Sehun menegak vodkanya, lalu melempar botol kosong itu kesegala arah. Mata Sehun merah, karena mabuk. Pandangannya kosong menatap foto pernikahannya di gereja, satu tahun yang lalu.Ya, sudah 6 bulan Hye Jin menghilang dan ia hampir gila mencari wanita itu, tapi tetap saja Sehun kehilangan jejak. Hye Jin terasa menghilang di telan bumi. Bahkan teman-temannya tidak tahu dimana keberadaan Hye Jin.
Air mata Sehun kembali jatuh, ia tidak tahu apa salahnya sampai Hye Jin tega melakukan hal ini padanya. Sehun semakin terisak, ia bahkan kesusahan untuk bernapas. Dadanya terasa sesak dan nyeri.
Sehun merasa kepalanya pecah, karena dihantui oleh bayangan Hye Jin.
Mulanya bayangan Hye Jin terlihat semu, menari-nari di dalam kepalanya. Sesekali bayangan itu memanggil namanya, kemudian menghilang.
Sehun yakin dia gila, akibat rasa rindu. Sudah enam bulan lamanya... kamar mereka yang semulanya dipenuhi wangi Hye Jin, kini mulai mumudar bahkan nyaris tidak berbau.
Sehun menjatuhkan tubuhnya di lantai yang di lapisi karpet bulu, lalu mencoba memejamkan matanya dan berharap bisa bertemu Hye Jin di alam mimpi.
"Sehun! Sayang... astaga!"
Jinri segera memeluk tubuh Sehun dan memangku anak laki-lakinya itu. Wajah Sehun sangat pucat, bau alkohol menyengat saat Jinri memasuki kamar bernuansa putih abu yang terkesan berantakan.
Pecahan beling dimana-mana, botol-botol alkohol mengelilingi kamar putranya, yang semakin membuat Jinri terisak. Ibu mana yang tidak sakit saat mengetahui anaknya hancur dan hanya menelan cairan mematikan itu tiap harinya.
"Sehun.. bangun sayang. Kita makan dulu ya, anak mommy pasti belum makan," ucap Jinri lembut.
Ia menyisir rambut lebat Sehun yang kini terlihat berantakan. Air matanya meleleh lagi, saat Sehun hanya menggumam nama perempuan itu.
"Sehun bangun, kita makan dulu," ucap Jinri sekali lagi.
Sehun menurut, ia membuka matanya lalu tersenyum kecil. Senyuman lirih yang Jinri tahu hanya menyimpan kesakitan. "Bagaimana Mom? Apa Hye Jin sudah ketemu?" ucap Sehun serak.
Jinri ingin sekali mengangguk agar anaknya merasa lebih baik. Tapi apa boleh buat, ratusan orang suruhannya sama sekali tidak menemukan jejak Hye Jin. Orang-orang dari Royal Group bahkan tidak mau membuka mulutnya sama sekali, perihal dimana mereka sembunyikan ahli waris mereka itu.
Jinri tahu Michael meninggal, dan pewarisnya tidak lain adalah Hye Jin. Tapi saat ia berkunjung ke sana, Hye Jin tidak ada. Pamannyalah yang menduduki kuris Ceo, meskipun hanya untuk sementara.
"Belum ketemu Mom?" tanya Sehun lagi.
Jinri mengusap pipi anaknya dengan sayang, "Maaf sayang," gumam Jinri menyesal.
Sehun tersenyum getir lalu melingkarkan tangannya di perut Jinri. Wanita paruh baya itu tahu, bahwa putra kesayangannya kini terisak di dalam dekapannya.
Demi Tuhan, jika Hye Jin sampai ketemu, Jinri tidak segan-segan menguliti menantu kesayangannya itu. Tega sekali ia pergi meninggalkan anaknya yang tampan, tanpa alasan yang jelas.
"Kapan Hye Jin pulang Mom? Aku kesakitan..." lirih Sehun lagi
Waktu terasa berjalan sangat lambat, membuat Sehun semakin tersiksa. Bayangan akan moment kebersamaannya yang indah, terganggu oleh kenyataan bahkan semua itu kini tinggal kenangan.
"Salah aku apa Mom? Kenapa semua orang yang aku sayang pergi?"
Jinri semakin terisak, ia mendekap anaknya dengan erat seolah-oleh membagi kekuatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shopaholic Girl And Mr. Perfect✔
Fanfiction[SELESAI] Awalnya Sehun benci dengan sebuah pernikahan. Bagi Sehun pernikahan hanya sebuah ikatan konyol yang menghengkang kebebasannya. Tapi saat makan malam, Sehun dikejutkan dengan fakta bahwa ia akan dinikahkan dengan seorang wanita rekan bisnis...