30; ending scene

2K 129 16
                                    

Hai sobat orenku❤️❤️
Part spesial sekaligus part terakhir ya..
Iya, ini terakhir kalinya aku update the daughter ㅠㅠ
Jadi kalian tidak perlu capekcapek lagi nunggu cerita ini update (emang ada yg nunggu ya thor?) 🤔
Karena ini pertama kalinya aku namatin cerita, jadi kayak suatu kebanggaan tersendiri bisa nyelesain cerita ini yg sdh berumur 3 tahunan u,u
Oke, endingnya sudah bisa kalian tebak kok☺️ cusss langsung aja ah!

***

Jiyong mengibas-ngibaskan surainya yang masih setengah basah itu. Ia hanya sengaja setengah mengeringkan dengan bantuan hairdryer. Didetik berikutnya, dia menuju dapur dan mendapati sosok Taeyeon yang sedang berdiri membelakanginya.

Jiyong berhenti melangkah sejenak. Menikmati persensi Taeyeon secara visual dengan balutan kaos putih polos yang agak kedodoran. Taeyeon sepertinya sedang memakai kaos milik Jiyong.

Di detik berikutnya, Jiyong melanjutkan langkahnya. Mendekat ke arah Taeyeon dimana ia sedang memasak untuk sarapan mereka, lantas memeluknya dari belakang dengan amat posesif. Hingga ulah Jiyong membuat Taeyeon terlonjak kaget.

"Apa yang sedang kau masak?" Jiyong sesekali mencuri ciuman dari pundak Taeyeon. Kemudian, Jiyong kembali berbicara setelah netranya melirik ke dalam teflon yang ada di atas kompor. "Ah, kau memasak daging. Kebetulan sekali, aku sedang ingin memakan mereka."

Itu terdengar seperti kalimat apresiasi untuk Taeyeon. Jiyong memang pintar membuat suasana hati Taeyeon menjadi baik. Bayangkan saja, pagi-pagi sekali Taeyeon sudah berangkat ke pasar dan membeli beberap stok makanan untuk beberapa hari ke depan.

Sebagai informasi, rumah mereka dekat dengan pusat perbelanjaan. Pasar tradisional yang menyediakan bahan makanan mentah dan shopping place bisa dijangkau hanya dengan menggunakan telapak kaki.

Disisi lain, tanpa sepengetahuan Jiyong, Taeyeon menyunggingkan ke dua sudut bibirnya. Taeyeon tersenyum karena Jiyong telah menghargai usahanya di pagi hari meskipun hanya dengan kalimat sederhana.

"Ada satu hal yang ingin aku katakan sejak kemarin." Jiyong berbisik impulsif tepat di telinga Taeyeon. "Kau mau mendengarkannya?" Lanjut Jiyong, membuat tubuh Taeyeon merinding akibat embusan Jiyong yang menggelitik telinganya.

"Katakanlah." Taeyeon menyahut singkat.

"Yeonji bilang, ia menginginkan seorang adik." Jiyong masih berbisik, kali ini kelewat pelan dengan menggunakan nada sensualnya.

Segera setelah kalimat itu terlontar, Taeyeon menghentikan aktivitasnya memotong daun bawang. Jiyong kini telah berani membuat kedekatan mereka menjadi lebih intim, jemarinya bergerak membuat pola abstrak melalui sentuhan dan usapan ringan di paha Taeyeon. Membuat napas perempuan itu menjadi tak beraturan.

Sekarang, Taeyeon mengerti alasan judul artikel yang pernah dibacanya sekilas mengatakan tidak boleh memakai hot pants di pagi hari. Ini karena akan mengundang setan mesum di otak Jiyong yang telah bergumul sejak lama.

Melihat wanitanya seperti tidak ada tanda-tanda perlawanan, Jiyong membuat sebuah tawaran yang membuat jantung wanita itu nyaris lepas dari singgah sana. "Mau mencoba membuatnya sekarang, hum?"

Tidak ada jawaban cepat dari Taeyeon. Wanita itu justru membiarkan dirinya tenggelam merasakan desiran aneh di dalam tubuhnya. Tanpa sepengetahuan Jiyong, Taeyeon kini menggigit bibir bawahnya. Dan sialnya lagi, kepala Taeyeon nyaris terangkat tinggi akibat sentuhan Jiyong yang beralih naik hingga menyelusup ke dalam kaosnya.

Jiyong memang sialan. Sengaja membangunkan libido di dalam tubuh Taeyeon melalui bisikan dan sentuhan-sentuhan kecil itu. Meski lelaki itu tahu peluang besar Taeyeon akan menolaknya, tapi itu tidak apa-apa. Dia akan bermain perlahan-lahan. Tidak ingin membuatnya marah kembali karena terlalu banyak menuntut.

the daughter | gtae.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang