~nara pov
"Aku merindukanmu" kata pangeran.
"Ne?"
"3 hari lalu aku ingin menjengukmu, tapi aku sangat sibuk, jadi aku mengurungkan niatku. Dan selama itu aku menahan perasaanku untuk bersabar menunggumu"
"Ah,, ne gamsahamnida, saya merasa terhormat. Hahaha" kataku sambil tertawa.Bayangkan saja seorang pangeran menungguku? Haha sungguh mimpi yang Indah..
"Kau pikir aku bercanda? Ah lupakan, sekarang tolong jelaskan, kenapa kau berbohong pada semua orang tentang kejadian di ruangan chanyeol!"
"Jika aku berkata sebenarnya, mungkin akan memperkeruh keadaan, aku tau kalau ada salah paham diantara pangeran chanyeol dan unnie. Jadi aku tidak ingin menambah kekacauan""Aku takut jika diantara mereka melakukan kesalahan dan mendapatkan hukuman" lanjutku.
"Ya.. Kau benar"
"Tadi sepertinya kau menghindar dari chanyeol, kenapa?"
"Aku hanya takut saja, seharusnya tidak begini, harusnya aku meminta maaf atau bahkan marah padanya karena kelakuannya. Tapi aku takut"
"Gwaenchana, nanti kau akan terbiasa dengan sikapanya itu"
~
Setelah sore hari aku kembali ke rumah.Entah kenapa aku teringat dengan baju yang diberikan oleh sungjae oppa.
"Unnie? Dimana unnie simpan bajuku saat pertama kali aku ditemukan?" tanyaku.
"Wae? Kenapa tiba-tiba mencarinya?"
"Aniyo hanya saja aku teringat sesuatu"
"Sepertinya aku simpan di rumah waktu kau kubawa kesana dulu"
"Bisakah besok aku kesana dan mengambilnya?"
"Tapi itu akan membutuhkan waktu berhari-hari untuk kesana"
"Tidak apa-apa aku akan kesana dengan jiryu saja, unnie tidak usah ikut"
"Apa tidak apa-apa?"
"Ya, dan besok aku akan berangkat"@esok harinya
Aku bersiap untuk pergi mengambil baju itu, unnie sudah menyiapkan perbekalan dan obat-obatan untukku.
"Salam permaisuri"
Ternyata pangeran junmyeon dan jongin.
Unnie membalas salamnya.
"Nona mau kemana?" tanya pangeran jongin padaku.
"Saya akan pulang kerumah"
"Kerumah nuna maksudnya?"
"Ne"
"Apa kau akan kembali ke istana lagi?" tanya pangeran junmyeon terlihat sedih.
"Tenang pangeran, nara hanya pergi untuk 4 hari, jadi pangeran tidak usah sedih" jawab unnie yang disambut gelak tawa aku dan pangeran jongin.
"Kalau begitu saya pergi dulu, sampai jumpa lagi" kataku sambil naik kedalam kereta kuda.
~
Entah sudah berapa jam aku di dalam kereta, tapi hari sudah menjelang malam saat aku lihat dari balik jendela kereta."Jiryu? Apa kita tidak istirahat saja? Karena ini sudah malam"
"Tidak usah aghassi, nanti akan mengulur perjalanan"
"Tapi akan bahaya kalau malam-malam kita terus berkendara, aku yakin jika kusir itu juga sudah lelah"
"Tapi setahu saya disini tidak ada penginapan, lagipula kita menyediakan kusir cadangan"Tiba-tiba kereta berhenti mendadak, aku bertanya pada kusir kuda apa yang terjadi.
"Kenapa berhenti?"
"Sepertinya kita sedang dihadang perampok, aghassi"Seketika itu aku panik, ahh mana bisa aku mati disini?
"Lalu bagaimana ini?"
"Saya akan menghadapinya, aghassi jangan keluar apapun yang terjadi" kata kusir itu.Diapun melawan para perampok itu yang aku hitung-hitung ada sekitar 5 orang sedangkan kusir itu hanya berdua dengan pedang ditangan mereka.
"Keluar kalian!!!" kata seseorang di luar kereta.
Tidak...ternyata jumlah mereka sangat banyak.
"Bagaimana ini jiryu? Aku Sangat takut" kataku sambil menangis, aku tidak mau mati dan jadi hantu perawan.
"Tenang aghassi, kita harus tetap di dalam"Brakkk... Tiba-tiba pintu kerta terbuka, dan perampok itu manarik jiryu keluar lebih dulu.
