Epilog

10.4K 292 12
                                    

Elena duduk sambil memegangi kakinya yang terasa pegal. Padahal baru dua jam resepsi pernikahannya dan Hendra di gelar namun ternyata cukup melelahkan.

"Kenapa sayang? Capek ya?" Tanya Hendra yang duduk di sebelahnya.

"Hehe sedikit sih tapi ini hari bahagiaku jadi gak akan terasa kok."

"Bahagia kita sayang."

"Iya bahagia kita."

"Itu Didit bukan sih?" Elena melihat seorang pria menggandeng Ratih menaiki pelaminan.

"Kenapa? Kamu belum move on?"
Tanya Hendra ketus.

"Ih kamu nih mas cemburuan banget sih." Elena mencubit pinggang Hendra gemas.

"Hai selamat ya, kalian serasi sekali."
Ucap Didit sambil memandang Elena dalam.

"Istri gue bro." Ujar Hendra ketus. Sekarang mereka berdua bukan hanya sekedar rekan kerja, mereka sudah berkawan dengan baik. Sehingga bahasa mereka ketika bertemu tidak terlalu formal lagi.

"Ahahaha. Iya ndra gue tau. Bentar lagi kan kita jadi saudara jauh nih." Ucap Didit sambil merangkul Ratih.

"Wowwwww, Ratih kamu mau sama pria ini?" Tanya Elena heran.

"Hahaha dia baik banget Len, terima kasih sudah melepasnya." Ratih terkekeh pelan.

"Aku gak pernah melepasnya tuh. Dia yang..." Hendra segera menutup mulut Elena gemas.

"Jangan flashback sayang." Ucap Hendra dan Didit bersamaan.

"Loh kok lu manggil istri gue sayang sih?" Hendra menatap Didit tajam.

"Sorry ndra kelepasan ahahahaha." Ratih langsung mencubit gemas pinggang Didit.

"Kamu masih belum move on dari Elena?" Tanya Ratih ketus.

"Bahahahaha. Makanya..." Tawa Hendra berhenti seketika saat cubitan maut Elena beroperasi.

"Awwww." Teriak Hendra dan Didit bersamaan saat cubitan mereka di lepas.

"Pokoknya jaga Ratih dengan baik. Jika kamu melukai hatinya sedikit saja kamu akan berurusan denganku." Ucap Elena ketus.

"Iya kamu juga mas, jaga Elena. Awas saja kalau kamu membuat dia menangis." Ancam Ratih pada Hendra.

"Baiklah." Jawab Hendra dan Didit bersamaan sambil terkekeh pelan.

"Hei kalian turun. Ada tamu lain yang mau salaman juga." Bisik bu Dahlia yang duduk di samping Hendra.
Ratih dan Didit tertawa pelan lalu segera turun dari pelaminan.

Tidak lama Roy yang datang bersama istrinya.

"Happy wedding sob. Akhirnya nyusul juga lu." Roy memeluk Hendra erat sedangkan Elena sedang bercipika-cipiki dengan istri Roy.

"Yoi, setelah gue cari belasan tahun ketemu juga kan ahahaha."

"Sumpah kisah cinta kalian itu harus diabadikan di sebuah novel atau film atau apapun itu lah. Ahahaha."

"Thanks sob. Nanti gue pikir-pikir dulu saran lu itu ahaha."

Roy dan istrinya sudah turun. Kini giliran Siska dan suaminya Aryo.
Siska langsung memeluk Elena erat.
"Selamat Elenaku sayang. Aku turut berbahagia."

"Makasih mba Sis. Sudah berapa bulan ini dedek bayinya?" Tanya Elena heran karena melihat perut Siska yang sudah membesar.

"Lima bulan sayang. Kamu harus cepat menyusulku. Ya kan Pak Bos?"

White BalloonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang