14 - ZOLA'S VISIT

2.3K 315 23
                                    

"Jadi, siapa si Egil ini sebenernya, KarJo? Kok lo nggak pernah cerita, sih?"

Karan sedang duduk di tepi tempat tidur menyaksikan Zola yang mulai mengeluarkan beberapa baju dari kopernya. Mereka baru saja sampai di hotel yang akan ditempati Zola selama dia di Porto. Begitu tahu jadwal kedatangan Zola, Karan dengan segera menawarkan diri ke Maia untuk menjemput di bandara. Hari-hari sebelum kedatangan sahabatnya diisi Karan dengan menyusun semacam itinerary untuk Zola dengan bantuan Deniz dan Egil. Mereka bahkan sempat bercanda tentang kepribadian Karan yang tidak pernah diperlihatkannya sejak dia sampai di Porto.

Tawaran Egil untuk ikut menjemput Zola di bandara sempat ditolak Karan. Namun paksaan Egil—dan juga Deniz—akhirnya membuatnya mengalah. Ketika Egil menjemputnya di kantor, Beril, Xavi, dan Deniz sengaja mengeraskan dehaman mereka—Xavi bahkan bersiul—sementara Deniz dan Egil saling bertukar obrolan tentang Karan seolah Karan tidak ada di ruangan.

Sudah bukan rahasia bagi penghuni Blue Door jika Egil sering menghabiskan waktu di Blue Door atau sekadar mampir untuk menjemput/mengantar Karan. Egil menghentikan mobilnya di sebuah toko bunga tanpa tahu apa yang akan diperbuatnya. Saat Egil membawa satu buket kecil dan mengatakan dia membelinya untuk Zola, Karan sudah menyiapkan protes, tetapi Egil menukasinya dengan alasan yang tidak bisa dibantah Karan. Dia pun terdiam.

Seperti diduga, Zola langsung memeluk Karan dengan erat begitu melihatnya di terminal kedatangan internasional. Kehadiran Egil jelas menimbulkan tatapan penuh dengan tanda tanya dari Zola, apalagi ketika pria yang baru ditemuinya memberinya sebuket bunga. Kekhawatiran Karan jika Zola menunjukkan sifat aslinya yang selalu ingin tahu dalam perjalanan menuju hotel, terbantahkan. Alih-alih menginterogasinya tentang Egil atau parahnya, menginterogasi Egil langsung, Zola bercerita tentang Bali dan penerbangannya. Egil pun hanya memperkenalkan dirinya sebagai teman Karan.

Saat mereka sampai di hotel, Egil langsung pamit karena masih ada yang harus dilakukannya. Karan tahu, Egil hanya bersikap sopan dengan memberinya waktu untuk melepas kangen dengan Zola. Begitu Egil berlalu dari hotel setelah berjanji akan mengajak Zola ke apartemennya—tanpa lupa menyebutkan letaknya yang tepat di depan pantai—Zola tidak menunggu lama sebelum menggandeng Karan dengan meremas pergelangan tangannya dan tidak melepasnya hingga mereka sampai di kamar.

Dan pertanyaan pertama yang diajukan Zola ketika dia sampai di kamar dan mulai membongkar kopernya, tentu saja tentang Egil.

"Kamu denger sendiri dia bilang apa tadi. A friend of Karan. Penjelasan apa lagi yang kamu butuhkan?" tanyanya setelah Zola melempar satu bungkus kecil pie susu yang langsung ditangkapnya.

"Cut the bullshit, KarJo. Nggak mungkin temen lo rela beliin gue buket secantik itu buat gue. Kenapa? Satu, karena dia nggak kenal sama gue, dan dua, karena gue perhatiin gimana cara dia mandang lo. Lagian, temen-temen lo di sini pasti nggak rela ngabisin duit buat beli barang nggak penting kayak buket. Gue ini udah berhubungan sama volunteer sejak belum kenal sama lo, jadi gue tahu budget mereka kayak apa. So, tell me. Atau gue perlu tanya Egil langsung?"

Karan menghela napas sebelum membuka bungkus pie susu dan langsung melahapnya. Meski dia sudah berpesan agar Zola tidak membawa jajanan, tapi diam-diam Karan bersyukur bisa kembali merasakan satu camilan khas Bali yang sudah lama tidak dilihat dan dirasakannya. Begitu menandaskannya, dia memandang Zola yang sudah duduk di depannya.

"Cowok Norwegia, tinggal di Porto karena ingin belajar bahasa Portugis meski setelah kenal dia lebih dari dua bulan, aku nggak tahu apa lagi yang harus dia pelajari karena bahasa Portugisnya udah bagus. Apa lagi yang mau kamu tahu?" cerocos Karan.

"Mau dia cowok Norwegia atau cowok Antartika, gue nggak peduli. Yang mau gue tahu, lo ada hubungan apa sama dia?"

Karan harusnya tahu, jawabannya tidak akan memuaskan Zola karena memang bukan jawaban itu yang ingin didengar Zola. Karan harusnya tidak melibatkan Egil jika berhubungan dengan Zola, tapi menyembunyikannya juga tidak akan bertahan lama. Zola akan tetap mengetahuinya meski bukan Karan yang bercerita.

AS TIME GOES BYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang