"Eomma,, eomma..." pundakku dipegangnya.
"Yakk!!"Tiba-tiba orang itu memelukku. Tanganku yang awalnya memeluk kedua kakiku langsung aku gunakan untuk melepaskan pelukankannya dan memukulnya.
"Tenang nara ini aku, tenanglah!"
Suara itu seperti suara pangeran junmyeon. Ya, aku mengenali suaranya.
Akupun mendongakkan kepala dan memastikan suara itu.
Ternyata memeng pangeran junmyeon, akupun memeluknya dengan erat karena rasa takutku."Gwaenchana, kamu sudah aman" katanya menenangkanku.
Kitapun kembali ke istana.
"Kenapa kamu bisa sendirian berjalan-jalan disini?" tanya pangeran junmyeon.
"Tadi aku menemani pangeran chanyeol, dia menyuruhku membeli obat-obatan ini, tapi setelah aku kembali dia tidak ada" jawabku masih dengan suara gemetar.Dia hanya diam saja dengan tangan tetap di pundakku.
"Aku hanya menemaninya saja" lanjutku, aku takut dia marah dan cemburu dengan pangeran chanyeol.
"Gwaenchanayo, aku percaya denganmu"Setelah sampai di istana aku langsung masuk kedalam kamar.
"Nara, apa unnie boleh masuk?"
"Ne unnie"Unnie mengambil duduk disebelahku.
"Kenapa bisa seperti ini?" tanyanya tentang aku dan pangeran chanyeol tadi.
"Entahlah unnie, saat aku keluar tiba-tiba pangeran chanyeol sudah tidak ada"
"Kalau begitu jangan terlalu percaya dengannya, unnie tidak ingin kamu kenapa-napa lagi"Aku hanya diam saja
@esok hari
"Aghassi, pangeran chanyeol memanggilmu" kata jiryu.
"Aku tidak mau!" tolakku.
"Pangeran bilang sekarang saatnya aghassi mengobatinya"
"Akan aku buatkan obatnya nanti kau bisa antarkan kesana"
"Ne aghassi"Akupun bangkit dan mengambil obat yang aku beli semalam.
Setelah selesai aku berikan pada jiryu.
~author pov
Jiryupun membawa obat itu pada pangeran
"Permisi pangeran, saya jiryu pelayan nara aghassi"
"Masuk"
"Saya hanya ingin menggantikan tugas nara aghassi untuk sementara waktu"
"Dimana dia?"
"Aghassi sedang tidak enak badan"
"Kalau begitu letakkan saja obatnya disana" kata pangeran chanyeol menunjuk meja di belakangnya"
"Tapi pangeran, aghassi berpesan pada saya untuk mengobati pangeran"
"Aku bilang letakkan saja disana, apa kau tidak dengar?" bentaknya.Jiryupun menuruti perkataannya, dan meletakkan obatnya disana.
Jiryu kembali ke kamar nara dan menceritakan bahwa pangeran chanyeol tidak ingin diobati. Namun nara tetap acuh akan cerita jiryu.
Di tempat lain, pangeran chanyeol sedang gelisah karena sikap nara.
"Apa dia berfikir, aku meninggalkannya?" gumamnya sambil melihat gelang dan cicin yang bermatakan batu giok biru.
Ya,, sebenarnya kemarin malam dia pergi ke toko perhiasan untuk membeli gelang dan cicin itu, diapun juga tidak tau kenapa dia membelikan nara barang itu.
~nara pov
@esok hariAku masih enggan bertemu dengan pangeran chanyeol, kecewa dengannya.
Sedangkan pangeran junmyeon jarang berada di istana.
"Pangeran kyungsoo!"
"Eohh, Nara-ssi?"
"Apa kau melihat pangeran junmyeon?"
"Aniyo sepertinya akhir-akhir ini dia sering pergi, dia bilang ingin mencari seseorang, tapi aku kurang tau siapa dia"
"Emm, terimakasih kalau begitu"
"Nara-ssi, apa kau sekarang menjadi tabibnya chanyeol hyung?"
"Ne, tapi aku akan mengundurkan diri"
"Kenapa?"
"Aku tidak sanggup menghadapi kelakuannya yang sangat egois, bayangkan saja, kemarin malam aku ditinggalnya saat malam hati dan harus berjalan di tengah keramaian dengan samar menghafal jalan" kataku dengan menahan amarah.
"Kemarin malam? Saat kau pulang dengan junmyeon hyung?"
"Ne, untung saja aku bertemu dengan pangeran junmyeon"
"Saat kau pulang dengan junmyeon hyung, selang beberapa saat aku melihat chanyeol hyung pulang, artinya dia tidak meninggalkanmu"
"Tapi kalau tidak meninggalkanku lalu dia kemana?"
"Mungkin saja dia ada urusan penting, harusnya kau menunggunya sedikit lebih lama lagi"
"Ahh matta!" aku mengingat tentang pekerjaanya yang juga menjadi semacam agent pasti dia bertemu dengan agent lain.
"Kalau begitu aku pergi dulu pangeran" lanjutku sambil berlari.Aku menemui jiryu yang tadi sempat aku suruh untuk mengentarakan obat pada pangeran chanyeol lagi.
"Aghassi, pangeran menolak untuk diobati lagi, obat yang kemarin harusnya diminumnyapun juga tak disentuhnya" kata jiryu saat bertemu denganku.
"Biarkan aku saja yang kesana"
"Apakah aghassi baik-baik saja, apa aghassi tidak ingin saya temani?"
"Tidak usah aku baik-baik saja, lagipula kalau kau ikut pasti kau akan diusirnya lagi" kataku sambil bercanda.
Jiryu hanya cengingisan.Akupun pergi ke ruangan pangeran chanyeol untuk kembali mengobatinya. Karena kasihan juga kalau lukanya tidak segera diobati.
Aku langsung masuk ke ruangannya tanpa meminta izin, karena aku masih kesal dengannya.
"Kau? Apa yang kau lakukan disini? Dan asal masuk!" tanyanya terkejut.
"Diam!"Langsung aku duduk di sampingnya dan melepas bajunya, dia menurut saat aku buka bajunya.
Aku mengobatinya dalam diam tidak ada kata yang aku keluarkan juga sebaliknya.
Setelah selesai mengobatinya aku memberikan obat untuk diminumnya.
Dia menerimanya."Cepat minum dan habiskan" kataku dengan nada dingin.
"Kau marah?"
"Aniyo, cepat minum akan akan segera keluar"Tiba-tiba dia memberikan kotak berwarna merah hati padaku.
"Mianhe, aku kemarin membelikan ini untukmu tapi aku rasa aku terlalu lama memilihnya, jadi aku kehilanganmu"Aku buka kotak itu
"Woahh...indahnya"
"Kau suka?"
"Ne"
"Maaf, aku tidak bermaksud meninggalkanmu"
"Gwaenchana, aku memaafkanmu"
"Jangan tinggalkan aku, tetaplah disampingku" katanya
"Ne?"
Akhirnya author bisa up lagi.... Setelah persiapan buat UAS dengan banyak tugas dab ulangan harian... dan besok waktunya UAS....😢

KAMU SEDANG MEMBACA
LOST IN TIME : LOVE
Ficción histórica"Akan ku kejar kau ke duniamu, permaisuriku. Karena ku percaya sang waktu tak bisa memungkiri ikatan hati kita." "Tak pernah kuanggap pejalanku sebagai mimpi yang semu, sekalipun ini hanya sebuah mimpi, tak ingin aku tuk terbangun dari tidur ini. Ak...