25: "Broken"

57.1K 8.6K 673
                                    

Keringat dingin menetes di dahi Hye Jin, wajahnya pucat pasi dan tangannya melingkar di perut. Hye Jin merasakan rasa sakit luar biasa di perutnya, hingga ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Ia  merasakan kram dan sakit menusuk-nusuk pada bagian bawah kanan perutnya.

Hye Jin merintih seorang diri, berusaha menggerakkan badannya untuk mencari ponsel. Jam sudah menunjukkan pukul satu malam, satu orang yang terlintas dipikiran Hye Jin saat ini, Sehun suaminya.

Dengan tangan bergetar, Hye Jin menekan angka dua untuk menelpon Sehun.

'Aku mohon angkat, rasanya sakit sekali.'

Tidak perlu menunggu lama, benar saja Sehun mengangkat telponnya.

"Halo Hye, kau kenapa?"

"Hye, halo..."

Sehun terlihat panik saat mendengar rintihannya, dan Hye Jin berusaha mati-matian agar suaranya keluar. Rasa sakit yang ia rasakan nyaris membuatnya tidak bisa berbicara.

"Sehun, perutku sakit sekali. Bisakah kau pulang? Kau dimana?"

"Baiklah Hye, aku segera pulang... aku..."

"Jangan pergi Sehun... jangan pergi... aku mohon!"

Hye Jin membatu saat mendengar suara wanita yang tampak mesra di seberang telepon. Napas Hye Jin tercekat, itu suara Irene. Berarti Sehun sampai larut malam begini tidak pulang karena menemani gadis itu.

Mata Hye Jin memanas, tapi ia berusaha agar terlihat baik-baik saja.

"Oh, jadi kau sedang bersama Irene? Yasudah... aku tidak apa-apa, aku bisa menahannya."

Hye Jin menggeleng pelan, 'Aku bohong Sehun, rasanya sakit sekali. Aku mohon cepat kesini, aku membutuhkanmu.'

"Minum air putih yang banyak, Hye. Di dapur juga ada obat penghilang rasa sakit. Maaf, aku tidak bisa pulang malam ini."

Hye Jin membekap mulutnya, tidak percaya, kini hatinya terasa lebih sakit dari perutnya. Matanya memanas, ternyata air mata sialan itu kembali menetes.

Rasanya sangat sesak.

Dengan napas tertahan, Hye Jin hanya menjawab, "Oke." lalu mematikan telponnya.

Ia kecewa karena ia belum bisa menjadi priolitas Sehun. Kenapa bisa hidupnya menyedihkan seperti ini? Mencintai Sehun, yang hanya memperdulikan gadis lain. Sungguh, Hye Jin ingin pergi menyusul kakeknya. Ia tidak kuat menjalani hidup dengan Sehun.

Dengan isakan kecil, Hye Jin memegangi perutnya sambil mencari kontak lain untuk di telpon.

Taehyung? Hye Jin baru ingat dia mempunyai tetangga yang baik seperti Taehyung. Tidak ada pilihan lain, Hye Jin harus menelpon Taehyung.

Ia menggigit bibirnya pelan,'Angkat Tae, angkat! Aku mohon.'

"Halo?"

Suara laki-laki mengintrupsi panggilan Hye Jin. Ia menjeda sejenak, itu bukan suara Taehyung.

"Ssttt..." Hye Jin meringis sebentar, "bukankah ini ponsel Taehyung?"

"Ya, benar. Saya manager Taehyung, dia sedang melakukan pemotretan. Anda siapa? Akan saya sampaikan kepada Taehyung jika anda menelpon," ucap laki-laki itu ramah.

Hye Jin meringis, jam satu pagi Taehyung masih bekerja? Dia pasti akan sangat kelelahan.

"Aku tetangganya, katakan pada Taehyung aku sempat menelpon. Terimakasih," ucap Hye Jin lemah.

Ia meletakkan handphonenya di meja. Sepertinya ia harus menahannya sampai pagi.

Hye Jin tidak ingin menelpon ambulan, karena ia akan merasa semakin menyedihkan.

Hye Jin menggigit bibirnya, lalu mencoba untuk tertidur. Ia berharap seseorang menolongnya, karena Hye Jin tidak ingin mati hanya karena mengalami sakit perut. Itu semua akan terlihat menggelikan.

***

Seharusnya ff ini di beri judul "Shopaholic Girl and The Bastard" wkwkwkw😙😙


Ayo tebak siapa penyelamat Hye Jin?

A. Sehun

B. Taehyung

C. Tidak ada

Shopaholic Girl And Mr. Perfect✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang