2. Him

33 6 0
                                    

"Assalamualaikum" sautku dari depan rumah sambil membuka pintu rumah.

Bang Randy mengikutiku dari belakang.

"Waalaikumsalam. Lita, udah makan?" kata mama memyambutku hangat.

"Belum ma. Justru itu aku laper nih hehehe" kataku sambil menaruh tas di sofa.

"Yaudah yuk makan"

Kami pun berjalan ke ruang makan. Aku mengambil beberapa lauk yang ada di meja. Memakannya tetapi entah kenapa rasanya aku sedang tidak nafsu makan.

Makanan ku bersisa. Abang melihatku heran. Mungkin sikapku hari ini sangat aneh, semenjak aku melihat anak lelaki tadi.

"Tumben, biasanya nambah?" tanya abang.

"Lagi diet bang. Biar kurus haha" candaku.

"Halah, kamu kalo diet tuh gak pernah bener. Gak percaya abang" kata bang Randy sambil memakan makanannya.

"Yaudah, aku ke kamar dulu lah bang. Mau main laptop byee" kataku berjalan ke arah westafel, mencuci tangan lalu pergi ke kamar.

Sesampainya di kamar aku membuka laptop. Kalau ada waktu luang aku terkadang bermain games. Entahlah, aku suka games 'hangman' haha. Menurutku itu games paling seru, bisa mengasah otak juga.

'Drrrttt drrrttt'

Risya's calling....

'Lah, si Risya kenapa nelfon ya? Tumben' kataku dalam hati.

Aku pun mengangkat telfon darinya.

"Halo Ris? Kenapa?" tanyaku.

"Fan. Ga..gawat. Gw dapet informasi dari temen temen katanya bakalan ada murid baru di kelas kita nanti" kata Risya.

Aku terdiam sejenak. Entahlah pikiranku tertuju pada lelaki yang aku lihat tadi siang di sekolah.

"Siapa Ris?" tanyaku pelan.

"Gw masih belum tau siapa orangnya. Tapi lo pasti berpikiran sama kan sama gw"

"Yaudah Ris. Makasih infonya ya. See you besok" kataku pelan.

Entah kenapa semangatku tiba tiba menurun begitu saja.

"Lo gak mau hang out bareng gw?" tanyanya.

"Duh sorry Ris. Gw lagi gak mood buat kemana mana. Gapapa kan?"

"Okey okey. Yaudah gw juga mau mandi dulu ya"

"Belum mandii????" pekikku di telepon.

"Hihihi. Yaudah ya Fan. Bye byeee"

'Tuutt'

Telfon di tutup begitu saja sama Risya. Aku menggeleng gelengkan kepala.

Sikap Risya yang terkadang seperti anak kecil dan terkadang bijaksana itu membuat aku dan dirinya bersahabatan lama. Mungkin karena sikap ku juga seperti itu hehehe.

Tapi. Aku kembali memikirkan kata kata Risya. Kejadian tadi di sekolah, lalu info tentang anak baru. Jangan buatku berpikir kalau dia akan kembali.

Aku melanjutkan bermain hangman.

Clue : Something makes you panic. And if you didn't handle it, your life will distracted.

Ett, ngeri amat sih. Siapa sih yang bikin soalnya?~Author laahh~

Oke lets see the answer.

_ _ _ b _em

'Oh. Kayaknya jawabannya....'

Aku mengetik di laptop ku.

Problem.

Dan itu benar. Yeayy. Wait. Jawabannya 'problem'? Apa itu pertanda sesuatu? Jangan sampai terjadi.

"Hei Fan. Lagi apa?" tanya bang Randy membuatku kaget.

"Hei bang. Biasa, main hangman" kataku santai.

"Oh. Eh aku mau curhat boleh?"

Itu sudah jadi kebiasaan bang Randy buat curhat padaku. Itu makanya kami sangat dekat, beda dengan kak Fhira yang sangat sibuk dengan urusannya.

"Boleh. Kenapa lagi?" tanyaku seakan akan sudah tau apa yang ingin dia katakan.

"Ini tentang cewek yang suka deketin abang terus. Sumpah de abang risih"

"Bukannya abang biasa di deketin cewek ya?"

"Iya, tapi dia beda de. Abang gak suka aja cara dia deketin abang, dia agresif banget de"

Ngedenger cerita abang kok kayaknya familiar ya?

"Ah itu perasaan abang aja kali, mungkin dia cuma pengen temenan sama abang"

"Tapi masa dia ngasih cokelat ini ke tas abang?" tanyanya sambil menunjukkan cokelat yang di bawanya.

Mirip sih, tapi gak sampe ngasih cokelat.

"Ya, mungkin cokelat ini pertanda pengen temenan sama abang" kataku meyakinkannya lagi.

"Mungkin ya de. Yaudah deh aku posthing aja"

"Nah gitu dong"

"Eh de. Soal si-"

"Bang, aku mau lanjut main laptop okey"

"Abang tau kamu gak mau bahas soal dia lagi, tapi abang kasih tau ya. Kalau kamu gak move on juga dari dia, gimana kamu mau buka hati kamu buat yang lain?"

Pernyataan bang Randy membuatku kembali mengingat-nya lagi. Entah kenapa, cuma dia satu satunya orang yang buat aku gak bisa mikirin orang lain.

"Iya bang iya. Makasih nasihatnya abangku yang ganteng" kataku malas.

"Yaudah. Daaahh"

Abang udah berjalan keluar kamar. Aku merebahkan diriku di kasur, memikirkan jika ternyata orang yang akan masuk ke sekolah kami adalah dia.

"God, gimana kalau itu dia? Kalau dia ternyata balik lagi? Aku gak tau harus gimana?" kataku.

Aku mengambil foto yang ada di laci. Melihatnya, disana ada aku, dia dan sahabat lamaku.

















*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*















Halo guyss. Gimana ceritanya? Keren gak? Apa absurd? Hehehe semoga nggak ya. Yang di mulmed itu foto yang mereka bertiga(Fany, Jacob dan Bintang). Jangan lupa vote dan comment.

Enjoy the story guyss😎

Destiny[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang