27

1.4K 153 20
                                    

JIYONG terkapar lemas dan tak berdaya setelah beberapa jam yang lalu memuntahkan seluruh isi di dalam perutnya. Badannya panas saat telapak tangan Taeyeon yang memeriksa keningnya. Meskipun begitu, Jiyong masih bersikukuh pada pendiriannya, menolak tawaran Taeyeon yang akan menemaninya ke dokter.

Jiyong menolak dengan tegas. Yang dia inginkan adalah lekas sampai apartemen dan tidur di ranjang nyamannya.

Sekarang Taeyeon menyadari, mengapa lelaki ini bersikeras ingin menghentikan permintaan Yeonji dan lebih memilih membuat kesepakatan dengan Yeonji, itu semua karena trauma Jiyong terhadap ketinggian. Taeyeon bahkan baru tahu tentang trauma yang Jiyong miliki setelah lelaki itu langsung muntah saat mereka berhasil mendarat dari permainan bungee jump.

Sepanjang perjalanan menuju apartemen Jiyong, Taeyeon yang membawa mobil menjadi tak fokus karena Jiyong menggeram kesakitan. Katanya mual, pusing, lemas, itulah yang Jiyong rasakan.

Kalau sudah seperti ini, siapa yang pantas disalahkan?

"Pokoknya kita ke rumah sakit. Titik!"

Taeyeon akhirnya memutuskan secara sepihak, membelokan stir mobil ke kiri secara spontan menuju rumah sakit.

Yeonji duduk di belakang sendiri. Dia juga merasa khawatir dan bersalah sekaligus.

"Appa, gwenchana?" Yeonji mendekatkan dirinya ke arah Jiyong yang berada di depan.

"Eum. Gwenchana." Katanya lemas dengan mata yang terpejam.

"Maafkan Yeonji." Yeonji mulai berkaca-kaca, Taeyeon melihatnya dari spion atas.

"Yeonji, kembali duduk di kursimu sebelum kita tiba di rumah sakit."

Taeyeon memerintah bukan karena sedang memarahi Yeonji, hal ini semata-mata karena keselamatan Yeonji. Bisa saja tiba-tiba Taeyeon mengerem mendadak hingga membuat tubuh Yeonji terpental ke depan. Ya, namanya kecelakaan tidak ada yang tahu kapan terjadi. Semua Taeyeon pahami dari kasus-kasus kecelakaan yang ia tangani sebelumnya. Tujuh puluh persen anak meninggal dunia saat kecelakaan mobil karena keteledoran orang tua.

***

Yeonji sangat amat merasa bersalah pada Jiyong. Dia bahkan menemani Jiyong tidur semalam setelah merengek pada Taeyeon untuk menjaga Jiyong sampai sembuh.

Tidak hanya itu saja, dia bahkan merawat Jiyong seperti memasang handuk kompres di dahi Jiyong setelah diberitahu bagaimana caranya mengompres oleh Taeyeon. Kepedulian Yeonji tidak sampai di situ, Yeonji juga memijit tangan dan kaki Jiyong.

Taeyeon menyuruh Yeonji berhenti karena saat itu mendekati waktu tidur Yeonji. Taeyeon bilang, ia yang akan melanjutkan merawat Jiyong.

Dan ketika fajar mulai menyingsing, Taeyeon menyadari, kalau ia hanya tidur selama dua jam. Selepas itu, ia bangun dan memeriksa apa yang ada di dalam kulkas yang dapat ia gunakan untuk sarapan bertiga.

Taeyeon tidak menemukan apa-apa di salam sana. Taeyeon memaklumi hal ini karena Jiyong seorang pria yang sibuk apalagi ia hanya tinggal sendirian, mungkin masak di rumah akan menjadi sebuah kesia-siaan.

Taeyeon memikirkan menu apa yang akan ia masak sebelum pergi ke supermaket terdekat. Mungkin sup hangat untuk Yeonji dan bubur untuk Jiyong terlihat cocok. Yeonji menyukai sup hangat sebagai sarapan, oh ya, kalau dipikir-pikir ternyata sudah lama sekali Taeyeon tidak membuatkan sup hangat untuknya terhitung semenjak ia tinggal dengan keluarga Jiyong. Dan bubur sangat baik untuk orang sakit apalagi untuk Jiyong yang kemarin merasa mual.

the daughter | gtae.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang