16. Rasanya Manis

4K 261 1
                                    

Setelah beristirahat selama sehari di rumah, Elena pun sudah merasa membaik. Ia berencana untuk segera masuk ke kantor besok. Tiba-tiba handphonenya yang berada di meja berdering. Elena menatap layar handphonenya, ternyata Siska yang meneleponnya. Elena segera mengambil handphonenya dan segera mengangkat telepon dari Siska.

"Halo Len."

"Hai mba Sis,ada apa?"

"Kamu sakit apa?"

"Cuma kecapean mba, kenapa? Kangen ya?"

"Iya nih kamu sekarang sibuk keluar terus gak punya waktu buat ngegosip sama aku."

"Hahaha, besok aku udah masuk ko mba. Kita ngegosip lagi."

"Hahaha oke deh, ngomong-ngomong kok motormu dari kemarin ada di parkiran deh? Kamu pulang naik apa emang?"

"Oh itu, aku diantar mas Hendra."

"Loh kok sampai diantar? Kamu sakitnya parah kali ya, kamu bohongin aku ya?"

"Gak mba Sis,cuma kemarin habis pulang meeting aku kecapean terus pingsan. Makanya mas Hendra antar sampai rumah."

"Duh aku ketinggalan banyak berita nih. Pokoknya besok kamu harus cerita semua!"

"Kalau gak ada meeting ya mba."

"Tuhkan udah mulai deh sok sibuknya."

"Ya udah aku usahain ada waktu buat mba Siskaku yang cantik."

"Hahaha ya udah pokoknya kamu sehat terus ya, miss you Len. Bye."

"Miss you too mba Sisku.Bye."

Elena menaruh handphonenya namun sedetik kemudian handphonenya berdering lagi namun kali ini Hendra yang meneleponnya. Elena mengangkatnya.

"Malam mas, ada apa telepon?"

"Malam Len, gimana kondisimu?"

"Aku udah sembuh total kok mas tenang aja. Besok aku masuk kok. Laporan meeting juga udah selesai, aku bosan di rumah akhirnya aku selesaiin aja hehehe."

"Good, gak salah aku milih kamu jadi sekretaris."

"Tentu saja, aku ini cantik dan berbakat hahaha beda dengan wanita dari divisi logistik itu."
Ujar Elena dengan nada kesal.

"Ah kamu benar-benar sudah sembuh ternyata."

"Maksud mas?"

"Iya udah mulai suka memuji diri sendiri lagi dan kenapa tiba-tiba bahas wanita dari divisi logistik? Cemburu ya kamu? hahaha."
Hendra tertawa dengan sangat puas.

"Mas Hendraaaaaa."
Teriak Elena.

"Duh udah dong Len, kupingku pengang tau."

"Makanya jangan nyebelin."

"Hahaha ya udah sebagai permintaan maaf , besok pagi kamu aku jemput kerumah. Kan motormu masih di kantor."

"Mas aku gak mau terus menerus ngerepotin mas. Dan gak enak juga sama karyawan lain kalau tau aku berangkat sama mas."

"Tapi kan..."

"Mas kali ini aja turutin kemauan aku."

"Hmm oke deh, terus kamu mau naik apa?"

"Naik kereta mas."

"Tapi kan..."

"Mas?"

White BalloonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang