"Yah... Maaf, La. Gue engga sengaja, gara-gara Raffa ini mah."
"Ko gue, sih? Lo juga 'kan ikut rebutan."
"Udah si ngalah aja."
"Engg---"
Brak!
"BACOT YA KALIAN!" Ila berdiri dari tempat nya dan pergi kekelas nya.
"Kan, elo sih, Raf. Jadi ngambek 'kan anak orang."
Ila terus berjalan dengan cepat menghiraukan panggilan Daffa, dia terlalu kesal jika mengenai rambut nya, apalagi sekarang rambut nya kena sambal, bisa-bisa botak rambut nya karna kepedasan.
"Woy cewek doyan teriak!" Ila Berhenti diambang pintu kelas nya.
Sudah dibuat marah dengan masalah rambut, Kini seseorang memanggil nya dengan sebutan yang makin membuat dia marah.
Ila berbalik untuk melihat siapa orang nya.
"Ngapain lagi? Mau lempar sambel lagi?" Tanya Ila dengan bertolak pinggang.
"Handphone lo ketinggalan," Raffa menyerahkan Handphone Ila yang tertinggal dimeja kantin.
Ila menerima nya, dan Raffa langsung balik lagi kekantin.
"Woy! Minta maaf kek, engga ada rasa bersalah nya banget jadi orang, gue bacok tau rasa lo." Teriak Ila pada Raffa. Tapi Raffa menghiraukan nya.
Ila menjambak rambut nya sendiri dengan geram.
"Belom aja belom, masih gue liatin aja, ya." Teriak Ila lagi pada Raffa.
Raffa hanya mengacungkan jempol nya keatas tanpa balik badan.
"Bangsat! Gue sumpahin lo jatoh." Sumpah Ila dengan mengangkat tangan nya keatas dan membuat gerakan mencakar.
Ila balik badan lagi untuk berjalan kekelas nya untuk mengambil Tas untuk cabut.
Bruk!
Senjata makan tuan! Ila lah yang jatuh tersungkur kebawah, dengan sigap dia kembali berdiri dengan tegak seakan tadi tidak terjadi apa-apa.
"Gue engga bakal mau ketemu sama tuh anak setan lagi!" Gumam Ila sambil membereskan buku-buku nya untuk dimasukkan kedalam tas nya.
Ila menyampirkan Tas nya di pundak nya dan bersiap keluar kelas kembali. Dia berjalan dengan mulus tanpa gangguan.
Dan sekarang, disini lah dia. Di gerbang belakang sekolah untuk segera memanjat seperti biasa.
Ila mulai memanjat, tapi baru satu panjatan, dia merasa ada yang menahan tas nya. Dengan perlahan, Ila turun kembali dan berbalik untuk melihat siapa pelaku nya.
"Bangsat! Mati kek lo, mau ngapain lagi, sih!" Omel Ila dengan wajah merah padam.
"Mau ngapain lo? Cabut?"
"Urusan nya apa sama lo?!"
"Balik kekelas lo, jangan jadi abang kelas yang engga bener buat ade kelas nya."
"Bodoamat, Nggak usah ribet deh lo!" Bentak Ila. "Sono lo aja yang balik kekelas lo, gue mah mau cabut."
"Balik kekelas lo!" Raffa langsung menyeret tangan Ila untuk kembali kekelas nya.
"Lepas, anjing! Gue mau cabut." Ila memukul lengan Raffa yang memegang tangan nya.
Raffa menghiraukan nya dan terus berjalan dengan menarik Ila sampai kedepan kelas Ila.
"Masuk." Ucap Raffa, well, ini perintah mutlak yang baru Raffa berikan terhadap Ila.
"Nggak! Lo nya siapa? Sok kenal amat, baru tau gue sejam-dua jam aja, Udah berani ngatur-ngatur gue." Balas Ila dengan sengit. "Untuk pertama kali nya ada orang yang batalin kegiatan Bolos gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Behind A Wall [NEW VERSION]
Romance(COMPLETED!) Mereka sama-sama sembunyi dibalik didinding. Yang satu di dinding ketakutan, dia bersembunyi didinding itu untuk menyembunyikan sikap ketakutan nya terhadap masalah-masalah dan memyembunyikan sikap itu dengan sikap nya yang nakal dan su...