40. Our Decision

17 3 1
                                    

"Fine, gw juga minta maaf sama lo Bin dan lo juga Jac. Hope you'll be happy with your choose. Karena gw tau, cinta itu gak bisa di paksakan" ucapku sambil mengusap air mata yang perlahan jatuh ke pipiku.

"Lo bener Fan, cinta gak bisa di paksain" kata Jac.

Aku gak ngerti, apa dia sedang mengejekku? Atau ada maksud lain dia berkata seperti itu?

"Maksud lo apa Jac?" tanya Ifa.

"Gw gak ada rasa cinta sedikitpun sama pacar gw. Gw nerima perjodohan ini karena gw di paksa" jelas Jac.

What?

"Apa?" teriak seseorang di belakang kami.

Kami semua mencari ke arah sumber suara, yang ternyata ada seorang perempuan yang sedang berdiri di belakang kami.

Kenapa wanita itu kaget? Apakah dia yang di jodohkan dengan Jac?

Tidak mungkin Jac menolaknya, ia cantik, tinggi, putih pula. I think she was perfect.

"Ara?" kata Jac kaget.

Ara? Ara siapa ya?

*Flashback On*

Kami sedang berkumpul di depan kelas.

"Jac, gw minjem handphone lo lagi dong. Mau main games nih" kataku seraya mengedipkan mata dengan maksud aku ingin melihat foto foto tempat yang akan kita datangi nanti.

"Nih" kata Jac sambil memberikan ponselnya.

Aku pun membuka ponselnya, meng-klik icon gallery fotonya.

Aku melihat kumpulan screenshot yang ada di ponselnya. Ku melihat lihat foto foto tempat tadi.

'Drrtt drrrttt'

Ponsel jac bergetar dan memunculkan notif dari seseorang. Aku membuka notif itu, ya sesekali kepo dengannya tidak ada salahnya kan.

From : Arasyta Diah Ayu.

Siapa dia? Sepertinya dari namanya dia perempuan.

Arasyta D. A : Jac, sore ini sibuk gak? Ketemuan di cafe biasa yuk!

*Flashback Off*

Oh, aku ingat. Arasyta Diah Ayu, sebuah nama yang pernah muncul di notif ponsel Jac. Orang yang juga pernah aku curigai.

Jadi kecurigaan ku benar?

"Ra, kamu ngapain ke sini?" tanya Jac.

'Kamu'? Sebegitu dekatnya kah mereka?

"Jadi, selama ini kamu benar benar gak ada perasaan sama aku Jac? Kamu bohongin aku? Kenapa?"

"Ara, sorry. Aku gak bisa ngebohongin perasaanku lagi, tapi aku gak bisa juga nolak perjodohan kita" jelas Jac.

"Tunggu, kamu itu siapa? Orang yang di jodohin sama Jac?" tanyaku.

"Iya, dan aku ke sini untuk jemput Jac ke Bandung" jelasnya.

"Ara, aku gak bisa" kata Jac.

"Kita udah setahun jalanin hubungan ini Jac" katanya.

"Iya, memang setahun. Tapi tanpa komunikasi, bahkan kita baru bertemu lagi beberapa bulan yang lalu Ra. Dan aku gak ada perasaan apapun sama kamu, dari awal" jelas Jac.

"Bintang yang ngajarin sama aku kalo aku harus jujur sama diri sendiri. Fine, aku jujur sekarang, aku gak ada sedikitpun perasaan ke kamu Ra, maaf kalo itu buat kamu sakit" lanjutnya.

"Lantas kenapa kamu gak bisa nolak perjodohan kita?" tanyanya.

"Karena keluarga aku punya hutang budi sama keluarga kamu, dan papa mama gak akan bisa nolak gitu aja permintaan dari seseorang yang udah pernah nolongin mereka" jelas Jac.

Oh, sebab itu dia nerima.

Orang yang bernama Arasyta itu menangis sejadi jadinya. Aku menghampirinya, lebih tepatnya kami.

"Ara, udah jangan nangis lagi. Mungkin emang kamu gak ditakdirkan berjodoh dengan Jac" kataku yang mencoba menenangkannya.

"Tapi kita udah setahun menjalin hubungan, dan aku gak bisa gitu aja ngelupain dia" ucapnya lirih.

"Ra, banyak laki laki di luar sana yang lebih baik dari Jac. Mungkin Jac bukan yang terbaik buat kamu, karena Tuhan tau yang terbaik untuk kamu" kata Bintang.

"Iya, lantas sekarang aku harus apa?" tanyanya sambil menangis.

"Semua butuh proses Ra, time will heal everyting, waktu yang akan menyembuhkan semuanya" kataku.

Ia pun berhenti menangis. Menatapku, entahlah, tatapan apa yang sedang ia berikan.

"Nama kamu siapa?" tanyanya padaku.

"Fany, Fany Angelita. Maaf kita belum kenalan" jawabku sambil menjabat tangannya.

"Ah ya, namaku Bintang, Bintang Vanila" kata Bintang lalu menjabat tangannya juga.

"Aku seneng bisa ketemu kalian, kalian baik dan cantik. Beruntung Jac punya sahabat sahabat yang pengertian sama kalian" katanya.

"By the way, nama aku Ara, Arasyta Diah Ayu. Dan makasih atas pencerahan kalian. Hati aku tenang saat ini. Kalian benar, memang aku tidak di takdirkan untuk Jac" katanya.

"Ra, aku minta maaf sama kamu. Atas semuanya, maafin aku ya" kata Jac.

"It's okay" katanya.

Mereka berpelukan sejenak.

"Bin gw juga mau minta maaf sama lo ya" kataku.

"Iya Fan, gw juga ya" katanya.

Aku pun berpelukan juga. Yaah aku lega, lega masalahku selesai, masalahnya selesai dan semuanya. Semoga kita akan menjadi sahabat seperti dulu lagi.

"Oh iya, gw juga mau jujur sama Fany" kata Jac tiba tiba.

"Gw suka sama lo"................
























*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*























Waaahh, Jac? Jadi dia suka sama Fany? Hmm, dasar, perasaannya susah banget di tebak. Eh, lah gw malah ngedumel sendiri, padahal gw yang bikin ceritanya. Maafkanlah, diriku sedang berimajinasi:3. Keep reading yaa, dan jangan lupa untuk vote+comment.

Enjoy the story guys😎

Destiny[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang