1

6.4K 460 10
                                    



"Ibu! Ayah!"

Suara lantang milik gadis berusia tujuh tahun itu berhasil mengejutkan semua orang di sekelilinya.

Seolah tidak menghiraukan orang lain, gadis kecil itu berlari menghampiri kedua orang tuanya begitu mereka tiba menjemputnya. Jarang-jarang hal ini terjadi, gadis kecil bernama Jihye itu tak mau menyia-nyiakan kesempatan langka ini.

"Jihye!" Bukannya membalas sambutan ceria dari gadis kecilnya, wanita yang diduga mengeluarkan anak kecil tersebut dari rahimnya malah menunjukan raut kesal. Tak suka sikap Jihye seutuhnya.

Tubuh Jihye mengerut begitu tiba di sana. Ibu tersebut meloloskan kalimat dengan lantang. Ibunya, Kiko, tengah memarahinya.

Seorang pria yang berdiri di antara mereka berusaha menenangkan amarah Kiko. Sedikit tak tega melihat putri kecilnya mendapat omelan, sang ayah membela putrinya. Pria itu membawa tubuh gadis kecilnya ke dalam mobil.

Di suatu sisi, ada seorang wanita yang tengah mengerutkan kedua alisnya tatkala melihat sebuah keluarga lengkap itu dari kejauhan. Wanita itu mencoba mengingat siapa mereka yang tampak tak asing baginya.

Oh, sudahlah. Bukan urusanku. Batinnya.

Kim Taeyeon. Wanita yang sempat melupakan tujuannya kini beranjak ke halaman sekolah.

Begitu ia memasuki halaman sekolah, matanya menangkap sosok gadis kecil dengan rambut panjang yang dikepang dua dan poni yang menutup dahinya itu.

Ia duduk sambil mengayunkan kedua kaki yang tak sampai dengan lantai. Taeyeon menghela napas dalam. Taeyeon menyesal karena sudah beberapa kali ini dia terlambat menjemput putrinya.

 Taeyeon menyesal karena sudah beberapa kali ini dia terlambat menjemput putrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Yeonji!" Taeyeon memekik. "Maaf, eomma terlambat memjemputmu." Taeyeon menunjukan raut sesal.

"Tidak apa-apa, Eomma." Seolah-olah memberikan jawaban yang menenangkan, Yeonji, si gadis kecil itu, tidak mau membuat sang ibu merasa khawatir.

"Apa kita akan jalan kaki lagi?" Tanya Yeonji.

"Eum, kenapa? Bukankah jalan kaki itu menyehatkan? Apa Yeonji kelelahan? Mau ibu gendong?"

"Tidak. Yeonji tidak lelah sama sekali. Hanya saja ..," Yeonji sengaja menggantung kalimatnya, "ibu, apakah ibu berhasil menangkap penjahat hari ini?" Sambungnya mengalihkan pembicaraan. Sebenarnya kalau boleh jujur, Yeonji merasa lelah karena setelah sekolah dia harus pulang berjalan ke rumahnya, tapi Yeonji tahu bagaimana keadaan ekonomi ibunya. Gadis pintar itu tahu kalau ibunya serba kekurangan jika membahas masalah keuangan.

"Tentu saja, Sayang. Itu adalah kewajiban yang harus ibu lakukan menangkap orang jahat."

"Bagus kalau begitu. Ibu, kau sudah bekerja keras." Taeyeon hanya terkekeh manakala Yeonji mencoba menyemangatinya layaknya rekan-rekan kerjanya.

the daughter | gtae.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang