Sehun menegak vodkanya, pikirannya sangat kacau. Sudah sebotol vodka yang ia habiskan, tapi tidak kunjung mempengaruhi kesadaran Sehun. Ia masih mengingat pertemuannya dengan Irene beberapa jam yang lalu.
Sehun mengepalkan tangannya menghantam meja bar. Berani sekali wanita itu tersenyum saat melihatnya. Dia bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa di antara mereka. Bukankah itu jahat?
Memori Sehun berkelana pada masa-masa SMA-nya, dimana ia berjuang mendapatkan hati perempuan paling populer di sekolahnya itu. Satu setengah tahun mereka berkencan, tidak ada masalah apapun yang mengganggu hubungan mereka. Irene sangat bergantung kepada Sehun, mereka sering pulang bersama, makan bersama dan melakukan hal romantis lainnya. Tapi saat umur Sehun menginjak delapan belas tahun, perempuan itu pergi meninggalkannya. Meninggalkan luka di hati Sehun dan membuatnya menjadi laki-laki brengsek.
Sehun membenturkan kepalanya di meja bar. Ia kesal dengan kepalanya yang masih memikirkan gadis jahat yang menghilang selama 10 tahun tapi berani-beraninya muncul lagi.
Sehun mendesah frustasi saat keinginan kecil dalam hatinya muncul. Saat ini Sehun ingin memeluk Irene, memeluknya untuk melepas rindu.
***
Bau alkohol menyengat di tubuh Sehun saat pria itu memencet bunyi bel berkali-kali. Tentu saja Hye Jin shock melihat wajah Sehun yang mabuk seperti ini. Bukannya kwhatir, tapi saat ini Hye Jin malah terkagum-kagum saat mengetahui Sehun mengemudi dalam keadaan mabuk tapi bisa selamat sampai tujuan. Benar-benar pria HEBAT!
"Hye... kepalaku pusing," desis Sehun sambil menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.
Hye Jin hanya berdecak kesal, bisa-bisanya Sehun mabuk hanya karena bertemu dengan wanita masa lalunya. Hye Jin kesal setengah mati! Bisa saja kan Sehun belum move on? Ayolah... mendapatkan hati Sehun saja sudah susah bukan main. Hye Jin masih belum siap jika bersaing dengan wanita masa lalu Sehun.
"Hye... ambilkan aku air," ucap Sehun serak.
Sepertinya dia tidak terlalu mabuk, pria itu masih setengah sadar.
"Ck! Kau memang menyusahkan," balas Hye Jin kesal lalu bergegas ke dapur untuk mengambilkan Sehun air.
Dengan kesal Hye Jin membantu Sehun untuk meminum airnya. Wajah pria itu tampak mengantuk, tapi masih saja tampan.
"Sudah jam dua pagi, kau tidur saja dulu," ucap Hye Jin sambil menarik selimut untuk menutup tubuh Sehun.
Pria itu cemberut, "Kau mau kemana? Tidak tidur?" Dengan wajah manjanya Sehun menarik tangan Hye Jin untuk berbaring di sebelahnya. "Tidur denganku, Hye."
"Tidak! Menjauhlah... kau bau!" Hye Jin memberontak tapi Sehun mendekapnya dengan erat.
Karena sudah lelah dan mengantuk Hye Jin pun ikut memejamkan matanya. Dalam hati, ia tersenyum pedih. Bisa-bisanya Sehun mabuk-mabukan karena wanita lain tapi kini mendekap tubuhnya erat. Bukankah itu sangat egois?
***
Pagi ini Hye Jin harus pergi ke supermarket karena stok makanan sudah habis. Biasanya ia akan pergi dengan Sehun, tapi sekarang ia memilih pergi sendiri karena Sehun masih tidur. Mungkin dia tidak akan pergi bekerja hari ini. Arrgg! Hye Jin tidak ingin memikirkan Sehun yang akan merusak moodnya. Ayolah... Hye Jin juga wanita, ia juga mempunyai perasaan. Tega sekali Sehun hanya menjadikannya obat tidur tanpa mau membagi rahasianya dengan Hye Jin. Bagaimanapun Hye Jin istri Sehun, sudah sepatutnya bukan mereka saling terbuka? Apalagi Sehun sudah berjanji akan belajar mencintainya. Tentu saja sebagai seorang wanita Hye Jin berharap lebih pada Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shopaholic Girl And Mr. Perfect✔
Fanfiction[SELESAI] Awalnya Sehun benci dengan sebuah pernikahan. Bagi Sehun pernikahan hanya sebuah ikatan konyol yang menghengkang kebebasannya. Tapi saat makan malam, Sehun dikejutkan dengan fakta bahwa ia akan dinikahkan dengan seorang wanita rekan bisnis...