Napas Hye Jin terengah-engah, matanya memanas menahan marah. Dengan kasar ia memungut kembali celana dalamnya yang terkoyak di lantai. Saat Hye Jin berdiri, ia bisa merasakan cairan percintaan mereka yang turun merembes di pangkal pahanya.
Tangan Hye Jin mengepal, ia menatap sengit pria yang sedari tadi menatap pergerakannya sambil bersidekap dada.
"Sudah puas?" Bibir Hye Jin bergetar menahan tangis. Perasaannya hancur saat Sehun memperlakukannya seperti perempuan murahan. Ia jelas-jelas sudah berusaha menolak cumbuan Sehun. Tapi pria itu seakan-akan tuli dan terus menghujamnya tanpa ampun.
Satu setengah tahun tidak berhubungan intim membuat kewanitaan Hye Jin terasa nyeri. Tapi itu tidak seberapa dari rasa sakit yang ia rasakan saat pria itu memperlakukannya dengan buruk.
"Hye..." Sehun mendekat ke arahnya, tapi Hye Jin dengan refleks menjauh.
"Sudah cukup! Kirimkan aku surat cerainya!" bentak Hye Jin. Wajahnya sudah memerah kerena menangis.
"Aku tidak akan pernah menceraikanmu. Aku tidak melakukan kesalahan apapun dalam konteks hubungan kita. Semua ini hanya salah paham. Aku tidak pernah tidur dengan Irene."
Hye Jin tertawa sinis. Omong kosong! Kadar kebenciannya dengan Sehun semakin bertambah. Ia tidak perduli lagi dengan apa yang Sehun katakan. Dia benar-benar ingin pergi sejauh mungkin dari pria itu.
Kerongkongan Hye Jin terasa tercekat, ia benci menghadapi situasi seperti ini. Ia tidak menanggapi pernyataan Sehun. Dengan kaki yang masih bergetar selepas orgasme, Hye Jin memakai celana dalamnya dan merapikan dress nya yang terlihat lusuh.
"Aku pergi," ucap Hye Jin tanpa menatap Sehun.
"Aku kecewa padamu!" gumam Sehun lirih, tapi Hye Jin masih bisa mendengarnya.
"Disurat itu kau mengatakan kau mencintaiku. Tapi aku rasa tidak. Jika kau mencintaiku, kau harusnya percaya denganku. Aku suamimu dan pernikahan kita tidak main-main. Kau pikir aku tidak terluka? Kita sama-sama terluka dalam konteks ini. Tapi masalahnya, luka yang kau rasakan, kau sendiri yang membuatnya, bukan aku."
Sehun menjeda kalimatnya, saat melihat punggung Hye Jin bergetar. "Aku pikir rasa kecewaku sudah cukup, saat kau meninggalkanku lalu tiba-tiba datang dengan pria baru. Tapi ternyata ada hal yang lebih mengecewakan dibanding itu semua, mendapati isriku sendiri bahkan tidak mengenalku dan tidak mempercayaiku sama sekali."
"Hye, apa kau melihatku tidur dengan Irene dengan mata kepalamu sendiri? Apa kau melihat wajahku di panggilan video itu? Kenapa kau begitu mudahnya menyimpulkan aku tidur dengannya?. Semua itu karena kau tidak mempercayaiku, kau juga tidak mengenalku dengan baik. Asal kau tahu Hye, aku tidak pernah menyentuh wanita manapun saat aku sedang terikat komitmen. Dan, apa aku begitu rendahnya dimatamu, hingga kau langsung mempercayai semua perkataan Irene dan tidak memberikan aku kesempatan untuk menjelaskannya?"
Dengan hembusan napas lelah, Sehun menatap Hye Jin datar. "Bahkan seorang hakim medengarkan perkataan tersangka terlebih dahulu, sebelum memutuskan mereka bersalah atau tidak."
"Itu semua karena aku mencintaimu!!!" Bantah Hye Jin.
"Cinta kau bilang? Jika kau mencintaiku, kau tidak akan pergi meninggalkanku. Jika cinta seperti itu yang kau berikan padaku, mohon maaf aku tidak bisa menerimanya, karena bukan cinta yang seperti itu yang aku inginkan darimu," kata Sehun dengan guratan kekecewaan yang tercetak jelas di wajahnya.
Sehun melepaskan cengkramannya di bahu Hye Jin. Wanita itu semakin terisak, saat melihat pria itu tidak mau menatapnya lagi.
"Silahkan pergi, Hye. Aku tidak akan menahanmu lagi." Sehun meninggalkan ruangan itu dan pergi ke lantai atas, meninggalkan Hye Jin dalam keadaan terisak.
Saat ini Hye Jin tahu, Sehun kecewa dengannya.
***
TBC
Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Shopaholic Girl And Mr. Perfect✔
Fanfic[SELESAI] Awalnya Sehun benci dengan sebuah pernikahan. Bagi Sehun pernikahan hanya sebuah ikatan konyol yang menghengkang kebebasannya. Tapi saat makan malam, Sehun dikejutkan dengan fakta bahwa ia akan dinikahkan dengan seorang wanita rekan bisnis...