Keputusan #22 (edited)

735 44 3
                                    

Jalan terbaiknya, aku memperjuangkan kamu kembali.
➖➖➖

Ila sudah berada dikamar tamu, mempersiapkan dirinya akan tertidur. Persetan dengan orang rumah yang akan mencarinya.

Yang penting, dia mau tenang dulu dengan emosinya sendiri.

Ingin sekali Ila memejamkan matanya, tetapi Raffa terus mengusilinya. Seperti membekap Ila dengan bantal yang tidak ia gunakan.

"Bisa diem, nggak? Gue mau tidur, capek!" Ucap Ila setelah melepas bekapan bantal dari Raffa.

"Jangan dipikirin terus, gue bakal lakuin apapun kok. Santai aja." Balas Raffa tersenyum.

Senyum Raffa yang satu itu tidak ada dua nya. Selalu saja menenangkan perasaan Ila.

"Lo bisa apa emang?"

"Segala cara bakal gue halalin, bahkan ngebantah Papa lo, demi rebut lo kembali."

Ila tersenyum. Ini yang Ila suka, Raffa bukan cowok yang seenaknya melepas tanpa mencari tahu.

Jujur saja, Ila merasa beruntung dimilikin Raffa.

Cowok yang dulu nya selalu bikin Ila emosi, kini menjadi cowok yang menenangkan emosinya.

"Raf, jangan tinggalin gue." Kata Ila lirih.

"Tergantung."

Ila melotot kesal. "TERGANTUNG APAAN?!"

"Kalau cowok yang dijodohin sama lo itu cowok baik-baik, gue bakal relain lo walaupun itu berat.

"Tapi, kalau cowok itu Bajingan, jangan harap gue bakal lepas lo gitu aja."

Ila Malu sendiri dengan jawaban Raffa. Dia selalu berhasil membuat Ila salah tingkah karna hasil perkataannya yang santai namun terkesan menggoda.

"Yaudah, tidur sono, udah malem." Raffa mengacak pucuk rambut Ila.

Ila menangkap tangan Raffa lalu mencium telapak tangannya. "I love you, i wish you Don't leave me alone."

"Kalo lo tidur ya gue tinggalin sendirilah, masa gue temenin, emang lo nggak takut gue Anuin?"

Ila mendengus dan berdecak, lalu memukul bahu Raffa. Menendangnya hingga Raffa berdiri. "Keluar lo. Udah gue ajakin romantis, malah nggak tau diri."

"Ngambekan, najis." Raffa terkekeh, ia mendekatkan wajah nya ke Ila. Lalu mencium dahi Ila cukup Lama. "Udah jangan ngambek lagi, ya."

"Ya,"

"Gue keluar, ya."

Ila hanya bergumam kecil. Dan Raffa keluar dari kamar yang Ila tempati.

Ila menarik selimutnya sampai kedadanya. Pikirannya kembali terhanyut pada kejadian nanti jika ia dipertemuhkan oleh si yang dijodohkan dengan Ila.

Ah, memikirkannya saja sudah mumet, apalagi menjalani nya.

-------

Hidden Behind A Wall [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang