Tangan Hye Jin menjalar ke dada bidang pria itu, ia membentuk pola-pola abstrak dengan jari telunjuknya. Sedangkan tangan si pria memainkan rambut Hye Jin dengan gemas.
"Aku ingin terus seperti ini Hye," ucap si pria sambil mempererat pelukannya.
Hye Jin terkekeh kecil. Ada semburat merah di pipinya yang menjalar hangat sampai ke hatinya, membuat detak jantungnya kian menggebu.
"Semoga apa yang kita lakukan semalam bisa berbuah cepat Hye, aku tidak sabar untuk menjadi Ayah," ucapnya sambil menggigit pelan pipi gadisnya.
"Sehun! Berhenti, itu geli." Hye Jin mengusap wajahnya yang kini sudah semerah tomat.
Sehun tergelak, istrinya itu sangat manis. Wajah merahnya bahkan tidak hilang-hilang dari semalam.
Sehun mengecup pucuk kepala Hye Jin sekali lagi. Perasaannya meletup-letup karena bahagia, dia menjadi pria pertama yang menyentuh Hye Jin. Dialah yang merobek selaput dara itu semalam. Sehun bangga dengan Hye Jin, dizaman sekarang sangat jarang gadis cantik sepertinya masih memiliki selaput dara. Ibarat kata, wanita-wanita yang tidak bisa mejaga kesuciannya, sudah seperti kacang goreng di Seoul, bertebaran!
Tapi yang seperti Hye Jin? Hanya satu di dunia, dan itu miliknya.
"Sehun, minggir sedikit aku ingin mandi," ucap Hye Jin sambil membenahi selimut.
"Kita mandi berdua, Hye!" goda Sehun dengan tatapan penuh minatnya.
Hye Jin mendelik, wajahnya semakin memerah. "Tidak ada lagi jatah Sehun, semalam sudah tiga kali!" sungutnya sebal.
Sehun terkekeh, "Sekali lagi Hye, supaya anak kita cepat jadi."
Hye Jin hanya bedecak, lalu melenggang pergi dengan selimut tebal yang melilit pada tubuhnya. Tapi, baru beberapa langkah kaki Hye Jin sudah goyah.
"Aawww..."
Dengan sigap Sehun menangkap tubuh Hye Jin lalu menggendongnya ala bridal style.
"Ck! Sudah aku bilang kita harus mandi bersama."
Lagi-lagi Hye Jin bersemu, ia menyerukkan wajahnya ke dada telanjang Sehun. Tangannya dengan erat merangkul leher Sehun agar tidak terjatuh.
"Masih sakit?" tanya Sehun lembut.
Hye Jin mengangguk,
"Aku bantu meredakannya di kamar mandi, ayo!" godanya.
"Sehun!"
***
"Aku benar-benar tidak ingin bekerja Hye," ucap Sehun sekali lagi.
Dengan sebal, Hye Jin memukul bahu pria itu pelan. "Kemarin kau sudah lama cuti saat aku di rumah sakit. Jangan malas Sehun, nanti kalau perusahanmu bangkrut, calon anak kita mau diberi makan apa?" omel Hye Jin sambil memasangkan kemeja untuk Sehun.
Suaminya itu benar-benar manja, Hye Jin harus selalu ekstra bersabar. Tadi saja saat mandi, Hye Jin dengan sabar membantu Sehun menggosok punggungnya, membersihkan rambutnya, belum lagi mencukur bulu-bulu halus yang tumbuh di rahang Sehun.
Dan sekarang, Hye Jin harus menyia-nyiakan waktunya untuk memakaikan Sehun pakaian. Mulai dari memasangkan kemeja, celana dan dasi. Suaminya itu benar-benar tidak ingin repot-repot mengurus dirinya sendiri.
"Sudah sana kerja!" sungut Hye Jin setengah gemas.
Sehun hanya memasang wajahnya masam, "Nanti siang ke kantor ya, Hye."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shopaholic Girl And Mr. Perfect✔
Fanfiction[SELESAI] Awalnya Sehun benci dengan sebuah pernikahan. Bagi Sehun pernikahan hanya sebuah ikatan konyol yang menghengkang kebebasannya. Tapi saat makan malam, Sehun dikejutkan dengan fakta bahwa ia akan dinikahkan dengan seorang wanita rekan bisnis...