Hendra mengacak-acak rambutnya. Ruangannya kini amat berantakan. Beberapa berkas berserakan dimana-mana. Monitor komputernya retak, meja kerjanya sudah terbalik. Karyawan yang mendengar dari luar tak berani melihat. Mereka semua diam seolah tak terjadi apa-apa. Surat permohonan pengunduran diri Elena sudah tak berbentuk karena Hendra langsung meremasnya setelah ia membaca itu. Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka. Pak Eko berdiri dengan tatapan tajam di sana. Beliau baru saja kembali dari meeting di luar kota.
"Doni Mahendra Kusuma. Apa-apaan ini?" Bentak Pak Eko.
Hendra masih diam. Tatapannya kosong.
"Ada apa sebenarnya?" Tanya Pak Eko lagi.
"Karin merusak semuanya." Jawab Hendra datar.
"Papah sudah lihat semua berita yang tersebar. Karin meminta pertanggung jawaban dan media berkata bahwa kamu menghamilinya. Benar begitu?"
Tanya Pak Eko menyelidik."Mana mungkin aku berbuat hal sebodoh itu di saat aku sudah menemukan Elena yang ku cari selama ini depan mataku."
"Kenapa kamu gak langsung mengklarifikasi masalah ini pada media?"
"Elena pergi, aku langsung mengejar dan mencarinya tapi aku gak bisa menemukannya."
"Kamu harus belajar mengkontrol emosimu dan belajar menyelesaikan masalah dengan baik. Bukan seperti ini. Media gencar menyebarkan berita negatif itu sedangkan kamu hanya diam di sini? Itu gak akan menyelesaikan masalah Don."
"Semua karena wanita jalang itu. Wanita yang papah pernah bilang sempurna untukku." Bentak Hendra.
"Karin?"
"Iya, kalau dia gak mabuk dan berkata yang bukan-bukan aku gak akan kehilangan Elenaku." Hendra mengepal tangannya. Air matanya berlinang lagi. Pak Eko duduk di kursi tempat Elena. Matanya memperhatikan sekeliling ruangan itu yang hancur hanya meja kerja Elena yang tak di sentuh Hendra.
"Bahkan dengan semua yang kamu miliki kamu gak bisa selesaikan masalah sepele ini? Media hanya butuh klarifikasi. Elena melihat klarifikasimu dan dia akan kembali. Mudah bukan?"
"Dia baru saja mengundurkan diri. Aku bahkan gak tau dia dimana."
"Ya sudah masalah Karin akan papah urus. Papah kenal betul keluarganya adalah orang baik-baik, papah yakin itu karena dia terpukul dengan berita pernikahanmu. Makanya dia sampai nekat begitu. Tugasmu carilah tuan putrimu itu. Dan tolong ganti semua properti yang ada di ruangan ini ya Pak Hendra. Saya selaku owner benar-benar kecewa dengan sikap kekanakan anda." Ucap Pak Eko santai. Hendra hanya menghela nafas panjang.
Sudah dua minggu waktu berlalu. Hendra belum juga mendapat kabar Elena. Setiap hari ia selalu berkunjung kerumah Elena namun tidak ada orang di sana. Ia sampai sangat putus asa. Hingga hari itu ia datang kerumah Elena seperti biasa namun kali ini pintu rumah itu terbuka. Ia segera memberi salam berharap sang pemilik rumah segera keluar darisana.
"Ada yang bisa saya bantu mas?" Tanya seorang wanita yang sedang menggendong anaknya dari dalam rumah Elena.
"Maaf bu, Elena dan Bu Dahlia ada?"
"Ah itu pemilik rumah ini ya, saya kurang tau mereka tinggal dimana. Kami kebetulan mengontrak selama setahun disini. Saya baru saja pindah kerumah ini semalam." Jelas wanita itu.
"Terima kasih bu informasinya." Hendra berjalan memasuki mobilnya. Ia memukul stir mobilnya. Kini dia benar-benar sudah tidak tahu harus mencari Elena kemana.
***
Hendra tengah memperhatikan laporan keuangan bulan itu dengan serius walau pikirannya masih dipenuhi tentang Elena sebisa mungkin ia tetap fokus dengan pekerjaannya. Semua yang ada di ruangannya kini nampak baru setelah apa yang ia lakukan beberapa minggu yang lalu. Berita negatif tentang dirinya mulai menghilang dari media namun dampaknya masih amat terasa. Pasar saham turun, banyak anak perusahaan yang mengeluhkan hal ini. Terdengar ketukan dari luar ruangannya. Hendra segera mempersilahkan masuk. Seorang wanita cantik berdiri di sana. Hendra menatap wanita itu tajam sedangkan wanita itu hanya tertunduk lesu.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Balloon
Romance[COMPLETE] Elena adalah wanita karir yang sederhana. Namun hidup Elena berubah sejak perusahaan tempat ia bekerja diambil alih oleh anak sang pemilik perusahaan. Hari-harinya kini penuh dengan banyak kejutan. Apa yang terjadi antara Elena dan sang b...