Elena masih diam tak bergeming mendengar ajakan Didit untuk kembali.
"Kamu mau kan Len?"
"Gak secepat itu Dit, ini pertemuan pertama kita setelah dua tahun."
"Ah iya, maaf aku terlalu terburu-buru ya Len?"
"Bisa dibilang begitu, sekarang aku mau lihat dulu perubahan kamu."
"Baik Len jika itu mau kamu, berarti aku boleh ketemu kamu lagi kan?"
"Loh?"
"Ya iya kan kamu harus lihat perubahan aku Len."
Elena mengangguk.
"Tapi gak perlu seintens dulu dan gak usah anter jemput ya. Aku sekarang udah bisa pergi kemana-mana sendiri."Didit tersenyum lalu mengalihkan pandangannya ke meja di dekat mereka. Ada sepasang kekasih sedang bermesraan. Dia kemudian larut dalam lamunannya. Dulu ia dan Elena selalu berbagi makanan,saling menyuapi makanan satu sama lain,memandangi Elena yang makan dengan lahap dan menemaninya kemanapun ia ingin berwisata kuliner.
"Dit."
"Eh.. iya Len. Kenapa?"
Didit sadar dari lamunannya."Kenapa kamu batalin perjodohanmu?"
"Hmm itu,tentu saja karena aku sayangnya sama kamu."
"Itu lebih terdengar seperti sebuah gombalan daripada sebuah alasan."
Ucap Elena agak ketus."Oke, aku gak akan banyak alasan. Aku akan langsung buktikan."
Elena melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul delapan.
"Dit aku pulang sekarang ya."
"Loh kan belum pesan makanan."
"Aku makan sama ibu aja di rumah. Bye Dit."
Elena langsung pergi tanpa menghiraukan Didit yang sekarang sedang kesal dan mengacak-acak rambutnya."Kenapa kamu jadi sedingin ini Len?"
Sesampainya di rumah Elena merebahkan tubuhnya di kasur. Ibunya menghampiri Elena yang tampak lesu itu.
"Kenapa lesu? kan habis temu kangen." Ibu Dahlia (cie akhirnya si ibu punya nama) menggelitiki anaknya itu.
"Aduh duh. Ibu geli. ahahahhaha."
"Makanya cerita dong!"
"Oke oke, Didit ngajak balikan bu."
"Loh terus perjodohannya?"
"Dia batalin bu." Elena merebahkan kepalanya di paha ibunya.
"Alasannya?"
"Dia masih sayang sama aku."
"Bukan itu maksud ibu, maksudnya alasannya sampai akhirnya dia bisa membatalkan perjodohannya itu."
"Aku tadi juga nanya dengan maksud begitu. Dia malah jawab masih sayang aku."
"Boleh ibu kasih saran?" Ucap ibu Dahlia sambil mengelus rambut Elena.
"Ih ibu tumben pakai izin segala. Tentu saja boleh."
"Tentu saja ibu harus izin. Kamu sudah dewasa dan ini adalah hidupmu. Ibu hanya bisa mengarahkan ke arah yang menurut ibu baik tapi tetap kamu yang harus memilih jalan yang mana yang mau kamu ambil."
"Jangan pernah sungkan untuk tegur Elena jika Elena salah bu."
"Tentu saja, kalau kamu melakukan kesalahan ibu akan menjadi orang pertama yang menjewermu."

KAMU SEDANG MEMBACA
White Balloon
Romantika[COMPLETE] Elena adalah wanita karir yang sederhana. Namun hidup Elena berubah sejak perusahaan tempat ia bekerja diambil alih oleh anak sang pemilik perusahaan. Hari-harinya kini penuh dengan banyak kejutan. Apa yang terjadi antara Elena dan sang b...