#18 (edited)

781 48 0
                                    

"Ila kenapa? Pagi-pagi kok mukanya ketekuk." Celetuk Jasmin sambil mengetikkan sesuatu dilaptopnya.

Ila menghela nafas. Pikirannya mumet, pusing, ngelindur. Pokoknya, Dia lagi Setres.

"Cerita aja, jangan dipendem, gue kasih sarannya Kok nanti." Jasmin menyingkirkan laptop dihadapannya dan menatap Ila serius.

Ila mengembungkan pipinya dan menghela nafas untuk kesekian kalinya di Pagi itu.

"Salah nggak sih kalau gue cemburu, kesel, Protektif, dan sejenisnya sama Raffa?" Tanya Ila memulai topik.

"Ya, tergantung sih. Kalau lo cemburu buta, Overprotektif dan sejenisnya tanpa alasan, namanya nggak wajar."

"Jadi, kemarin gue jalan-jalan sama Raffa....."

Ila bercerita secara Rinci kejadian yang kemarin bersama Raffa. Ekspresinya berubah-ubah setiap kalimat nya.

"Gitu, Min. Tuh cewek punya urat malu nggak, sih." Kesal Ila setelah menceritakan.

Jasmin manggut-manggut dan melepas kacamatanya. Mata nya memang sudah bermasalah dari lulus, itu karna dia terlalu banyak mengerjakan tugas di laptop tanpa kenal waktu.

"Kalau begini, ya tergantung sama Raffa nya aja bagaimana. Dia ngerespon si cewek, nggak?"

Ila mengangguk. "Raffa respon, tapi balasnya selalu singkat nggak kaya dia ke gue. Dan lo denger kan tadi, Cewek itu sahabat satu-satunya Raffa yang nggak sekelamin sama Raffa."

"Ya, terus? Salahnya dimana kalau dia berteman dengan Raffa walau berbeda kelamin."

"Min, lo ngertilah. Gue takut aja cewek itu seenaknya sama Raffa, dia bisa setiap Jam sama Raffa karna mereka satu Kampus. Dan sementara gue, gue bakal ketemu sama dia kalau ada waktu luang. Dan ketemu juga kalau dia jemput gue."

Jasmin mengangguk paham. "Iya, gue ngerti, La. Lo kaya begini aja udah kesel, terus apa kabar dengan Resi sama Renald yang beda negara tapi hubungan mereka masih baik?

"Kepercayaan itu harus selalu ada dalam hubungan, semua situasi dan apapun itu. Jangan egois, La. Dia cuma Chatan sama cewek aja lo udah kelabakan.

"Siapa tau aja nanti lo lebih parah. Lo ciuman atau pelukan sama cowok dan ketauan sama Raffa. Kedepannya kan nggak ada yang tau." Ucap Jasmin panjang.

"Tapi, gue cuma takut aja..."

"Takut lagi, takut lagi. Kenapa sih, La. Dari SMA lo selalu takut ini dan itu." Kata Jasmin. "Cuma Chatan doang, La. Lo juga kan nggak tau sikap Raffa ke dia. Bisa aja Raffa masih cuek sama dia."

Ila menghela nafas lagi dan kali ini  lebih panjang. Lalu dia meletakkan kepalanya di tangannya yang terlipat diatas meja.

Percaya seperti apa? Percaya yang akan membawanya ke Dinding itu lagi? Dan membuatnya bersembunyi di Dinding itu lagi?

Atau kepercayaan yang akan membawanya pada kesembuhan dihubungannya.

Banyak jenis-jenis dampak kepercayaan dalam hubungan.

Orang yang paling kita percaya adalah orang yang menyakiti kita lebih parah juga.

Were Do it Over and Were Will Reply over Too.

Hidden Behind A Wall [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang