*flashback*
"Kamu dimana Don?" Tanya Pak Eko tergesa-gesa."Di pesta pernikahan Siska pah. Ada apa?"
"Truk pengangkut barang kita
kecelakaan. Itu tujuh puluh persen persediaaan barang di minggu ini. Gak banyak yang bisa di selamatkan. Kamu cepat urus masalah ini. Cari barang baru untuk menutupi persediaan yang rusak.""Oke baik pah. Aku akan urus hari ini juga."
Hendra mematikan teleponnya dan segera menghampiri Elena yang masih duduk si bangku taman.
"Len maaf tapi aku harus pergi sekarang. Kamu hati-hati pulangnya. Aku masih tunggu jawaban kamu jadi tolong kirim pesan atau telepon aku nanti. Nomerku masih sama."
Hendra langsung pergi tanpa menunggu respon dari Elena.
***Elena baru sampai pada malam hari. Ia naik bus antar kota. Dari terminal ia meminta pamannya untuk menjemputnya.Elena menunggu sekitar setengah jam sampai mobil sang paman terlihat memasuki terminal. Elena menghampiri mobil pamannya dan langsung masuk ke dalamnya. Namun bukan pamannya yang ada disana.
"Loh? Kamu?" Tanya Elena dengan sangat antusias. Tergurat senyum di wajahnya.
"Elena?" Timpal pria itu tak kalah terkejutnya.
"Danish? Kamu Danish kan?"
Mereka saling memandang satu sama lain dengan wajah bingung, sedetik kemudian tawa pecah di dalam mobil.
"Lama ya nunggunya?" Tanya Danish sopan."Ah ngga kok. Kenapa kamu yang jemput? Om aku kemana ya? Kok kamu bisa kenal om ku? Dan kenapa kamu bisa disini?" Tanya Elena menyelidik.
"Om kamu katanya ada urusan. Dia tadi terburu-buru berangkat ke Jakarta. Hmm kebetulan ayahku kenal dekat dengan om mu. Aku memang tinggal disini , waktu itu kebetulan aku sedang berkunjung kerumah saudaraku di Jakarta."
"Oh ya? Kok om gak bilang aku ya? Jadi kamu anak temannya omku toh."
Elena tersenyum lalu menunduk malu.
"Wah jangan-jangan aku dijodohin sama dia. Hahaha gak apa-apa deh udah ganteng ,sopan lagi." Batin Elena."Mungkin om kamu sedang terburu-buru." Ujar Danish membuyarkan lamunan Elena.
"Ah iya mungkin saja."
"Baiklah kita berangkat. Jangan lupa sabuk pengamanmu nona." Danish memasangkan sabuk pengaman Elena.
"Eh terima kasih hehe ayo berangkat."
Jawab Elena sedikit gugup. Tak banyak yang di bicarakan di mobil, hanya sebatas mengenai perkebunan dan desa tempat mereka tinggal.***
Pagi itu Elena terlambat bangun karena badannya terasa sangat sakit di sana sini , akibat perjalanan yang cukup jauh. Kemudian ia mendengar ibunya berteriak dari luar membuatnya harus segera bangun dan meninggalkan tempat tidur kesayangannya.
"Len, bangun sayang. Ke kebun sana. Gak ada yang ngawas. Om kamu belum pulang. Kasihan kalau Ranti sendirian." Panggil ibunya dari depan kamar.
Ranti adalah sepupu Elena, anak dari omnya."Iya bu. Eh tunggu ada yang harus Elena omongin sama ibu." Elena berlari keluar menghampiri ibunya yang kini sudah di meja makan mempersiapkan bekal untuk ke kebun.
"Apa?"
"Tentang perjodohan yang om bilang kemarin." Elena duduk di kursi meja makan lalu menatap ibunya dengan wajah penasarannya.
"Oh itu, kamu akan menikah dua bulan lagi."
"Apa?"
"Iya, ibu lelah liat percintaanmu yang penuh drama itu kayak sinetron cinta fitroh yang sampai tujuh season. Umurmu juga sudah cukup kok. Ibu kan juga mau nimang cucu kayak teman-teman ibu Len." Jelas ibunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/110432086-288-k976454.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
White Balloon
Romance[COMPLETE] Elena adalah wanita karir yang sederhana. Namun hidup Elena berubah sejak perusahaan tempat ia bekerja diambil alih oleh anak sang pemilik perusahaan. Hari-harinya kini penuh dengan banyak kejutan. Apa yang terjadi antara Elena dan sang b...