"Chanyeol!!" aku berlari dan langsung memeluknya. Diapun membalas pelukanku.
"kenapa kamu datang kesini?" tanyanya.
"Karena aku merindukanmu"
"Lalu bagaimana dengan junmyeon hyung?"
"Ahh... Aku lelah, bisa kita istirahat?" aku coba mengalihkan pembicaraan itu.Chanyeolpun mengajakku ke sebuah rumah yang jauh dari pemukiman lain.
"Kamarmu ada di belakang, terlalu bersiko jika kamarmu di depan" tunjuk chanyeol ke sebuah ruangan di balik tembok pemisah ruang tamu dan dapur.
"Lalu, kamarmu mana?" tanyaku.
"Itu" ia menunjuk ke ruangan yang sedikit gelap karena kurangnya cahaya yang masuk.
"Kalau begitu kamarku yang itu, kita harus berdekatan!" aku menunjuk ke sebuah kamar di samping kamar chanyeol.
"Yak! Tidak sekalian saja kita tidur bersama" gerutu chanyeol.
"Ide Bagus.." jawabku sambil melangkah ke kamar yang aku tunjuk. Langsung aku baringkan badanku tanpa berfikir apakah kamar itu sudah ada yang menempatinya atau belum.
~
"Agasshi.. Bangun ini sudah petang, anda belum makan sesuatu dari kemarin" jiryu menggoyangkan badanku.
"Sebentar lagi, aku masih mengantuk"
Tiba-tiba badanku seperti di angkat oleh seseorang. "Yak jiryu-ya turunkan nanti kita jatuh" kataku masih dalam memejamkan mata.
Akupun didudukan di sebuah kursi.
"Cepat makan!" itu suara chanyeol pasti dia yang menggendongku tadi.
"Sheiro! Aku sedang diet" jawabku sambil menidurkan kepalaku di meja.
"Diet?" tanyanya heran dan duduk di sampingku.
"Maksudku, menurunkan berat badanku, kan akan lebih cantik jika aku sedikit kurusan"
"Mana ada orang cantik karena kurus?"
"Ada, nanti saat kau hidup di massaku, wanita cantik adalah wanita yang punya badan Indah dalam arti kurus"
Dia ikut menidurkan kepalanya sehingga kita berhadapan.
"Tapi menurutku kamu tidak harus menjadi mereka, nanti aku masih akan menyukaimu. Jadi, cepat makan dan akan aku ajak ke pantai"
"Malam begini?"
"Shiero?"
"Ani, chuwayo"
"Kalau begitu cepat makan! Aku temani"
~
Kitapun samapai di pantai dan duduk di dekat hamparan laut, sehingga sesekali ombak laut bisa menyentuk kakiku."Jadi, kenapa kamu mau ikut kesini?" tanya chanyeol.
"Ah dingin..." kataku sambil memelukkan tanganku dipunggangnya dan menyandarkan kepalaku di dadanya yang bidang.
Diapun membelai rambutku "tak ingin menjawab?"
"Mau berjanji dulu? Janji tidak akan mati" kataku.
"Untuk apa?"
"Gaenyang... Dengan berjanji seperti itu, berarti kamu memang mencintaiku"
"Baiklah... Aku yi chanyeol Putra penguasa negeri, berjanji tidak akan mati untuk melindungi nara, seseorang yang sangat aku cintai"
"Janjimu sudah didengar dewa, jadi jangan kamu ingkari"
"Eoh.. Jadi? Apa alasanmu?"
"Kamu benar, memang suho dalang dibalik pembunuhan itu. Dan dia juga berencana membunuhmu" aku semakin merekatkan pelukanku dan menyembunyikan wajahku karena airmataku.
"Jangan takut, kalaupun aku mati, akan aku pastikan kamu sudah kembali ke asalmu"
"Ani.. Kamu sudah berjanji tidak akan mati, jadi sampai aku kembali pun kamu akan tetap baik-baik saja" aku tatap wajahnya.
"Uljima!" ia mengusap air mataku."Tuan, ada kabar tentang laki-laki tua itu" kata seseorang utusan chanyeol.
"Bagaimana?"
"Kita berhasil menemukanya"
"Benarkah?" tanyaku antusias.
"Ne agasshi, tapi sayangnya dia sudah lama meninggal"
"Mwo? Lalu bagaimana ini?" kataku panik.
"Kita akan kesana besok" chanyeol menguatkanku.Entah ini kabar baik atau buruk. Jika ia mati lalu siapa yang akan menuntunku kembali?
~
Esok harinya aku, chanyeol dan jiryu juga beberapa pengawal mencoba mendatangi rumah laki-laki itu. Saat kita sampai, ternyata hanya ada anak perempuannya.
