"Hah!"
Orang itu langsung membuka pintu depan samping pengemudi. Tepat ditempat Ila. Langsung saja teman-teman Ila dan teman-teman Raffa bersembunyi dengan hati-hati.
"Oke, gue turun! Nggak usah sentuh gue." Ila menghadap belakang dulu lalu turun dengan lemas.
"Cepet masuk!"
"Iye, bawel."
Ila berjalan lemas masuk kedalam yang disebut dengan Markas kebangsaan. Kurang kerjaaan dinama-namain.
Sementara Ila masuk, yang masih didalam mobil sedang berdiskusi.
"Daf, mending lo pindahin mobil lo dulu. Kita ngalihin perhatiin mereka." Ujar Wildan yang diangguki dan langsung dilaksanakan oleh Daffa.
Daffa turun dari mobil Radhit dan membawa mobil nya pergi jauh dati tempat itu.
"Oke, kita harus....."
Wildan merencanakan semua Rencana-rencana yang ada diotak nya. Mereka semua dibagi kerja sama rata.
Masing-masing kelompok ada dua orang.
"Oke, sekarang. Dan lakuin hati-hati."
Mereka melaksanakan dan turun dari mobil. Memasuki Markas dengan memisah dan mengendap-ngendap.
Sementara itu, Ila dan Revan sedang disidang. Mereka berdua diharuskan berdiri berpisah beberapa jarak.
"Masih ingat gue, La." Kata cowok itu. Bos nya.
Ila berdecih. Tangan nya masih ditahan di belakang oleh orang bertubuh tinggi dan besar.
"Nggak usah basa-basi, anjing! Mau lo apa?" Kesal Ila sampai muka nya memerah.
Arya berjalan menuju Ila dan merapihkan rambut Ila yang berantakan didepan muka nya.
Ila membuang mukanya. Tidak rela rambut nya disentuh oleh tangan pembunuh.
Arya terkekeh. "Jangan gitu, sayang."
"Geli, bangsat!"
Ila meronta-ronta minta dilepaskan tangan nya dari tangan orang itu. Tapi Ila kalah kuat.
"Gue mau lo jadi milik gue lagi, dan Abang lo sama Raffa gue bebasin."
Nafas Ila memburu dan hidung nya kembang kempis. Menahan amarah nya.
"Lo bilang lo nggak bakal macem-macem sama Ila kalo gue udah nyerahin diri. Tapi sama aja." Sahut Revan yang langsung ditertawai oleh Arya. Kurang ajar.
"Duh, bego banget sih lo. Percaya aja sama gue."
Revan berdesis kesal. Kalau dia tidak dilakukan sama kaya Ila, detik itu juga dia membantai Arya sampai tersungkur.
******
Di sisi lain, Kumpulan orang geblek sedang menjalani rencana nya.
Daffa dan Jasmin yang menyerang orang yang menjaga pintu depan.
Sementara Jasmin dan Daffa memukuli orang-orang itu, Wildan, Indah, Resi dan Renald menyelunup lewat belakang.
"Mampus lo! Macem-macem sih lo." Ujar Daffa masih terus menjotos.
Itu adalah orang terkahir yang menjaga yang dipukuli oleh Daffa dan juga Jasmin.
Setelah itu, mereka berdua ikut masuk menyelinap lewat belakang bersama yang lainnya.
"Raffa dimana?" Tanya Daffa berbisik pada Wildan.
Wildan mengedarkan pandangannya sambil terus berjalan merunduk seperti tahanan. Begitupun yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Behind A Wall [NEW VERSION]
Romansa(COMPLETED!) Mereka sama-sama sembunyi dibalik didinding. Yang satu di dinding ketakutan, dia bersembunyi didinding itu untuk menyembunyikan sikap ketakutan nya terhadap masalah-masalah dan memyembunyikan sikap itu dengan sikap nya yang nakal dan su...