"Tolong jangan tarik aghassi saya, dia sedang sakit" kata jiryu.
"Kalau tidak ingin diseret cepat keluar" bentak perampok itu.Akupun menurutinya keluar dari kereta, tiba-tiba perampok itu memekik.
Dan aku lihat ada pedang menancap di tubuhnya. Beberapa saat pedang itu baru ditarik kembali dan perampok itu jatuh, dan baru aku lihat wajah seseorang yang menancapakan pedang itu.Tak kalah terkejutnya saat yang aku lihat seperti wajah pangeran chanyeol.
Diapun berlari kedepan kereta untuk membantu kusir yang tengah melawan perampok itu.
Aku hanya duduk lemas karena melihat kejadian tadi.
"Aghassi baik-baik saja?"
"Apa kau melihat darah juga? Apa itu bukan saus tomat?"Tiba-tiba aku tidak sadarkan diri.
~
Saat aku sadar, aku teringat dengan kejadian berdarah tadi."Aghassi, apa aghassi merasakan pusing?"
"Jiryu-ah aku tadi bermimpi kita dirampok dan ada yang tewas didepan kita.
"Emmm aghassi itu bukan mimpi tadi kita memang dirampok"
"Benarkah? Apa aku baru saja melihat pembunuhan secara langsung? Ahhh.. Ottokhe?" kataku sambil menangis."Yakk!! tidak bisakah kau diam?" kata seseorang yang tengah duduk disampingku.
"Pangeran chanyeol, kenapa ada disini?"
"Tadi pangeran chanyeol yang membantu kita melawan perampok itu dan ternyata salah satu kusir kita yang bersekongkol dengan para perampok dan membawa kita ke jalan yang lebih jauh dan sepi dari pemukiman" terang jiryu.
"Gamsahamnida" kataku.Namun dia hanya diam saja.
Waktu sudah semakin larut, kira-kira jam 12 malam. Jiryupun sudah tertidur dan pangeran chanyeol juga sepertinya tertidur, aku hanya melihat dari luar jendela melihat bintang-bintang yang terlihat sangat Indah di langit.
'Bagaimana keadaan eomma, appa dan sungjae oppa?' aku sangat merindukan mereka.
Aku harap mereka baik-baik saja dan tidak sedih berkelarutan, aku akan kembali secepatnya.
Tiba-tiba kepala pangeran chanyeol bersandar di pundakku, sepertinya dia kelelahan. Tapi kenapa dia ada disana saat kejadian?
Aku melihat darah di lengan bajuku.
Tapi aku tidak merasakan sakit di lenganku, apa jangan-jangan itu darah pangeran chanyeol?
Ya, aku rasa benar darahnya."Ahjussi apa kita akan melewati pasar?"
"Ye,, aghassi, mungkin besok pagi petang kita akan melewati pasar.
"Kalau begitu apa kita bisa berhenti disana? Aku ingin membeli beberapa obat untuk luka"
"Ye"'Kalau pangeran tenang seperti ini terlihat sangat tampan dan sama persis seperti chanyeol exo tapi sayang mereka sangat bertolak belakang'
Setelah beberapa jam perjalan, akhirnya kita sampai di sebuah pasar yang dekat dengan rumah unnie.
"Jiryu-ya apa kau sudah bangun?"
"Ahh.. Ne aghassi joesonghabnida, saya tertidur,, eoh? Pangeran chanyeol tertidur juga?"
"Ne, tolong kamu belikan obat karena pangeran sedang terluka" kataku sambil memperlihatkan darahnya di bajuku.
"Aigoo,, ne aghassi saya akan turun"Beberapa saat jiryu turun tiba-tiba pangeran terbangun.
Aku hanya diam saja seperti tidak terjadi apa-apa.
Lalu dia melihat sekeliling dari dalam jendela dan beranjak dari tempat duduknya."Pangeran ingin pergi kemana?" kataku mencegahnya dengan memegang pergelangan tangannya.
Dia hanya melihat tangannya yang ku pegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST IN TIME : LOVE
Historical Fiction"Akan ku kejar kau ke duniamu, permaisuriku. Karena ku percaya sang waktu tak bisa memungkiri ikatan hati kita." "Tak pernah kuanggap pejalanku sebagai mimpi yang semu, sekalipun ini hanya sebuah mimpi, tak ingin aku tuk terbangun dari tidur ini. Ak...