"Maaf nyonya, bisa bertemu dengan kakek hong?" tanyaku pada wanita paruh baya itu.
"Untuk apa kau mencarinya?" jawabnya dengan jutek.
"Saya perlu bantuannya, dan hanya kakek hong yang bisa membantu saya" jawabku.
"Dia sudah mati" dia tetap sadis.
"Kau sengaja menyembunyikannya?" chanyeol angkat bicara.
Diapun tidak menyukai kata-kata chanyeol "pergi sana! Pergi!" usirnya dengan mendorongku.
"Kita datang tanpa kekerasan, jadi jangan bermain kasar" kata chanyeol sambil membantuku bangun.
"Sudah chanyeol..." kataku menenangkannya, agar dia tidak terpancing amarah.
"Saya hanya ingin kembali ke asal saya, saya terjebak oleh portal waktu sama seperti ayah anda dahulu. Hanya beliau yang kau bisa membantu saya. Aku mohon!" kataku sambil berlutut pada wanita itu.
Alih-alih mengasihani, dia malah masuk rumah dan menutup pintunya.
"Nyonya, tolong saya, saya harus kembali, saya harus bertemu orang tua saya, tolong saya nyonya" teriakku padanya.
"Sudah, ini akan percuma saja. Kita akan mencari cara lain, ayo kita pulang" chanyeol membantuku bangkit.Ada rasa khawatir dan sedih menyelimuti pikiranku. Kitapun berjalan menjauhi rumah itu.
"Agasshi tunggu!" panggil wanita itu.
Akupun berbalik dan melihat dia menghampiriku.
"Apa kau benar-benar bukan dari sini?" tanyanya memastikan.
"ye nyonya, kau lihat alat ini?" aku mengeluarkan ponselku.
"Alat ini adalah alat yang digunakan untuk berkomunikasi dizamanku" lanjutku.
"Ne, aku pernah melihatnya, saat ayahku kembali dari sana. Kalau begitu, ini aku berikan padamu" dia memberikanku sebuah gulungan dari kertas.
"Apa ini?"
"Itu peninggalan ayahku saat sebelum ia meninggal, ia juga berkata bahwa ini akan dibutuhkan oleh seseorang sepertimu"
"Apa ini berharga untukmu?" tanyaku.
"Tidak, karena ini memang untukmu"
"Terimakasih nyonya" kataku senang.
"Ne, semoga kau berhasil kembali"Akupun pulang dengan gembira. Sampai dirumah, aku membuka lembaran itu dengan chanyeol tanpa ada yang lainnya.
'Tempat asalmu juga tempat kembalimu, ketulusan dari membayar duka untuk membeli sebuah suka'
Itulah yang tertulis digulungan itu.
"Apa ini? Apa sebuah sajak?" tanyaku heran.
"Bukan, ini teka-teki yang harus kita pecahkan" jawab chanyeol.
"Teka-teki? Aku paling membencinya, kenapa tidak ia tulis langsung saja apa yang harus aku lakukan?" gerutuku.
"Eighoo" ia mencubit pipiku.
"Mungkin karena ia tidak bisa menggambarkan salah satu syaratnya, jadi dia buat kias seperti ini" lanjutnya sambil menerawang tulisan itu tadi.
"Chanyeol?" panggilku.
"Hem?" jawabnya sambil tetap menatap tulisan itu.
"Apa yang terjadi dengamu jika nanti aku harus pergi?" tanyaku
Diapun secara perlahan menatap mataku "aku? Aku akan mencari wanita lain"
"Ah.. Matta" jawabku.
"Aniya, aku hanya bercanda, aku akan tetap menjadikanmu satu-satunya wanita dihidupku. Kalaupun kamu pergi, aku akan tetap mengingat mu" lanjutnya.
"Tidak, kamu harus meneruskan keturunanmu, kamu juga harus berjanji jika kamu harus meneruskannya" aku pegang kedua tanganya.
"Walau itu bukan denganmu?" tanyanya.
"Eoh, walau bukan denganku" jawabku mantap.Diapun mendekatkan wajahnya. Dan kitapun saling berciuman seperti orang kelaparan.
Chanyeol mengangkatku ke kamarnya dengan tetap berciuman.
###
Yak.... Readers, viva gak ahli buat cerita yang begituan, gimana nih? Enaknya dilanjutin apa di skip ya...🙈🙈
![](https://img.wattpad.com/cover/106730306-288-k957651.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST IN TIME : LOVE
Fiction Historique"Akan ku kejar kau ke duniamu, permaisuriku. Karena ku percaya sang waktu tak bisa memungkiri ikatan hati kita." "Tak pernah kuanggap pejalanku sebagai mimpi yang semu, sekalipun ini hanya sebuah mimpi, tak ingin aku tuk terbangun dari tidur ini. Ak...