Ila menyernyit bingung karna Raffa tumben-tumbenan ngajak dia makan dikantin. Duduk nya juga kepisah sama teman-teman lain nya.
"To the point aja. Lo mau ngomong apa sama gue?" Celetuk Ila sambil menyeruput jus Alpukat nya yang sudah ia beli.
"Lo...."
"Gue kenapa?"
"Elah, sabar dulu kali. Jangan motong ucapan gue dulu."
Ila mengangguk ogah-ogahan. Lalu ditatap kembali Raffa yang ada didepan nya dengan wajah pucat.
"Bentar deh, lo sakit? Ko muka sama bibir lo jadi pucat gitu."
Dalam hati, Raffa menyumpah serapah. Ila nggak tau apa, Raffa ini tuh lagi deg-degan. Mangkanya jadi pucet gitu.
"Kagak, eh lo beli minum dulu deh."
"Apaan deh? Gue udah beli minum ini." Heran Ila. "Lo kenapa sih, gubluk?"
"Nganu... apa, ya."
"Cep---"
"Gue suka sama lo."
Ila yang ingin menyeruput Jus nya lagi langsung terhenti dan menatap Raffa dengan sedotan yang masih menyangkut dimulut nya.
Raffa menahan tawa nya melihat eksperesi Ila. Nggak mungkin dia tertawa dalam kondisi seserius ini.
"Lo ngomong apaan deh." Balas Ila dengan wajah memerah.
Raffa berdehem. "Gue suka sama lo, entah dari kapan. Santai aja, gue masih suka doang sama lo. Lo juga nggak perlu jawab suka sama gue atau nggak nya.
"Gue cuma lagi nyatain perasaan suka gue aja, bukan nembak. Urusan itu nanti aja, tunggu gue udah sayang sama lo. Nanti gue bakal ngomong lagi sama lo."
Ila terdiam. Mencerna setiap kata-kata yang dilontarkan Raffa kepada nya.
"Wah, bercanda lo mah. Kita aja baru kenal beberapa hari, masa lo suka sama gue. Mabok dasar." Ucap nya pura-pura terkekeh.
"Yakan suka doang, belom sayang, belom cinta." Balas Raffa dengan wajah datar. "Jujur aja, gue orang nya nggak suka mendem perasaan."
"Nggak usah tegang, gue cuma ngomong suka aja muka lo udah kaya kepiting rebus. Santai aja, kita masih temenan kaya biasa."
Ye sialan, jantung gue udah jaipongan ini.
"Yaudah sih." Hanya itu jawaban Ila. "Udah ah, gue mau gabung sama temen-temen gue."
Tanpa persetujuan dari Raffa, Ila langsung pergi bergabung dengan teman-teman nya dan berbicara juga tertawa seakan melupakan bahwa tadi dia hampir Sport jantung.
"Gimana?" Daffa langsung merangkul Raffa dari samping.
"Gitu." Balas Raffa dengan singkat, padat dan pengen nampol aja rasa nya.
"Diterima?"
"Emang gue nembak? Gue cuma nyatain perasaan gue doang kali. Nggak usah alay lo ah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Behind A Wall [NEW VERSION]
Roman d'amour(COMPLETED!) Mereka sama-sama sembunyi dibalik didinding. Yang satu di dinding ketakutan, dia bersembunyi didinding itu untuk menyembunyikan sikap ketakutan nya terhadap masalah-masalah dan memyembunyikan sikap itu dengan sikap nya yang nakal dan su...