❌Tidak menerima sider, biasakan diri untuk mentap bintang❌
Sehun turun dari limosinnya, lalu tersenyum manis kearah kamera. Pandangan Sehun sedikit menyipit akibat cahaya blit yang sedikit menganggu.
Terdengar rentenan pertanyaan dari wartawan saat Sehun berjalan di Red Carepet, tapi ia tidak peduli dan memilih mengabaikannya. Sebenarnya Sehun sedikit gugup saat menghadiri acara ini seorang diri. Bagaimanapun nanti ia akan bertemu wanitanya di dalam. Jadi sejak sejam yang lalu, Sehun berusaha menyiapkan mentalnya agar bersikap sebiasa mungkin.
Dia seorang pria terhormat. Akan tidak lucu jika tiba-tiba didalam sana ia membuat keributan dengan alasan rindu atau sakit hati karena berita perceraiannya dengan Hye Jin.
Ya, beberapa orang-orang penting di dalam sana tahu akan pernikahan mereka. Tapi sebaliknya, di kalangan publik banyak yang menduga Sehun masih berstatus single. Itu bisa dilihat dari banyaknya wanita yang mendekatinya akhir-akhir ini.
Pandangan Sehun teralih ke wanita cantik yang sedang berbicara pada tamu-tamunya. Ditangannya ada segelas wine berwarna merah. Sesekali wanita itu tertawa tanpa beban, matanya menyipit menebar senyum yang membuat jantung Sehun berdetak nyeri.
Tidak bisa di pungkiri jika ia rindu.
***
Hye Jin meremas dress hitamnya, ia masih tersenyum mengabaikan tatapan tajam yang terasa mengulitinya di ujung sana. Ingin rasanya Hye jin pergi dari pesta ini, tapi itu jelas tidak mungkin. Pesta ini ia sendiri yang mengadakannya untuk perayaannya sebagai Ceo baru, tidak lucu bukan jika tuan rumah kabur dari pestanya?
Sebuah lengan kekar melingkar di pinggang Hye Jin. Wanita itu tersentak lalu mendongakkan kepalanya melihat si pemilik lengan.
"Kau mengabaikanku," decak pria itu sebal.
Hye Jin terkekeh, lalu pamit permisi dari tamu-tamu yang menatapnya jenaka.
"Lepaskan tanganmu, malu dilihat orang," gurutu Hye Jin, sembari menarik pria jangkung itu menjauh.
"Aku merindukanmu Jinnie," ucap si pria dengan gaya imutnya.
Wajah Hye Jin berubah masam. "Jangan memanggilku Jinnie, aku tidak suka, Jae!"
Jaemin mengacak rambut calon tunangannya gemas. Gadis yang baru saja berusia 23 tahun itu memang berlagak jual mahal. Hal itu terbukti dari hubungan mereka yang menginjak empat bulan ini masih dalam taraf normal, tanpa adanya sentuhan fisik yang berarti.
Jaemin berfikir mungkin Hye Jin belum membuka hati untuknya. Pertunangan mereka murni karena perjodohan. Jadi kesan kaku dan canggung masih mendominasi hubungan mereka.
"Mau aku ambilkan makanan?" tawar Jaemin.
Hye Jin menggeleng, "Tidak usah, aku sudah kenyang," jawab Hye Jin kikuk.
Pandangan Hye Jin bertemu lagi dengan Sehun, dengan segera wanita itu menunduk. Ia meremas jari-jari tangannya karena gugup.
"Hye, sayang... kau kenapa?" tanya Jaemin lembut.
Ia melangkupkan kedua tangannya di pipi Hye Jin, menatap kedua bola mata indah gadis itu. "Kau sakit?" tanyanya lagi.
Hye Jin terdehem, lalu menepis tangan Jaemin dari pipinya. "Aku tidak apa-apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shopaholic Girl And Mr. Perfect✔
Fanfiction[SELESAI] Awalnya Sehun benci dengan sebuah pernikahan. Bagi Sehun pernikahan hanya sebuah ikatan konyol yang menghengkang kebebasannya. Tapi saat makan malam, Sehun dikejutkan dengan fakta bahwa ia akan dinikahkan dengan seorang wanita rekan bisnis...