1. Remember

42 7 7
                                    

"Fany, ikut gw ke perpustakaan yuk. Gw lagi nyari novel nih, yang kemarin udah selesai di baca" kata Risya.

Risya Fania Latif. Perempuan asal Jakarta ini yang memiliki nama tengah sama dengan nama depanku adalah salah satu sahabatku. Dia anak yang pintar, dia selalu masuk ranking 3 besar di sekolah.

Tenang, aku juga masuk 3 besar kok haha. Kalau dia juara 1, aku juara 2. Kalau aku juara 1 dia juara 2. Ya kita sih tuker tukeran aja lah ya hihihi.

"Hmm. Yaudah, gak lama tapi ya" kataku.

Ya, aku memang suka 'mager' alias males gerak kalau di suruh jalan. Beda tapi ya kalo sama gebetan, kalo sama gebetan mah lari juga ayok aja haha~Upss~.

Kami pun berjalan ke perpustakaan, ada di lantai 1. Sesampainya di sana, Risya langsung memilih novel yang ia cari. Aku hanya duduk duduk di bangku sambil melihat murid murid lain membaca buku juga. Jujur, aku sangat malas untuk membaca novel tebal.

Pasalnya, aku lama kalau membaca novel tebal. Beda dengan Risya, ia mungkin memang kutu buku sepertinya, karena ia memakai kacamata. Jadi gak heran lah kalau ia cepat membaca 1 buku novel.

"Udah ketemu novel yang di cari?" tanyaku saat Risya menghampiriku.

"Udah nih. Eh tau gak sih Fan. Cerita di novel ini tuh sama kayak lo sama dia waktu dulu" katanya sambil membaca sinopsis novel itu.

"Ris, udah deh. Gak usah bahas masalalu. Dia udah gak ada di sini" kataku ketus.

"Iya deh. Sorry sorry"

"Ayo balik ke kelas" ajakku.

"Yuk"

Kami kembali ke kelas. Tapi di perjalanan aku melihat sesosok lelaki dengan tubuh tinggi tegap yang mukanya familiar bagiku. Ia sedang duduk di depan ruang guru.

Dia..

Kami berhenti. Kami saling menatap satu sama lain. Dengan maksud 'gak mungkin'.

Jelas, dia gak mungkin ada di sini. Kami menghampirinya, berjalan perlahan. Kami ingin memastikan apakah dia si masalalu ku?

Ketika kami sudah mendekatinya, ia berdiri dan memasuki ruang guru. Tidak satupun dari kami yang berani memanggilnya. Kami takut itu bukan orang yang kami maksud. Tapi kenapa mirip sekali?

"Fany? Risya? Kok kalian ada di luar kelas? Kan udah bell masuk tadi?" kata bu Sonya membuat kami kaget.

"Eh.. ibu.. emm.. ini bu.. lagi.. lagi mau manggil guru hehe" kataku gugup.

"Iya bu. Emm. Bu Sani ada?" sambung Risya.

'Huh, untung aja ada lo Ris. Kalo gak mati deh gw' kataku dalam hati.

Emang Risya jago ngomong kalo saat saat seperti ini.

"Oh, bukannya dia tadi udah ke kelas ya?"

'Wadooohhhh gawaatt' pekikku dalam hati.

"Mungkin kami tadi berselisih jalan bu. Jadinya gak ketemu sama bu Sani. Kalau begitu kami permisi dulu ya bu" kata Risya.

"Oh begitu. Ya sudah kalau begitu"

Huh lega. Untunglah Risya bicara seperti itu. Jadinya kami tidak terkena hukuman.

Kami langsung kembali ke kelas. Dan ternyata benar, bu Sani sudah mulai mengajar. Kami tidak boleh ketinggalan pelajarannya, pasalnya dia adalah guru Fisika. Dan aku lemah di pelajaran itu hehehe.

Untunglah kami di perbolehkan masuk. Kami langsung duduk dan membuka buku Fisika kami.

-----

Bang Randy udah nunggu di depan gerbang sekolah, seperti biasa ia sedang berbincang dengan pak Agus satpam sekolah. Dan tak jarang juga anak perempuan di sekolah ini khususnya teman teman sekelasku meminta foto dengannya.

Dengan senang hati abangku yang genit itu menerima ajakan mereka. Hufftt aku gak tau apa reaksi kak Rita kalau ngeliat ini semua.

"Bang. Ayo balik" ajakku agak sedikit teriak agar teman temanku pergi wkwk.

"Yeh Fany selow aja dong, abangnya gak bakal di bawa pulang kok" kata Leni.

"Iya Fan. Selow, cuma mau minta foto doang kok haha" kata Selly.

"Hmm. Iya iya, udah kan fotonya? Nah bang ayok pulang, aku udah laper nih" kataku sambil menepuk nepuk kecil perutku.

"Iyaa yuk. Nanti lagi ya adik adik fotonya. Princess nya abang mau pulang tuh" kata bang Randy.

Aku kerap di panggil 'princess' oleh bang Randy. Entah alasannya apa? Tapi emang bener sih aku memang sering di perlakukan layaknya seorang putri olehnya haha. Abang yang baik.

Kami pun pulang. Di perjalanan aku kembali mengingat sosok anak lelaki seumuran dengan ku yang kujumpai tadi.

Entahlah, orang itu mirip sekali dengan si-dia masalalu ku. Tapi ia sudah pergi semenjak 1 tahun yang lalu, di saat aku kelas 11 semester 2.

Ia pindah dengan alasan yang menurutku itu bukan alasan yang sebenarnya. Ada sesuatu yang ia tutupi. Tapi aku masih belum tau itu apa?

Ia satu satunya orang yang membuatku percaya adanya first love. Tapi, kenapa harus dia?

Aku yakin, lelaki tadi itu pasti bukan dia. Gak mungkin dia kembali. Dan dia gak boleh kembali. If he back to hurt me again, i hope he will never come back.










*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
















Heeii para readers. Cerita gw yang ini seru gak? Apa garing? Apa kecepetan alurnya? Atau malah seru?~amiin~. Wkwk tapi semoga seru lah ya. Yang ada di mulmed itu Fany ya. Jangan lupa vote dan comment.

Enjoy the story guyss😎

Destiny[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang