10

874 56 0
                                    

Pyaaarrrr....

Tanganku tidak sengaja menyenggol kaca itu dan akhirnya jatuh pecah.

"Yakkk!!! Apa yang kau lakukan?" suara marah seseorang di depan pintu yang ternyata pangeran chanyeol.

"Maaf pangeran saya tidak sengaja, akan saya bersihkan" kataku sambil mengambil pecahan kaca itu.
"Pergi kamu,,keluar" suara pangeran terlihat geram.
"Saya bersihkan dulu kacanya nanti bisa... "

Tiba-tiba tanganku di tariknya, hingga aku berdiri.

"Aku bilang keluar!!!, beraninya kamu masuk ruanganku. Kamu sama seperti kakakmu hanya bisa merusak kebahagian orang lain"
"Tapi saya hanya ingin... "
"Aku tidak ingin mendengar suaramu dan melihatmu lagi, itu membuatku sangat marah"

Aku sangat takut.
Hingga aku tak sanggup menahan air mataku.

"Sekarang lebih baik kau pergi atau...."

'Atau apa?' batinku

"Atau tanganku akan mencekikmu disini juga?"

Dilemparkannya aku ke lantai seperti sampah.
Rasanya harga diriku hilang.

Akupun pergi meninggalkan pangeran chanyeol tanpa sepatah katapun.

Aku berjalan cepat di lorong dengan menahan airmata, sepertinya kakiku terkilir saat didorong tadi karena sakit kurasa di kaki kananku.

"Nara-ya ada apa? Kenapa kamu menangis" kata pangeran junmyeon yang tiba-tiba memegang kedua pundakku.

"Anni, na gwaenchana" aku melepaskan pegangannya dan kembali pergi.

Aku sampai di Taman istana.
Aku duduk di balik pohon besar dan menangis sepuasku meluapkan sakit hatiku.

"Nara?" suara seseorang yang aku kenal,, ya pangeran junmyeon.

Aku hanya mendongak melihatnya sekilas dan kembali tertunduk.

"Gwaenchana.... Gwaenchana" katanya sambil merengkuh pundakku.

"Kesalahan apa yang telah aku dan unnie lakukan hingga begitu bencinya pangeran chanyeol kepadaku?" sambil menangis aku tetap mencoba berbicara.
"Aniyo, hanya saja kaca itu adalah kaca milik mendiang calon istri chanyeol"

Pantas saja pangeran chanyeol marah sekali. Tapi kenapa dia berbicara sangat kasar tentang unnie?

Lebih baik tidak usah kutanyakan sekarang.

Tiba-tiba tanganku dipegangnya.

"Benar dugaanku, tanganmu berdarah, pasti kena pecahan kaca tadi. Apa tidak perih?"

Aku hanya menggeleng. Perihnya pasti tertutup sakit hatiku tadi.

Pangeran chanyeol membalut tanganku yang berdarah dengan sapu tangan yang dikeluarkannya tadi.

"Lupakan yang terjadi siang ini, dan tidur yang nyenyak. Chanyeol hanya marah sesaat saja, jadi maafkan dia dan mengertilah posisinya"

LOST IN TIME : LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang