"KarJooo!!! Lo keliatan kereeen bangeeet!"
Seruan Zola saat Karan baru saja turun dari motor sempat membuatnya menggeleng bingung. Dihampirinya Zola yang sedang bersandar di pintu, mengepit clutch berwarna senada dengan terusan hitam selutut yang membuat tubuhnya tidak terlihat terlalu bongsor.
"You look lovely, Zo."
"Gue sama sekali nggak nyesel ngajak lo malam ini. Kapan lagi gue bisa liat lo tampil kayak gini?" Dengan tangannya, Zola merapikan kerah kemeja biru langit dan menyapu pelan lapel blazer biru tua yang dikenakan Karan. "Gue nggak tahu lo punya blazer."
Karan menanggapinya dengan kedikan bahu. "Jarang dipakai karena memang nggak pernah ada acara yang cocok."
"Next time, kalau gue ada acara kayak begini lagi, gue nggak usah bingung mau ngajak siapa."
"Don't push your luck and count on my willingness, lady."
"Lo mau minum dulu? Gue udah mesen taksi, paling bentar lagi juga dateng."
Karan menggeleng. "Nggak usah, nanti beser." Memasukkan tangannya ke saku celana, Karan menyandarkan punggungnya ke daun pintu. "Kamu masih belum mau ngasih tahu ini acara apa, bahkan setelah kita mau berangkat?" Sejak mendapat ajakan Zola dua minggu lalu agar dirinya tampil serapi mungkin, Karan masih belum tahu ke mana dan acara seperti apa yang akan didatanginya. Pertanyaannya selalu dijawab ala kadarnya oleh Zola hingga Karan akhirnya capek untuk bertanya. Namun melihat tampilan Zola, Karan yakin acara yang akan mereka hadiri pasti membuatnya tidak betah berlama-lama.
"Yang pasti, lo bakal suka deh. Gue jamin."
"Kamu tahu aku nggak suka pergi ke party, Zo."
Zola menatap Karan sambil menyilangkan lengan. "This isn't a party, KarJo."
"Lalu apa?"
Zola mendengus. "Lo tuh, ya? Nggak sabaran banget."
"Rasanya aku udah cukup sabar buat nggak ngajuin pertanyaan yang sama selama dua minggu ini."
"Fine!" tegas Zola. "Gue dapet undangan closing ceremony Festival Maya."
"Festival Maya?"
"Iya, festival film gitu."
Tanpa sadar, Karan langsung menggigit bibir bawahnya mendengar penjelasan Zola. Pertemuan tidak sengajanya dengan Oscar lebih dari sebulan lalu di dua tempat yang berbeda dan dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, membuat Karan tidak pernah absen mengecek akun Instagram OJams_84 setiap hari. Sudah dua hari ini Karan mengetahui Oscar ada di Bali, dan dalam salah satu unggahannya, dia menyebutkan tentang Festival Maya. Mengetahui dirinya akan berada di malam penutupan festival membuat Karan sulit mengendalikan kegugupannya.
Jangan konyol dan kepedean, Karan. Belum tentu juga kamu ketemu Oscar di sana. Kendalikan diri kamu.
"Lo kok malah ngelamun?"
Menyadari ada Zola di sampingnya, Karan bergegas tersenyum agar terhindar dari tatapan menyelidik sahabatnya. "Nothing. Tiba-tiba inget sesuatu tentang kerjaan."
"Gue yakin, ini nih yang bikin lo masih jomblo."
"Apa hubungannya kerjaan dengan statusku yang masih sendiri?"
"Banyak!" Zola merapikan rambut keriting lebatnya yang dibiarkan tergerai. "Sejak gue kenal lo, KarJo, belum pernah gue liat lo pacaran atau cerita ke gue lo lagi naksir siapa. Nada!"
"Memang belum ada yang ditaksir, terus apa yang mau diceritain?"
Zola berdecak. "Karan Johandi, kadang gue kepikiran buat set up blind date buat lo. Coba bilang ke gue, cowok macem apa yang lo mau? Lo doyan bule? Orang mana? Italia, Prancis, Inggris, Australia, Amerika? Atau lo lebih suka lokal? Atau lo lebih klop dengan cowok campuran? Coba kasih tahu gue. Lo tahu gue punya banyak kenalan."
KAMU SEDANG MEMBACA
AS TIME GOES BY
General Fiction[THE WATTYS 2020 WINNER] Oscar James dan Karan Johandi menjalani dua kehidupan yang sangat bertentangan. Atas campur tangan semesta, dunia mereka dipertemukan dalam sebuah penerbangan menuju Denpasar dari Kuala Lumpur. Tidak ada romansa yang menye...