She's Need Miracle#24 (Edited)

744 46 1
                                    

Sepulang dari rumah Ila, Raffa mendiskusikan hal tersebut ke Mamanya.

Mamanya menyambut cerita anaknya dengan baik. Jujur saja, Mila cukup tekejut dengan Yang Raffa katakan. Raffa bilang, ia akan merebut Ila dengan cara menunangkan cewek itu.

Mendadak sekali.

Mila kelimpungan sendiri, bagaimana caranya dia membantu anaknya sendiri, disaat dirinya tengah menyembunyikan sesuatu juga.

"Jadi, Raffa mau minta bantuan Mama juga. Nggak apa-apa 'kan, Ma?" Ucap Raffa setelah menjelaskan semuanya.

Mila tersenyum tipis dan mengangguk. "Mama akan bantu Raffa."

Raffa langsung memeluk Mila dengan erat. Mila cukup terkejut dengan perlakuan Raffa yang tadi, walau dalam hati ia juga bahagia.

"Raffa sayang Mama."

Mila membalas pelukan Raffa dan mengelus pundak Raffa. "Mama juga sayang Raffa."

Raffa menuju kamarnya dan merebahkan dirinya dikasur nya yang lembut nan nyaman.

Memikirkan mengapa ia sangat tidak rela jika Ila direbut oleh orang lain. Raffa mempunyai alasan kenapa ia bertahan sampai sekarang ini.

Alasan Raffa bertahan sampai sekarang hanya satu.

Dia percaya.

Percaya akan keajaiban Tuhan jika cinta pertamanya adalah jodohnya.

"Raffa galau, cie." Daffa dan Wildan yang baru datang langsung berjalan lalu duduk dikasur Raffa.

"Dih, apaan sih, Dugong." Ketus Raffa masih merebahkan dirinya.

"Tante Mila habis cerita sama kita. Soal pertunangan lo." Kata Wildan.

"Nggak usah mau nya tau doang, tapi bantuin nya nggak." Raffa mengubah posisinya menjadi duduk.

"Lo mau gue bantu?" Wildan menawarkan dengan wajah yang serius.

"Siapa sih yang nggak mau dibantu dalam urusan ginian."

"Gampang, sih. Lo tau 'kan gue anak malem. Siapa tau aja cowok yang dijodohin sama Ila, dia itu anak nggak bener." Wildan menggaruk hidungnya lalu menyisir rambutnya kebelakang.

"Mana mungkin dia anak nggak bener, bapaknya aja punya perusahaan. Malu kali dia nya juga."

"Lah, harta mah nggak bisa dijadiin patokan. Kalo emang dia nya bejat, dia bakal foya-foyain kerja keras bapaknya. Nggak ada yang tau."

"Kalo ngomong nggak suka ngaca." Daffa menyahut sambil terkekeh.

"Udah ganteng nggak butuh kaca."

"Jijik, geblek!"

"Mau nggak, Raf, gue bantu."

"Mau aja lah gue mah."

"Sip! Lo terima beres aja, nanti gue kasih tau besok malem. Kalo udah ketauan dia anak Club malem, baru lo yang nyelidikin lainnya."

Hidden Behind A Wall [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang