22 - BROKEN VOW

1.9K 295 72
                                    

Karan membanting tubuhnya ke atas tempat tidur begitu memasuki kamar dan menyalakan air conditioner. Celana jin dan kaus yang dipakainya berangkat kerja masih menempel lekat akibat keringat dan dia terlalu malas untuk menggantinya. Embusan udara yang menerpanya pun ternyata tidak mampu mengusir gerah yang dibawanya dari luar.

Lelah tidak hanya mendera badannya, tetapi juga hati dan pikirannya. Dorongan untuk meluapkan yang dia pendam sebulan terakhir begitu besar hingga yang tersisa justru ketidakmampuannya melakukan apa pun. Keinginan kuat mengungkapkan kepada Zola tentang kemelut yang melandanya terus-terusan dia sisihkan. Menceritakan Oscar kepada sahabatnya itu justru akan berujung pada penjelasan panjang, sesuatu yang belum mampu dilakukannya sekarang.

Begitu sampai di indekos setelah dari rumah Oscar di malam ulang tahunnya, Karan menghabiskan dua jam mencari berita yang telah merusak apa yang seharusnya menjadi malam yang indah. Bukan hanya merusak, tapi setelah satu bulan, mungkin yang dimilikinya bersama Oscar hanyalah tinggal cerita.

Dalam hitungan hari, foto mereka memenuhi berbagai media elektronik, lengkap dengan tagline yang menurut Karan, terlalu berlebihan. Isu homoseksualitas Oscar menjadi topik yang tidak henti-hentinya dibahas di media, termasuk acara gosip yang Karan saksikan melalui Youtube. Foto mereka ternyata diunggah oleh netizen yang sebelumnya tidak tahu-menahu perihal Oscar James dan statusnya sebagai publik figur karena fokus fotonya bukanlah Oscar, melainkan keramaian di bandara Suvarnabhumi. Singkatnya, mereka tertangkap secara tidak sengaja. Namun ada netizen lain yang mengenali Oscar James dan mulai menyebarkannya. Tentu saja dipenuhi spekulasi tentang siapa pria yang bersama Oscar dan tentang seksualitasnya.

Oscar terlihat berbeda, setidaknya dari tampilan yang dilihat Karan. Matanya sayu, senyum yang biasanya lebar, jarang lagi terlihat, dan dia jelas kurang tidur. Beberapa kali, Karan tergoda mengirimi Oscar pesan, tapi ditangguhkannya karena dia tidak ingin menambah beban pikiran pria yang sudah sebulan tidak dijumpainya. Pesan terakhir Oscar yang meminta Karan tidak menghubunginya dulu seperti titah yang tidak berani dia langgar. Jadi yang bisa dilakukannya hanyalah diam. Dan menunggu.

Cerita yang beredar di media juga sempat menyesakkan dada Karan. Menggunakan kemampuan aktingnya, Oscar tidak menampik bahwa yang digandengnya adalah seorang pria, tetapi dia mengatakan, pria tersebut adalah adik sahabatnya yang sedang tersesat di bandara. Dengan meyakinkan, dia menambahkan adik sahabatnya mengalami gangguan mental hingga ketika melihatnya kebingungan di Suvarnabhumi, Oscar tidak bisa diam. Beberapa netizen tidak mempercayai statement yang dikeluarkan Oscar, tapi tidak sedikit juga yang membelanya. Mereka berpendapat, benar atau tidaknya pernyataan Oscar, orang-orang seharusnya tidak mempermasalahkannya dan meminta mereka menghargai privasi Oscar.

Karan hanya mampu tertegun saat membacanya, sebelum tertawa getir.

Muncul juga kabar yang menyebutkan Oscar sengaja mengembuskan berita itu sebagai cara mendongkrak popularitas. Ada geram yang tidak mampu Karan tahan saat mengetahuinya. Jika berita yang sama menimpa pendatang baru lainnya, dirinya mungkin akan terbawa opini yang sama, tapi Oscar tidak akan pernah merendahkan harga dirinya demi popularitas.

Karan meraih ponselnya, berharap ada pesan dari Oscar. Namun pria itu menepati janji dengan tidak menghubunginya, seperti apa yang mereka bagi selama enam bulan terakhir tidak pernah ada.

Karan menarik napas panjang.

Terlepas dari apa yang sudah dikatakan Oscar tentangnya, Karan tidak bisa menampik rasa rindu. Pikiran membawa Karan di sebuah malam saat ragu akan hubungan mereka menyusupinya. Dia begitu resah, membuat Oscar sempat khawatir kalau dirinya sakit. Ucapan bahwa dia baik-baik saja tidak mampu mengelabui Oscar. Pria itu terus memaksa sampai akhirnya Karan tidak punya pilihan selain mengaku. Begitu tahu alasannya, Oscar mendesah sebelum menyalakan televisi di kamarnya, mendesak Karan menonton Notting Hill. Ketika suara lembut Shania Twain yang mengalunkan You've Got a Way menutup film, Oscar memandang Karan dan berkata, "Jika Anna Scott bisa nikah dan live happily ever after with Will Thacker, then we can be the same, can't we?" Mereka lantas menghabiskan setengah jam berdikusi dan berdebat mengenai kesamaan dan perbedaan kisah mereka dengan kisah Anna dan Will di Notting Hill.

AS TIME GOES BYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang