"Kamu Roy kan?" Ucap Elena pelan. Elena takut salah orang karena hari mulai petang dan langit mulai berwarna jingga.
"Kamu masih ingat aku rupanya."
Roy duduk di sebelah Elena. Mereka kini menghadap ke arah laut sambil melihat matahari terbenam."Kenapa kamu di sini?" Tanya Elena menyelidik, mata Elena masih merah dan sembab karena menangis tadi.
"Misi rahasia." Roy terkekeh pelan
"Mas Hendra..." Entah kenapa air matanya mengalir tanpa ia bisa kontrol.
"Hey hey don't cry. I promise, i won't let him to know you are here."
Roy menepuk bahu kanan Elena. Mencoba menenangkannya. Elena menatap Roy lirih."Kamu kenapa bisa disini? Misi rahasia apa yang kamu maksud tadi?"
Elena membuka suara walaupun masih terdengar sangat pelan."Ah aku sebenarnya sedang honeymoon disini. Tapi sahabat gila ku itu menelepon dengan tergesa-gesa dan berkata calon istrinya kabur."
"Mas Hendra? Calon istrinya? Karin?"
"Duh otakmu konslet sepertinya. Aku akan jelaskan semuanya setelah kamu mau balik ke hotel. Gimana?"
"Aku gak mau balik ke hotel itu."
"Hotel lain. Ayo di sini sudah mulai gelap. Akan sangat tidak etis jika aku mati karena masuk angin bukan?"
"Baiklah."
Elena berjalan menyusuri jalanan Lombok. Banyak sekali rumah makan di sana. Namun selera makannya benar-benar hilang. Padahal ia bersemangat sekali ke Lombok karena ingin wisata kuliner. Mereka sampai di sebuah hotel. Roy segera memesan satu buah kamar untuk Elena bermalam. Roy pun mengajak Elena untuk makan malam. Elena hanya mengangguk pasrah karena pikirannya sedang sangat kacau sekarang.
"Kamu mau makan apa Len?"
"Apa saja."
"Duh jangan kayak gitu aku gak tau kamu suka apa."
"Nasi goreng." Jawab Elena sekenanya.
"Oke aku yang pesan, hari ini aku traktir."
Elena masih asik dalam lamunannya."Elena."
"Ya?" Jawab Elena tanpa melihat ke arah Roy.
"Ya Tuhan apa sahabatku benar-benar membuat wanita secantik ini jadi gila. Elena percayalah itu hanya sebuah kesalahpahaman."
"Di dadanya bahkan ada bekas lipstik wanita itu." Jawab Elena dengan tatapan kosong
"Hah.. Doni itu memang bodoh. Masih saja meladeni wanita gila itu."
Ucap Roy kesal."Meladeni? Ia benar-benar melakukan itu? Huaaa..." Elena tak mampu menahan tangisnya.
"Hey, hey.. don't cry. Duh nanti aku dikira mau perkosa kamu."
"Huaaaaaa... aku benci mas Hendra padahal tadi kami mmhhh..mhhh."
Roy membekap mulut Elena. Kemudian merangkulnya dan memapahnya ke taman yang ada di belakang hotel. Karena di restoran tadi terlalu ramai."Sekarang kamu boleh menangis sepuasnya."
"Huaaaaa.. mas Hendra jahat, aku benci mas Hendra. Bodoh sekali aku bisa membuka hatiku untuk pria brengsek itu. Seharusnya aku percaya kata Didit. Huaaaaaa..." Isakannya kini mulai melemah. Sepertinya ia mulai lelah. Roypun mengusap pelan punggung Elena.
"Sudah puas Len?"
"Sudah."
"Aku tau kamu pasti gak akan dengar penjelasan aku sekarang. Tapi yang pasti sahabat gila ku itu gak akan bertindak bodoh dengan meninggalkanmu dan kembali bersama wanita jalang itu. Percayalah!"

KAMU SEDANG MEMBACA
White Balloon
Storie d'amore[COMPLETE] Elena adalah wanita karir yang sederhana. Namun hidup Elena berubah sejak perusahaan tempat ia bekerja diambil alih oleh anak sang pemilik perusahaan. Hari-harinya kini penuh dengan banyak kejutan. Apa yang terjadi antara Elena dan sang b...