6. Why?

27 4 0
                                    

Bintang sudah di ajak duduk oleh Risya dan Haifa.

"Kok gw gak di ajak duduk bareng kalian?" protesku pada Risya dan Haifa.

"Maaf Fan, kita liat Bintang duluan jadinya dia kita aja duduk bareng kita" jelas Risya.

"Hmm. Yaudah deh. Jac, lo sama gw aja yuk duduk di situ" kataku sambil menunjuk bangku untuk dua orang karena Risya, Haifa dan Bintang duduk di bangku untuk tiga orang. Zacky duduk di belakang kami bersama Nova, anak laki laki teman akrabnya dia.

"Yaudah yuk" dia men-iya kan ajakanku.

Di perjalanan, sebagian dari kami ada yang mondar mandir bertukar ciki atau hanya menghilangkan mual.

Aku, hanya menggunakan head phone ku dan menyetel musik favorite ku. Ku lihat Jac sedang sibuk memainkan handphonenya. Lebih tepatnya games.

"Games apa tuh?" tanyaku basa basi.

"Ini, games ngancurin kecoa. Mau coba?" tawarnya.

"Whaatt??" teriakku membuat seisi bis melihat ke arah ku dan Jac.

"Ng..nggak. Gw gak mau ah. Jijik" lanjutku.

"Lah, ini kan cuma virtual doang. Gak bakalan beneran keluar dari handphone kali" jelasnya.

Sekali jijik tetep jijik. Inget!!!

"Nggak, gw gak mau. Makasih lo aja" kataku.

"Okelah"

Duh, aku nyesel nanya ke dia soal games. Tau tadi aku gak usah nanyain itu deh.

Di tengah perjalanan, aku merasa lapar. Cemilan ada di tasnya Risya dan Haifa. Tapi mereka lagi tidur. Gak enak mau banguninnya.

Aku mengusap perutku, menandakan perutku sudah keroncongan. Ini sudah jam 11 siang, waktunya makan siang. Tapi karena macet jadi kami harus menunda makan.

Ku lihat Jac membuka bungkusan cemilan. Uhh rasanya aku ingin minta. Tapi kenapa ya? Padahal kan kita udah sahabatan lama, kok rasanya minta cemilan ke Jac aja canggung banget.

'Sejak kapan aku ada perasaan 'canggung' ke Jac?' kataku dalam hati.

"Mau?" tawar Jac sambil menyodorkan ciki yang sedang ia makan.

"Eh..emm.. ng..nggak. Makasih" kataku menolak~padahal mah mau~.

"Ambil aja. Gw tau lo laper kan?" tawarnya lagi.

'Baiklah, aku menerima tawarannya hihihi' kataku dalam hati.

"Yaudah makasih Jac hehe"

Aku mengambil cemilannya sedikit. Lebih tepatnya kami makan satu bungkus berdua.

'Duh ini bukan 'perasaan' itu lagi kan?' kataku dalam hati.

"Anak anak, kita sudah sampai di warung makan, kita berhenti dulu di sini untuk makan siang ya" kata pak Majid

Anak anak di dalam bis bersorak gembira. Mungkin akhirnya mereka makan juga. Aku ingin mengambil kamera dari tasku. Oh iya dimana tas ku?

Destiny[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang