Noun: lacuna (lacunae, lacunas) lu'koo-nu
A blank gap or missing part
Sudah setengah jam Karan memandang layar laptopnya. Sejak menemukan kata lacunae tanpa sengaja beberapa malam lalu, dia tidak mampu mengerem ide yang berhamburan untuk menulis cerita berlandaskan kata tersebut. Lacunae sangat mewakili perasaannya setelah Oscar mengakhiri hubungan dan godaan menuangkan ceritanya sendiri begitu besar. Karan yakin, pembacanya di Wattpad tidak akan curiga dan tidak perlu tahu kebenarannya. Setelah lebih dari setengah tahun tidak ada cerita bersambung yang diunggahnya, Karan yakin mereka akan dengan senang hati menikmati karya terbarunya. Namun dia tidak ingin melakukannya. Perih justru akan semakin menguntitnya jika harus menguak kembali semua kenangan dan membaginya dengan publik sekalipun hanya berupa kisah yang dilabelinya dengan fiksi.
Jemarinya mengambang di atas keyboard tanpa mampu merangkai apa yang sudah tersusun di otaknya. Gelengan serta decakan frustasi membuat Karan meletakkan laptopnya di atas lantai sebelum menyandarkan kepala di tepi tempat tidur. Matanya nanar memandang layar putih di hadapannya, berusaha menemukan kalimat pembuka yang pas.
Kekhawatirannya bertemu Oscar ketika Farah menginap di Wuluh Tirta tidak terbukti. Dia menganggap Farah menghargai keputusannya untuk tidak bertemu Oscar atau pun membicarakan tentang pria itu. Tidak ada percakapan yang bersifat personal. Karan pun memperlakukan Farah seperti tamu-tamu lainnya. Namun kehadiran sahabat Oscar di hotel ternyata mempunyai dampak positif. Karan menjadi lebih fokus dalam pekerjaan, seperti sebelum hubungannya dengan Oscar berakhir. Tidak ada lagi kesalahan yang diperbuatnya hingga Bu Indri memberikan senyumnya saat mereka berpapasan seminggu kemudian.
Singkatnya, hidup Karan berlanjut di depan banyak orang.
Namun begitu kembali ke kamar atau setiap menghabiskan sore di pantai, Karan menjadi lebih pendiam. Saat kehilangan Binar, tidak ada yang bisa dilakukan Karan selain menerima kepergiannya. Namun situasi dengan Oscar berbeda. Jika saja salah satu dari mereka punya keberanian untuk tetap bersama terlepas dari berita yang beredar, Karan yakin hubungannya dengan Oscar masih bisa diselamatkan. Mereka bisa tidak saling bertemu untuk sementara waktu hingga kabar yang menyerang Oscar mereda, kemudian kembali ke rutinitas sebelumnya. Bukankah selama ini mereka juga tidak setiap hari bertemu? Apa bedanya dengan mengubah kebiasaan mereka menjadi lebih lama, asalkan hubungan mereka tetap berjalan? Namun menemukan jawaban atas pertanyaan itu tetap tidak mampu menenangkan hatinya.
Lengan Karan meraih kembali laptop dan meletakkannya di pangkuan.
Tidak selamanya takdir mempunyai andil dalam perkara hati manusia. Dalam kisahku, pilihan menjadi penentu berakhirnya hubunganku dengan Doni. Semesta berkonspirasi menuntut kami untuk membuat pilihan itu.
Sudah sebulan—
Karan pun tidak mampu melanjutkan kalimat setelah mengetik satu paragraf tersebut. Pikirannya kembali dipenuhi kebuntuan. Mengukur pelipis, Karan justru memilih untuk menelusuri folder yang berisi video-videonya bersama Oscar daripada memikirkan bagaimana melanjutkan cerita. Setiap merindukannya, Karan selalu mengarahkan tetikus ke folder yang sengaja diubah namanya menjadi PAST demi menyiksa hatinya lebih dalam. Dengan memutar kembali momen-momen yang mereka ciptakan, Karan bisa meluapkan rahasia yang masih disimpannya rapat-rapat.
Hanya ada sepuluh video singkat di dalamnya, rata-rata berdurasi kurang dari sepuluh menit. Karan tidak pernah melewatkan satu video pun. Memutarnya berulang-ulang sampai rindunya sedikit terpuaskan atau sampai matanya terpejam dengan sendirinya. Namun video yang dia putar pertama kali selalu sama: ketika Oscar sedang berusaha menghafal naskah film komedi yang masih belum diketahui Karan tanggal rilisnya. Menontonnya selalu berhasil membuat tawa Karan berderai. Bukan hanya ekspresi wajah yang ditunjukkan Oscar, tetapi cara dia melafalkan kata 'gue', 'kepo nih', 'tersesat'—yang selalu dilafalkan Oscar 'tersaset' hingga dirinya sempat frustasi—'ayo', dan 'merinding'—yang bagi Karan terdengar seperti menginding. Beberapa kali dirinya tidak bisa menahan tawa hingga Oscar harus mengulang dialog yang sama dari awal. Rekaman itu selesai ketika Oscar merebut ponsel yang sedang dipegang Karan dengan seruan, "Okay, I'm done being your amusement, Karan," sebelum diikuti suara tawa lalu layar yang berubah menjadi gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
AS TIME GOES BY
General Fiction[THE WATTYS 2020 WINNER] Oscar James dan Karan Johandi menjalani dua kehidupan yang sangat bertentangan. Atas campur tangan semesta, dunia mereka dipertemukan dalam sebuah penerbangan menuju Denpasar dari Kuala Lumpur. Tidak ada romansa yang menye...