Begitu muncul THE END di layar laptopnya, Karan mendengus keras. Mengangkat lengannya tinggi-tinggi, dia menguap sebelum menutup laptop. Dibiarkannya benda itu tergeletak di atas kursi tanpa ada niat untuk memindahkannya. Dengan malas, Karan menyandarkan kepala di tepi tempat tidur, menatap langit-langit kamarnya. Lantai yang didudukinya sejak dua jam lalu mulai membuat pantatnya tepos, tapi dia masih enggan mengangkat tubuh semampainya ke atas tempat tidur.
Diraihnya ponsel dari atas nakas sebelum menyentuh layarnya. Membuka aplikasi instant messaging, dia mencari nama Oscar di sana. Saat membukanya, terdapat beberapa pesan yang dikirim Oscar sejak mereka bertukar kontak selepas makan siang di Milk & Madu lebih dari sebulan lalu. Karan pun akhirnya menekan tombol follow di Instagram meski Oscar tidak melakukan hal yang sama. Pesan terakhir yang dikirim Oscar adalah sebuah voice note yang berisi gonggongan Jupiter diikuti suara Oscar yang memperkenalkan Jupiter kepada Karan. Dia membalasnya dengan sebuah voice note singkat.
Mata Karan bergantian memandang laptopnya yang sudah tertutup dan baris kosong di ponselnya untuk mengetik pesan baru. Setelah mencoba 3 kali dan selalu ketiduran, Karan akhirnya berhasil menyaksikan Some Like It Hot dari awal hingga selesai. Bahkan dirinya tidak bisa menahan tawa melihat akting Tony Curtis, Marilyn Monroe, dan Jack Lemmon dalam film garapan sutradara Billy Wilder yang dirilis tahun 1959.
Dengan senyum yang terkembang, Karan mengetik:
Baru selesai nonton Some Like It Hot. I made it until the end, hahaha. What a funny movie!
Begitu pesannya terkirim, Karan meletakkan ponselnya di atas lantai dan kembali menyandarkan kepalanya.
Tidak banyak yang terjadi setelah dirinya dan Oscar bertukar nomor telepon. Karan memang sengaja menahan diri agar tidak mengirim pesan terlebih dulu karena selain tidak ingin mengganggu Oscar, dia tidak ingin memberikan kesan terlalu ingin tahu. Pesan-pesan Oscar pun singkat. Menanyakan kabarnya, bagaimana cuaca di Bali, kebosanannya menunggu giliran shooting, atau dua minggu lalu saat dia sedang ada pemotretan di Hongkong.
Ketika Oscar meminta kontaknya, Karan sempat bertanya alasan Oscar menginginkannya—terlepas dari mereka yang baru saling kenal dan status Oscar sebagai publik figur—yang justru ditanggapi Oscar dengan kerutan di kening. Jawaban yang didapat Karan adalah agar lebih mudah jika mereka ingin bertemu karena Oscar percaya, kebetulan tidak akan berpihak ke mereka lagi. Saat Karan kembali menyanggahnya dengan kemungkinan bisa saja dia menyebarkan nomor pribadi Oscar ke publik, pria itu justru tergelak. "I know you're not going to do that," adalah apa yang menjadi balasan Oscar hingga Karan terdiam.
Suara getaran ponselnya membuat Karan tersentak. Dilihatnya pesan masuk dari Oscar dan Karan membukanya.
FINALLY! I knew you're going to like it
Aku baru pulang, capek sekali
Satu hal yang membuat Karan lega adalah Oscar meminta agar mereka tidak menggunakan 'saya' karena baginya sebutan itu terlalu formal. Karan tidak keberatan.
Go have a rest, then
Begitu pesannya terkirim, Karan menunggu hingga tanda centang dua berwarna biru terlihat. Alih-alih membalas pesan, Karan justru melihat panggilan masuk dari Oscar.
"Malam, Oscar," sapa Karan begitu dia mengangkatnya.
"Malam, Karan. Aku seneng banget kamu akhirnya nonton Some Like It Hot. Kamu suka Daphne atau Josephine?"
Karan tertawa. "Daphne. Jack Lemmon was really good!"
"Well, he got nominated for Oscar as Best Actor, but unfortunately, he lost to Charlton Heston in Ben-Hur."
KAMU SEDANG MEMBACA
AS TIME GOES BY
General Fiction[THE WATTYS 2020 WINNER] Oscar James dan Karan Johandi menjalani dua kehidupan yang sangat bertentangan. Atas campur tangan semesta, dunia mereka dipertemukan dalam sebuah penerbangan menuju Denpasar dari Kuala Lumpur. Tidak ada romansa yang menye...