Awal Konflik#12 (Edited)

897 62 2
                                    

"Masuk kerumah dulu aja." Pinta Ila.

Raffa menuruti, dia memakirkan motor nya dihalaman rumah Ila. Kemudian mereka masuk kedalam rumah Ila.

"Abang." Panggil Ila saat masuk rumah nya.

"Eh, udah pulang, dek?" Tanya Revan yang sedang menonton televisi.

Ila merasa aneh dengan wajah Revan. Bukan apa-apa, wajah nya lesu dan terlihat mengkhawatiran.

"Abang, lo kenapa?" Ila langsung berlari dan duduk disamping Revan, Dan Raffa mengikuti nya. Dia duduk di sofa Single.

"Nggak apa-apa." Jawab Revan berusaha tersenyum. "Eh, pacar nya Ila. Nama lo siapa?"

"Raffa, Bang."

"Jaga Ila ya kalo bawa dia kemana-mana."

Sontak Ila memukul Revan dengan keras tepat dibahu nya yang lebar.

"Ngomong apa sih! Lo kenapa sih, Monyet!" Ila sudah mulai kesal, Guys.

Revan memberikan ponsel nya kepada Ila, yang sudah tertera pesan di Aplikasi Line nya. Seolah memberi tahu jawaban ke Ila, kenapa dia seperti ini.

Ila menerima nya dan membaca pesan di Aplikasi Line Revan.

Saat membaca nya, Ila menyernyit bingung. Dan terbendung rasa khawatir. Apakah tidak terlalu cepat?

Ila menoleh ke Revan dengan pandangan yang campur aduk.

Rasa takut dan khawatir menguasai dirinya lagi.

"Abang." Panggil Ila lagi dengan nada yang seperti ingin menangis.

"Kan gue udah pernah bilang, gue kesini karna ada tujuan nya."

"Kayanya ini privasi kalian, ya. Mending gue pulang ya." Kata Raffa yang sudah bangkit dari tempat duduk nya.

Revan mengangkat tangan satu nya keatas dan memberikan Ke Raffa. Bermaksud mencegah Raffa untuk pergi.

"Nggak, lo tetep disini. Biar lo tau sifat Ila yang sebener nya dan masalah Ila."

Raffa kembali duduk dan menatap Ila yang sedang menangis. Raffa menyernyit bingung.

Ini sifat asli Ila? Cengeng?

Seolah tahu maksud dari wajah Raffa. Revan kembali angkat bicara. "Sifat asli Ila memang cengeng dan Suka Takut. Dan dia nutupin ini semua dengan sifat nakal nya."

Raffa mengangguk mengerti. Jadi, ini yang Ila maksud saar Raffa meminta jawaban ke Ila.

Paham, Raffa paham semua nya.

Ila menyembunyikan rasa takut dan semua sifat asli nya dengan sifat nakal nya. Seperti kata Revan.

"Udah diem, malu itu sama pacar lo." Kata Revan sambil mengelus pundak adik nya.

"Gue 'kan takut! Lo nggak pernah rasain." Ucap Ila masih menangis.

Hanya satu yang belum Raffa ketahui, masalah Ila. Apa yang Ila takutin, dan apa yang pernah Ila rasain?

Hidden Behind A Wall [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang