Elena terbangun saat ibunya menepuk-nepuk pipinya.
"Len, bangun."
"Hmmm."
"Len, bangun."
"Hmmm...... Aduh. Sakit ibu."
"Makanya bangun."
Elena mengusap-usap pipinya yang memerah karena dicubit ibunya.
"Jam berapa sih bu, kayaknya aku baru tidur satu jam deh."
Elena kembali memejamkan matanya."Jam sembilan."
Elena yang terkejut langsung duduk dan mencari handphonenya.
"Ah ibu, baru jam setengah lima pagi. Ngapain sih bangunin aku jam segini?"
"Mandi, beberes, plus cuci bajumu yang sudah bertumpuk di kamar."
Elena berjalan dengan langkah yang gontai menuju kamarnya. Tak lama kemudian ibunya menarik tangannya.
"Pelan-pelan buka pintunya, Hendra masih tidur."
Elena yang nampaknya lupa kalau Hendra menginap langsung membuka matanya lebar-lebar.
"Ibu sih pake acara nyuruh dia nginap."
Elena memanyunkan bibirnya.
"Udah jangan cerewet."
Elena mendengus kesal. Ia pun membuka pintu perlahan. Dilihatnya Hendra masih terlelap dengan wajah polosnya yang tampan. Ia segera mengambil tumpukkan baju kotor di samping lemari bajunya. Saat ingin menutup pintu Elena sekilas melihat Hendra nampak sedang memeluk sesuatu. Ia mendekati Hendra perlahan tanpa bersuara sedikitpun.
"Loh kok dia meluk fotoku waktu kecil? Apa dia kangen adiknya? Ah gak mungkin, dia anak tunggal. Atau dia kangen anaknya, menikah saja belum." Batin Elena
Akhirnya Elena membiarkan Hendra tetap memeluk fotonya dan ia pun keluar untuk mencuci.
Sekitar dua jam Elena mencuci. Setelah selesai mencuci Elena langsung bergegas mandi nampaknya ia lupa bahwa di kamarnya sedang ada tamu jadi ia tidak sempat mengambil baju yang akan dipakai. Elena memasuki kamar hanya memakai sehelai handuk sambil mengendap-endap. Dilihatnya Hendra sedang menghadap ke dinding masih tertidur dengan lelap.
Elena segera memakai pakaian dalamnya karena ia malas jika harus bolak balik ke kamar ibunya. Pakaian dalam dan celana pendek selutut sudah ia pakai dan Elena memang selalu memakai tanktop sebelum memakai kaos. Namun saat Elena sedang memakai tanktop terdengar suara dari arah belakang."Seksi."
Elena yang kaget mendengar suara itu langsung menoleh ke arah Hendra.
Hendra masih setengah sadar dari tidurnya. Elena yang akan berteriak langsung diam melihat Hendra yang malah tertidur pulas lagi."Gila ya kebo banget nih orang. Beberapa detik doang langsung pulas lagi."
Elena segera keluar dari kamarnya. Ia mengenakan kaos lengan pendek dan celana selutut. Ia menghampiri ibunya yang sedang memasak.
"Masak apa bu?"
"Masak sayur bayam, dan ikan gurame goreng garing kesukaanmu."
"Wah asik. Sambalnya jangan lupa ya bu."
"Nah itu dia Len, ibu kehabisan cabai. Bisa beliin gak di pasar? Tadi di warung tempat ibu belanja gak ada."
"Kan ban motorku bocor bu, baru mau aku betulin hari ini."
"Naik sepeda ibu aja gih. Dari rumah ke pasar dekat kok. Ya sayang ya. Anak ibu kan anak baik,penurut."
Elena yang mendengar itu langsung bergegas. Permintaan ibunya memang terlalu sulit untuk ditolak.

KAMU SEDANG MEMBACA
White Balloon
Romance[COMPLETE] Elena adalah wanita karir yang sederhana. Namun hidup Elena berubah sejak perusahaan tempat ia bekerja diambil alih oleh anak sang pemilik perusahaan. Hari-harinya kini penuh dengan banyak kejutan. Apa yang terjadi antara Elena dan sang b...