Untuk sekarang, tolong tenangkan aku dengan cintamu.
-Raffa Adiputra-
🔳Tidak terasa, besok adalah hari penentu dari Ila akan menjadi milik Raffa atau Rizky.
Selama enam hari itu juga, Mila belum sadar dari komanya. Tentu saja perasaan Ila semakin tidak karuan.
"Udah, La. Tenang aja, All is fine." Indah mengelus bahu Ila.
Ila terus menghela nafas dengan kasar. Pikirannya mulai tidak jernih. Ia takut hal yang tidak diinginkan akan terjadi.
"Udah dong, La. Gue jadi ikutan panik, nih." Sahut Jasmin.
Ila memijat pelipisnya, tidak tenang. Perasaannya tidak karuan. Ia bingung, haruskah dia terlibat masalah percintaan sesulit ini?
"La, Raffa nelfon lo, nih." Ucap Indah menyerahkan ponsel Ila yang berdering.
Ila mengambilnya dengan kasar, lalu dengan cepat mengangkat panggilan itu. Posisinya tidak berubah, ia tetap duduk dikasurnya bersama teman-temannya.
"Kenapa, Raf?" Tanya Ila lembut memulai percakapan.
"Aku depan rumah kamu, bisa turun kebawah. Urusan Mama." Balas Raffa dengan suara bergetar.
"Tapi, aku masih pake Piyama."
"Nggak apa-apa."
"Yaudah, aku turun, ya." Ila mematikan ponselnya. Lalu memakai sandal dengan terburu-buru.
"La, mau kemana?" Tanya Jasmin melihat Ila yang terburu-buru.
"Kalian tunggu sini aja, gue mau kerumah sakit sama Raffa." Ila langsung berlari keluar kamarnya untuk menemui Raffa.
Namun, halangan lagi-lagi terjadi, seseorang menahan tangannya agar berhenti berlari saat Ila sudah diruang tamu.
"Kamu mau kemana?" Ucapnya setelah Ila berbalik badan dengan marah kearahnya.
Ila mengehentakkan tangannya agar pegangan tangan itu terlepas, setelah terlepas, Ila menatapnya dengan mata yang menyalang. "Nggak usah ribet bisa nggak, sih?"
"Bukannya Ribet, aku cuma khawatir sama kamu. ini udah malem."
"Diem, Rizky! Muak gue sama lo." Ila berbalik badan dan kembali berlari keluar dari rumahnya.
Saat sudah diluar rumah, Ila melihat Raffa duduk dimotornya yang terletak didepan pagar rumahnya. Beruntung tidak ada Ayah nya.
Ila berjalan cepat kearah Raffa yang terus menunduk dan memijat pelipisnya.
"Raf," Ila memegang pundak Raffa.
Raffa mendongak menatap Ila yang baru datang kepadanya. Berusaha tersenyum dengan tulus kearahnya.
Yang Ila rasakan, senyum Raffa adalah sebuah senyum penuh kepalsuan beserta kesedihan.
"Raf, kenapa?" Ila bertanya sambil menatap Raffa.
"Mama tambah parah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Behind A Wall [NEW VERSION]
Romance(COMPLETED!) Mereka sama-sama sembunyi dibalik didinding. Yang satu di dinding ketakutan, dia bersembunyi didinding itu untuk menyembunyikan sikap ketakutan nya terhadap masalah-masalah dan memyembunyikan sikap itu dengan sikap nya yang nakal dan su...