***Pria itu menempelkan jari telunjuk ke mulutnya begitu menyadari si gadis kecil yang sudah terduduk di atas ranjang tengah mengerjap-ngerjapkan matanya. Jiyong menyuruh Yeonji diam tatkala gadis kecil itu terlonjak kaget hendak menyebut namanya. Jiyong berjalan mendekat ke arah Yeonji kemudian berbisik-bisik, "jangan berisik nanti eomma bangun."
Yeonji mengangguk sambil ikut menempelkan jari telunjuk ke bibirnya yang mengatup.
"Mau bermain dengan Paman?"
Yeonji mengangguk semangat sambil tersenyum sebagai jawaban. Sepersekian detik, Jiyong mengangkat tubuh Yeonji dari ranjang. Membawa kakinya berpijak dengan lantai. Barangkali derap langkah yang mereka timbulkan akan membangunkan Taeyeon yang masih tertutup oleh selimut, dengan langkah berjinjit-jinjit penuh kehati-hatian Jiyong menarik tangan Yeonji keluar kamar. Menyentuh dan memutar knop pintu dengan amat pelan lantaran takut akan menimbulkan decitan pintu.
Mereka pergi ke halaman rumah. Gingerㅡanjing Taeyeon, mendadak berlari mengekori mereka.
"Siapa nama anjing ini, Yeonji?" Tanya Jiyong setelah duduk di atas rumput hijau di halaman rumah sembari mengelus bulu Ginger.
"Ginger."
Jiyong mengangkat Ginger ke atas pangkuannya sementara Yeonji mengambil sebuah benda kecil berwarna pink yang biasa ia gunakan untuk bermain dengan Ginger.
"Ginger, Ginger!" Yeonji memekik nama anjingnya, memanerkan benda kecil berwarna pink yang ada di tangannya pada Ginger, kemudian melemparnya ke sembarang arah. Dengan sigap, maka Ginger berlari mengambil benda tersebut.
Anjing jinak itu kembali sambil membawa benda kecil berwarna pink yang dilempar tadi. Sementara Yeonji menyambut kedatangan anjingnya sambil mengelus bulunya.
Selang beberapa detik, Jiyong mendekat ke arah merekaㅡYeonji dan Ginger. Kemudian tidak membutuhkan waktu yang lama untuk Jiyong mengambil alih permainan. Mereka saling melempar galak tawa satu sama lain. Terlalu asyik bermain dengan Ginger sampai-sampai berlari mengitari halamanㅡyang memang tidak terlalu luas, membuat mereka agak kelelahan. Sejurus kemudian, Jiyong merentangkan kedua tangannya sembari memekik nama Yeonji, membuat si pemilik nama berlari setelah menoleh.
Jiyong mengangkat tubuh Yeonji ke dalam dekapannya. Sementara Yeonji yang merasakan kakinya tidak berpijak dengan apapun mengalungkan tangannya di leher Jiyong.
"Samchun, apakah aku dan Jihye adalah saudara?" Tanya Yeonji setelah mengakhiri tawanya.
"Tentu saja, kita semua adalah saudara." Jiyong memyahut serta merta.
"Lalu, apakah Samchun adalah Ayah Yeonji?" Mendadak pria yang tengah menyelami wajah polos Yeonji itu diam seketika. Bibirnya sedikit bergerak hendak menyahut, tapi kerongkonganya tercekat untuk sesaat. Begitu menyiksa ketika tubuh dan otak tidak sejalan lagi.
Memang jauh sebelum-sebelum ini Jiyong sempat merasakan ada ikatan yang tidak biasa antara dirinya dan Yeonji. Ia juga sempat mencurigai Taeyeon yang menyembunyikan sesuatu tentang Yeonji darinya. Bahkan Jiyong memastikan serta merta pada Taeyeon di dalam toilet itu. Akan tetapi, semua yang ia rasakan belum seratus persen benar adanya. Apalagi saat Taeyeon mengelak. Hal itu membuat Jiyong memutuskan untuk berhenti menyelidiki lebih jauh. Mendengar pertanyaan Yeonji yang terlontar beberapa detik lalu membuatnya berubah pikiran. Ia ingin melanjutkan penyelidikan mengenai status Yeonji.
KAMU SEDANG MEMBACA
the daughter | gtae.
Fanfiction(Cerita sudah tamat) Dari lubuk hati yang paling dalam, pria tersebut masih menginginkan kehadirannya.