25

1.2K 130 10
                                    

Seharusnya, Kim Taeyeon tertawa bahagia untuk saat ini. Bahagia karena kini kemenangan dan keadilan berpihak kepadanya. Akan tetapi, hati nurani sebagai sesama seorang perempuan sekaligus seorang ibu agaknya menahannya untuk tidak melakukan hal sebengis itu.

Taeyeon hanya mampu menghela napas berat. Keputusan hakim adalah harapan sebagai bentuk akhir dari penderitaan yang ia alami selama ini. Usaha keras dalam upaya mengumpulkan beberapa bukti yang cukup kuat untuk lepas dari ancaman wanita itu sepertinya tidak sia-sia. Ya, hakim baru saja memutuskan bahwa Kiko pantas mendapatkan hukuman atas apa yang telah ia perbuat.

Taeyeon lekas mendekap tubuh mungil gadisnya --mengangkat tubuh Yeonji sambil menangis sesegukan di bahunya. Bahkan beberapa teman dan rekan kerja Taeyeon yang turut hadir tidak sungkan memberikan ucapan selamat atas kemenangannya.

"Putrimu sangat cantik. Kau pantas hidup bahagia bersamanya." Ujar salah satu rekan kerjanya, kemudian berangsur meninggalkan ruang sidang satu persatu.

Sekarang adalah giliran Nyonya Kwon yang mendekat sambil memasang raut sesalnya. Sejurus kemudian ketika mereka sudah saling berhadapan, tubuh Nyonya Kwon mendadak membungkuk, namun hal tersebut tidak jadi tatkala Taeyeon menahan bahu Nyonya Kwon setelah menurunkan tubuh Yeonji darinya.

"Jangan lakukan ini. Kita sudah sepakat saling memaafkan," kata Taeyeon diiringi dengan senyum hangat.

Nyonya Kwon tersadar. Mereka berdua saling bertemu beberapa hari yang lalu. Mereka harus bersyukur pada Jiyong. Jiyong lah yang mempertemukan mereka dan menyelesaikan kesalahpahaman diantara Nyonya Kwon dan Taeyeon selama ini.

"Ibu jangan terlalu banyak pikiran. Pulanglah bersama Dami. Aku akan bicara dulu dengan Taeyeon," tiba-tiba Jiyong berada di samping Nyonya Kwon.

Nyonya Kwon mengangguk. Lantas, ia menyejajarkan tubuhnya dengan Yeonji. "Sayang, bermainlah di rumah nenek, ya? Nenek akan buatkan makanan terenak nanti. Jangan lupa ajak mamamu, hum?"

Yeonji mengangguk sambil tersenyum. "Eum." Dan diakhiri kecupan di kening Yeonji sebelum Nyonya Kwon akhirnya meninggalkan mereka bertiga.

"Yeonji," Jiyong bersuara. Ia mendadak mengalihkan perhatiannya pada Yeonji setelah tadi sempat melirik Taeyeon yang terlihat dalam keadaan canggung begitu juga dengan dirinya. Sekarang rasanya memang berbeda. Nyaman dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kedamaian sudah berpihak pada Taeyeon dan Jiyong. Kalau Jiyong prediksi, presentasi untuk menarik hati Taeyeon lagi jauh lebih besar. Sepertinya Jiyong akan menggunakan cara seperti pada umumnya. Ya, meskipun Yeonji sudah menaruh perhatian pada Jiyong sejak lama, tapi setidaknya Jiyong ingin memperlihatkan kedekatan mereka—Yeonji dan Jiyong.

"Hari ini Seoul Land Park sedang mengadakan diskon bagi pengunjung yang datang dibawah pukul sepuluh pagi. Apakah Yeonji mau pergi ke sana bersama Appa?"

Tanpa berpikir dua kali, Yeonji langsung menjawab setuju.

Pergi ke Seoul Land Park merupakan salah satu impian Yeonji. Mengingat betapa sibuknya Taeyeon karena masalah pekerjaan hingga membuat mereka tidak sempat menghabiskan waktu bersama di sana. Banyak wahana yang tersedia di sana seperti roller coaster bahkan sampai wahana terekstrim seperti bungee jump yang lokasinya tepat di atas danau pun tersedia. Tentunya wahana ini teruntuk orang dewasa.

Yeonji terpana melihat beberapa teriakan orang yang sedang menaiki roller coaster. Baru beberapa langkah memasuki Seoul Land Park dari pintu utama langsung disuguhi oleh wahana tersebut. Namun, teriakan tersebut tidak membuat nyali Yeonji ciut. Dia sepertinya menginginkan wahan itu. Berbeda dengan Taeyeon yang tengah menyembunyikan rasa ketegangannya.

"Yeonji, apa yang ingin kau naiki untuk pertama kali?" Tanya Jiyong sambil mengedarkan pandangannya ke segala wahana. Mengamatinya satu persatu.

"Aku ingin naik yang tidak terlalu menakutkan terlebih duhulu. Aku ingin naik itu!" Jari telunjuk Yeonji mengarah pada wahana kuda-kudaan yang berputar.

the daughter | gtae.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang