23

777 52 1
                                    

Warning! Terdapat adegan 18+. Pembaca diharapkan untuk bersikap bijak!
#

Chanyeol mengankatku ke kamarnya dengan tetap berciuman, dan menidurkanku di ranjangnya.

Dia mencoba melepaskan ikat hanbokku.
"Chanyeol?" panggilku ragu.
"Wae? Andwae? Shireo?" tanyanya.
"Ani, tapi aku tidak pernah melakukannya sebelumnya"
"Gwaenchana, aku juga tidak akan mebuatmu mengandung anakku" diapun membuka seluruh pakaianku dan pakaiannya.

Kitapun meneruskan ciuman dengan saling membelai satu sama lain. Dan akhirnya malam itu juga dia berhasil memilikiku seutuhnya.
~
Paginya aku terbangun dan melihat chanyeol disampingku. Aku belai pipinya. Aku rasakan setiap lekuk wajahnya seakan aku tak ingin kehilangannya.

"Sudah bangun?" tanyanya.
"Eoh"
"Appo?"
"Sedikit" kataku sambil tetap melihat dan meraba wajahnya.
"Wae? Kenapa menatapku seperti itu?"
"Ani, hanya saja, apa aku bisa meninggalkanmu dengan rasa Cinta ini yang semakin lama semakin membesar?"
"Tidak perlu meninggalkanku, nanti saat kita bertemu, aku akan segera mengenalimu dan datang lebih dulu padamu"
"Aku rasa itu mustahil, disana kamu adalah seorang yang dipuja-puja oleh banyak wanita, dan aku hanya satu diantara ribuan, bahkan jutaan wanita yang mengagumimu"
"Percayalah padaku, aku akan tetap mencari dan menemukanmu, walau kamu terselip diantara jutaan wanita"
"Yaksu?" tanyaku.
"Yaksu, saranghabnida"
"Nado saranghae"

Setelah mandi, kitapun berencana memecahkan teka-teki itu lagi.

"Tempat asalmu, juga tempat kembalimu, kira-kira apa maksudnya?" tanyaku.
"Tempat itu, pasti tempat itu yang dimaksudnya" kata chanyeol.
"Tempat apa?"
"Tempat saat kau pertama datang, bukit itu pasti yang dimaksud. Kamu pasti bisa kembali lewat sana" serunya.
"Jjinja? Kenapa aku berfikir kalau itu tanah ya" heranku
"Wae?"
"Karena kita berasal dari tanah"
"Yak pabbo, jadi maksudmu kau harus dikubur begitu?" katanya sambil menjitak kepalaku.
"Appoooo, kan aku hanya berasumsi saja...kenapa kau memukulku.. Appooo" kataku sambil memegang kepalaku dan meringkuk.
"Wae? Wae? Appo? Mian, jjinja mian, aku menyakitimu. Eottokhae?" gusarnya melihat aku kesakitan dan mengelus kepalaku.

Pletak...
Aku ganti membalas menjitaknya.

"Sekarang impas" ejekku sambil berlari keluar.

Diapun mengejarku.

Tanpa sadar aku sudah berlari ke tempat yang sepi.

Buk...
Sepertinya aku menabrak orang.
"Mianhabnida!" kataku sambil membungkuk.
"Bagaimana keadaanmu?"

Suara itu,, pangeran suho?
Akupun melihat wajah orang itu.

"Pangeran junmyeon?" kataku terkejut.
"Kenapa tidak memanggiku suho?" katanya sambil mendekatiku.
"Maaf aku harus pergi" kataku sambil berbalik.
"Kenapa? Kamu meninggalkan aku?" dia menahanku.
"Karena kamu egois, kamu tidak membiarkanku kembali"
"Itu karena aku sangat mencintaimu"

"Sayang, kamu dimana?" panggil chanyeol.
"Chanyeol, aku disini!" teriakku.
"Sayang? Jadi kamu lebih memilih dia? Anak berandalan itu?" tanya suho.
"Ya benar, aku memilihnya dan selamanya akan mencintainya"

"Nara?" panggil chanyeol.

"Akkkkhhh... " teriakku saat suho mengunci leherku dengan lengannya.
"Menjauh atau dia akan aku lukai!" ancam suho.
"Chanyeol tolong aku!" kataku.
"Beraninya main tawan, kalau berani kita adu pedang! Bukankah itu yang dilakukan kesatria?" lawan chanyeol.
"Baiklah, kita pastikan langsung siapa yang akan mati disini" balas suho.
"Andwae, jangan lakukan itu chanyeol" aku mencoba menghentikan perkelahian itu.
"Gwaenchana nara aku akan baik-baik saja, aku sudah berjanji padamu!" kata chanyeol.
"Jangan banyak bicara, cepat kita selesaikan!" suho melepaskanku.

LOST IN TIME : LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang