Prolog

22.2K 951 11
                                    


Hari itu Elena sedang berlibur ke rumah pamannya di Jakarta. Elena memang senang sekali menghabiskan waktu disana setiap hari libur. Namun nasib buruk sedang menghampirinya. Saat ia sedang berjalan menuju toko untuk membeli snack kesukaannya ternyata ada seekor anjing berlari kearahnya dengan wajah menyeramkan.

Elena berlari sangat kencang namun kakinya yang pendek tidak dapat mengalahkan kecepatan anjing itu. Elena pun terjatuh dan dia menunduk ketakutan. Tidak lama kemudian terdengar suara anak laki-laki.

"Hey Anjing, jangan ganggu tuan putriku atau akan ku pukul kau dengan pedang saktiku ini. ciaaat ciaaatt"

Kemudian anak laki-laki yang menggunakan topeng yang menutupi separuh wajahnya itu mengacungkan pedang plastiknya ke arah anjing tersebut,lalu anjing tersebut meringis. Anak laki-laki tersebut kemudian melemparkan pedangnya jauh sekali ke sebrang jalan dan anjing itupun mengikuti arah pedang itu terjatuh.

Elena yang sedaritadi hanya melihat kejadian tersebut terseyum ke arah anak laki-laki itu. Namun anak laki-laki itu langsung menarik tangan Elena dan mengajak Elena berlari secepat mungkin menghindari Anjing yang mulai sadar kembali akan keberadaan mereka.

"Tuan putri, bagaimana keadaanmu?"

tanya sang anak laki-laki pada Elena yang sedang duduk mengatur nafasnya.

"hhhh, aku lelah sekali. Terima kasih ya mungkin kalau gak ada kamu aku sudah di makan anjing itu. hiii aku takut sekali. Tapi pedang kamu jadi ketinggalan disana"

"Gak apa-apa tuan putri, itulah tugas ksatria."

Elena tersenyum mendengar perkataan anak laki-laki itu.

"Nama kamu siapa? Kamu kelas berapa? "

Anak laki-laki itu tersenyum. Lalu mengulurkan tangannya.

"Panggil saja aku Ksatria D , aku kelas 3 di SD Pelita. Kalau kamu?"

Elena menyambut uluran tangan sang ksatria D itu.

"Aku Elena, aku masih kelas 1 SD kak"

Anak laki-laki itu mengernyitkan dahinya. Tampak bingung.

"Tapi aku gak pernah lihat kamu di sekolah. Setahu aku selain sekolah ku gak ada lagi sekolah disekitar sini."

"Aku gak sekolah di sini, aku cuma lagi.... "
Belum selesai Elena menjelaskan bahwa ia sedang berlibur, anak laki-laki itu berlari meninggalkannya.
Sang ksatria itu melambaikan tangannya ke Elena.

"Maaf aku harus pulang, mama ku akan marah jika aku terlambat,daahhh tuan putri Elena"

Keesokan harinya Elena kembali bertemu dengan ksatria itu. Mereka pun menjadi semakin akrab. Hingga waktu dua minggupun berlalu. Saat itu Elena sedang bersedih karena ia harus kembali ke rumahnya karena hari liburnya akan segera usai. Namun ia tidak ingin memberi tau Ksatria D karena ia tidak ingin membuat Ksatria D sedih. Ksatria D yang memperhatikan raut wajah Elena pun merasa bingung karena tidak biasanya Elena murung.

"Kamu kenapa tuan putri?"

Elenapun menatap wajah Ksatria D, air matanya berlinang. Ksatria D yang bingung lalu berlari ke arah tukang balon. Di antara warna-warna balon yang cantik ia memilih warna putih. Kemudian ia mendekati Elena sambil membawa sebuah balon putih dan Spidol di tangannya.

"Kalau kamu gak mau ceritain ke aku, kamu tulis aja yang buat kamu sedih itu habis itu tulis juga harapan kamu. Hmm kamu udah bisa nuliskan?"

Elena menghapus air matanya. Ia menjulurkan lidahnya kepada Ksatria D.
"Tentu saja aku bisa nulis. Memangnya cuma anak kelas 3 yang bisa membaca dan menulis?"

Elena mengambil balon dan spidol dari tangan ksatria D. Ia memang sudah bisa menulis hanya saja ia malu karena sepupunya sering mengejek tulisannya yang seperti ceker ayam. Elena menulis dan menutup seluruh tulisannya agar tidak terlihat oleh Ksatria D.

"Hei tuan putri, kalau sudah selesai kamu harus menggambar wajah tersenyum di sisi balon yang masih kosong itu, supaya kamu gak sedih lagi lalu terbangkan balonnya supaya kesedihan kamu hilang dibawa angin."

Elena pun menerbangkan balon yang bertuliskan
"Aku sedih karena harus pulang, semoga aku dan Ksatria D bisa bertemu lagi."

Hari sudah sore , Ksatria D pun mengisyaratkan bahwa ia harus pulang. Kemudian Elena bangun dan mendekatinya. Elenapun memeluk Ksatria D dengan erat.

"Aku senang bisa ketemu kamu Ksatria D."

Ksatria D yang tampak kaget setelah dipeluk Elena pun tersenyum.

"Aku juga senang bisa ketemu tuan putri cantik."

Elena pun mendekati wajah Ksatria D. Dan dengan cepat mencium pipi Ksatria D. Ksatria D yang tampak gugup hanya bisa menatap mata Elena.

"Kata ibu itu tanda sayang. Aku sayang Ksatria D. Aku harap kita bisa ketemu lagi lalu menikah seperti Barbie dan Ken. daahhhh"

Elena pun berlari pulang kerumah pamannya. Meninggalkan Ksatria D dengan wajahnya yang memerah.


White BalloonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang