39. The Last

10 4 0
                                    

Waktu telah tiba, ini saatnya aku menyelesaikan semua permasalahan yang terjadi antara aku, Bintang dan of course Jac.

Aku udah capek untuk menampung semua rasa muak yang ada di hatiku. Semoga hari ini juga, tuntas semua!

"Lit.. udah siap belum? Yuk berangkat" teriak mama dari bawah tangga.

"Iya ma bentar lagi" jawabku.

Aku bergegas turun ke bawah sembari membawa tas kecil dan memakai sepatu.

Yaa, karena hari ini hanya pembagian rapot, tidak ada salahnya kan hanya membawa tas kecil. Asal pakai seragam hehe.

"Yuk ma, pa" kataku pada mereka.

"Abang gak di ajak?" saut bang Randy.

"Di ajak lah, nanti yang nyupirin kita siapa kalo bukan abang?" kataku sambil terkekeh pelan.

"Yee dasar ya" kata bang Randy, lalu ia menjitak pelan kepalaku.

Kami pun berangkat ke sekolah. Jujur saja, aku tidak bisa menampakkan wajah tegang dan sedih ku pada keluargaku. Aku takut mereka khawatir, biarkan saja masalah ini aku selesaikan sendiri.

-----

"Silahkan masuk bagi orang tua murid. Para murid tunggu di luar saja ya" kata Pak Majid selaku wali kelas kami.

"Iya pak" jawabku.

Oke, ini saatnya aku menyelesaikan semuanya.

"Guys, sesuai janji gw kemaren, gimana kalau kita sekarang ke taman belakang?" kataku pada yang lain, yang sedari tadi sudah berkumpul.

Mereka mengangguk, kami pun berjalan ke taman belakang.

Ekspresi mereka berbeda beda, ada yang sedih, tegang, bingung dan lain lain.

Semoga saja ini tuntas dan kita bisa seperti dulu lagi.

Kami sampai di tujuan, aku pun membuka percakapan di antara kami.

"Oke, kita langsung aja di sini ya. Gw bakalan jelasin ke kalian yang gak tau dan sekaligus nyelesain masalah antara gw dan Bintang" kataku lantang.

"Gw sebenernya yang salah" kataku lalu aku menarik napas panjang dan menghembuskannya.

"Gw suka sama Jac" kataku yang membuat beberapa sahabatku kaget termasuk Jac sendiri.

"Lo....lo suka sama gw?" tanya Jac.

"Iya, dan salahnya adalah di saat setelah Bintang ngaku ke gw kalo dia suka sama Jac" jelasku.

"Bintang? Suka sama Jac juga?" tanya Risya.

"Iya, dan gak seharusnya gw ngelanjutin perasaan gw ini. Tapi, hati gw enggan menolak buat ngelupain Jac" kataku lalu menunduk.

Aku melanjutkan ucapanku,"Gw mau minta maaf sama Bintang, maaf kalo gw udah bikin hati lo sakit dan buat lo jadi mengalah tanpa membuahkan hasil sedikitpun. Bin, gw sama Jac emang gak bisa nyatu, gw gak tau apakah dia jodoh lo atau....."

"Gw punya pacar" potong Jac.

Sontak membuat kami semua kaget, bahkan yang tidak tau masalahnya pun semakin bingung saat ini.

What the hell, Jac! He has girlfriend?

Aku diam, masih diam terpaku dengan ucapannya tadi.

"Sorry guys.. gw emang gak bilang bilang sama kalian, karena pacar gw gak tinggal di sini. Itu sebabnya gw mau pindah, gw mau balik ke tempat pacar gw. Because......" kata Jac terputus.

"Gw udah di jodohin sama dia" lanjutnya mmebuat ku tak percaya.

"What? Jadi apa yang lo udah lakuin ke gw sama Bintang itu gak ada artinya? Lantas selama ini, perhatian lo untuk apa Jac?" teriakku lantang.

"Gw nganggep kalian sahabat gw. Gw sayang sama kalian sebagai sahabat karib gw. Gw rela ngelakuin apapun demi ngebahagiain kedua sahabat gw, yang selalu ngertiin gw" jelasnya.

"Tapi lo, gak pernah jujur sama kita kalo lo punya pacar? Kenapa lo tutupin itu semua? Kenapa lo nganggep kita sahabat karib lo sedangkan kita gak berhak tau semua rahasia lo?" teriakku tak percaya.

"Fan, sorry. Gw kira lo gak suka sama gw" jawab Jac.

"Kalaupun lo tau gw suka sama lo, apa ngaruhnya? Lo kan udah punya pacar" jawabku.

Ku melihat ke arah Bintang yang sedang menatap kosong ke suatu arah. Aku sebenarnya bingung, kenapa Bintang tidak mengucapkan sepatah katapun.

"Kalo gw tau dari dulu lo suka gw, I'll be choose you" kata Jac yang membuatku diam seribu bahasa.

Kini giliran Bintang yang bersuara.

"Lo gak adil Jac. Seharusnya lo jujur sama diri lo sendiri, sekarang semuanya udah telat. Lo udah ngecewain dua cewek sekaligus. Puas? Puas udah nyakitin hati sahabat sahabat karib lo ini dengan keputusan lo? Hah?" kata Bintang pada Jac.

Aku mulai menitihkan air mata. Jac pun diam seribu bahasa. Bintang juga diam. Semuanya diam.

Hening.

Persetan dengan keheningan.

"Maaf...." kata Jac lirih.

'Maaf' satu kata yang ada disetiap penyesalan.

"Gw juga minta maaf" kata Bintang.

"Gw gak tau harus ngapain, gw gak ngerti permasalahan kalian. Tapi, emang cuma satu kata yang bisa menyatukan kita kembali, yaitu MAAF" kata Risya sambil menekankan kata 'maaf'.

"Fine, gw juga minta maaf sama lo Bin dan lo juga Jac. Hope you'll be happy with your choose. Karena gw tau, cinta itu gak bisa di paksakan" kataku.

Aku tidak tau, apa lagi sekarang yang ada di pikiranku.

Aku cuma bisa berkata seperti itu. Apakah akan lebih baik? Atau semakin buruk?

































*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*























Haaaaaaiiiiii. Long time gak update wkwk. Maafkan atas keterlambatan update yaa:". Apalah dayaku yang baru bisa update sekarang, soalnya ini cerita fresh langsung di buat saat ini juga ketika aku mendapatkan ilham:v. Bukan ilham nama orang ya, ngerti kali mksdnya ilham ide:v. Yaahh intinya semoga masih asik aja nih cerita, soalnya ini udh deket mau ending:""""". Yaudah lah, diriku kebanyakan cincong wkwk. Don't forget to vote+comment okeyyy.

Enjoy the story guyss😎

Destiny[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang