, melangkah kedepan kelas. Langkahnya terhenti saat osis perempuan itu berseru.
"siapa yang suruh maju?" katanya menantang, dengan tangan bersidekap
Siswa tersebut mengernyit. Dengan dagu terangkat, ia juga bersidekap. "Kakak cantik yang terhormat. Yang namanya perkenalan ya di depan. Jangan cuma tau nama, harus tau wajah juga. Kalo salah manggil kan, bisa berabe" ia menjelaskan.
Osis perempuan itu naik pitam. "Jadi, mau kamu apa??" napasnya memburu.
Siswa itu terkekeh. "seperti yang kaka perintahkan tadi" katanya dengan salah satu alisnya naik.
Wajah Osis tersebut memerah. Menahan malu juga amarah. "Cepat laksanakan. Jangan mengulur waktu"
Siswa itu mengangkat bahunya tak acuh. Ia kembali melangkah kedepan kelas. "Siapa juga yang ngulur waktu" ia menggerutu. Namun, suaranya terdengar satu ruangan.
Berhenti di depan kelas, ia tersenyum. "Oke kakak kakak, adik adik, teman teman. Kenalin nama gue--"
•••
Punya Instagram?
Nambah teman, follow aku ya (at. sherina.mp)
![](https://img.wattpad.com/cover/107970032-288-k294577.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me! [ New Version ]
Ficção Adolescente[Completed]√ Chika Bramasta Rogiliur. Gadis manis yang terlahir dalam keluarga yang serba ada, menjadikan Chika sosok yang cerewet namun juga cengeng. Menurut Chika, perasaan adalah urusan belakangan, ia membiarkan semuanya berlalu seperti aliran s...